Amenorrhea adalah kondisi saat wanita tidak mengalami haid atau menstruasi selama 3 siklus berturut-turut atau lebih. Istilah amenorrhea juga digunakan untuk kondisi ketika anak perempuan yang sudah berusia 15 tahun belum pernah mengalami menstruasi.

Amenorrhea dapat disebabkan oleh hal alami seperti kehamilan, atau dapat juga menjadi tanda masalah kesehatan. Selain tidak menstruasi, ada beberapa tanda dan gejala yang mungkin timbul menyertai kondisi amenorrhea, seperti kerontokan rambut, sakit kepala, nyeri panggul, munculnya jerawat, dan tumbuhnya bulu-bulu halus pada wajah.

Amenorrhea Dapat Mengganggu Kaum Wanita, Kenali Penyebabnya - Alodokter

Amenorrhea terbagi menjadi dua, yaitu amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder. Kedua jenis amenorrhea tersebut disebabkan oleh kondisi yang berbeda-beda.

Amenorrhea Primer

Amenorrhea primer adalah kondisi saat remaja putri tak kunjung memperoleh menstruasi meski sudah memasuki masa pubertas, yaitu sekitar usia 15–16 tahun. Amenorrhea primer bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1. Kelainan kromosom atau genetik

Faktor keturunan atau adanya kelainan genetik dapat memengaruhi fungsi indung telur dan siklus haid menjadi tidak lancar. Contoh kelainan genetik yang dapat menyebabkan amenorrhea primer adalah sindrom Turner dan sindrom insensitivitas androgen.

2. Terganggunya kelenjar hipofisis

Terganggunya kelenjar hipofisis di otak dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi, sehingga menghambat terjadinya menstruasi.

3. Hymen imperforata

Kelainan lahir ketika selaput dara menutupi vagina sepenuhnya (hymen imperforata) juga menyebabkan amenorrhea primer.

Amenorrhea Sekunder

Amenorrhea sekunder adalah kondisi ketika wanita yang biasanya memiliki siklus menstruasi normal menjadi tidak mestruasi selama 3 bulan atau lebih. Amenorrhea sekunder bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Penyebab alami

Kehamilan adalah penyebab alami paling utama dari amenorrhea sekunder. Selain itu, menyusui dan menopause juga dapat menyebabkan wanita menjadi tidak menstruasi selama lebih dari 3 bulan.

2. Ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari adanya tumor pada kelenjar hipofisis, kadar estrogen yang rendah, kadar testosteron yang tinggi (hiperandrogenisme), dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).

3. Kondisi medis dan penggunaan obat-obatan

Kondisi medis dan pengobatan tertentu juga dapat menyebabkan terjadinya amenorrhea sekunder. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

  • Penggunaan alat kontrasepsi

Kontrasepsi hormonal seperti pil KB dan KB suntik dapat menyebabkan wanita tidak mengalami menstruasi. Setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, butuh beberapa minggu agar siklus menstruasi menjadi teratur kembali.

  • Konsumsi obat-obatan

Obat-obatan seperti antidepresan dan obat antiepilepsi dapat meningkatkan hormon yang mencegah terjadinya ovulasi dan menstruasi.

Kemoterapi dan perawatan radiasi

Pengobatan kanker dapat menghancurkan sel telur di ovarium, sehingga menyebabkan wanita tidak mengalami menstruasi.

  • Penumpukan jaringan parut di lapisan rahim

Hal ini dapat mencegah peluruhan normal lapisan endometrium dalam siklus menstruasi, seperti yang terjadi pada sindrom Asherman.

4. Gaya hidup

Gaya hidup juga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya amenorrhea sekunder. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

  • Berat badan sangat rendah

Berat badan sangat rendah yang disebabkan oleh gangguan makan atau diet yang tidak sehat dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, sehingga menyebabkan gangguan siklus menstruasi.

  • Kebiasaan olahraga berlebih

Olahraga berat yang dilakukan secara rutin dapat menurunkan kadar lemak serta meningkatkan kadar hormon beta endorphin dan katekolamin di dalam tubuh. Kondisi ini dapat mengganggu kerja hormon estrogen dan progesteron yang berperan penting dalam terjadinya menstruasi.

  • Stres berlebih

Stres berlebih dapat menyebabkan gangguan pada hipotalamus, yakni bagian otak yang mengatur hormon reproduksi. Kondisi ini membuat pelepasan sel telur (ovulasi) dan menstruasi terhenti.

Amenorrhea yang terjadi sesekali dan sembuh dengan sendirinya mungkin tidak berbahaya. Akan tetapi, jika Anda sering kali mengalami kondisi ini, kemungkinan Anda akan sulit untuk menentukan masa subur, sehingga menjadi lebih sulit untuk hamil. Kondisi seperti ini harus diperiksakan ke dokter kandungan.

Periksakan diri Anda ke dokter jika Anda belum mendapat menstruasi hingga berusia 15 tahun atau lebih, tidak menstruasi selama 3 siklus berturut-turut atau lebih, keluar ASI dari payudara meski tidak hamil atau menyusui, atau mengalami pertumbuhan bulu tubuh yang berlebihan.

Dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi amenorrhea yang Anda derita berdasarkan penyebabnya. Jika setelah pemeriksaan tidak ditemukan kelainan, kemungkinan amenorrhea disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan tidak memerlukan pengobatan. Menerapka pola hidup sehat dapat dilakukan agar menstruasi dapat kembali lancar.

Namun, jika amenorrhea yang Anda alami disebabkan oleh kondisi lain, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan untuk mengatasi kondisi tersebut, sehingga siklus menstruasi Anda bisa kembali normal.