Anabolisme adalah salah satu reaksi alami di dalam tubuh untuk membentuk suatu zat atau molekul. Proses ini memungkinkan tubuh untuk tumbuh dan memperbaiki kerusakan jaringan. Dalam proses anabolisme terdapat peran beberapa hormon.
Di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung proses biokimiawi yang disebut metabolisme. Ada dua jenis reaksi metabolisme, yaitu katabolisme dan anabolisme.
Reaksi katabolisme bertujuan untuk memecah molekul-molekul kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat digunakan oleh tubuh. Sebaliknya, anabolisme bertujuan untuk membentuk molekul-molekul yang kompleks bersumber dari molekul yang sederhana.
Fungsi Reaksi Anabolisme di Dalam Tubuh
Anabolisme memungkinkan tubuh untuk membentuk atau menghasilkan sel-sel baru dan memelihara jaringan tubuh. Proses ini menggunakan energi yang dihasilkan dari reaksi katabolisme serta dibantu oleh berbagai hormon dan enzim untuk membentuk dan memperbaiki sel serta jaringan.
Contoh proses anabolisme adalah pembentukan dan pertumbuhan tulang serta peningkatan massa otot. Selain itu, anabolisme juga berperan penting dalam penyembuhan luka di kulit dengan cara membentuk jaringan baru di sekitar luka. Dengan begitu, luka menjadi lebih cepat sembuh.
Peranan Hormon pada Reaksi Anabolisme
Dalam reaksi anabolisme terdapat beberapa hormon yang berperan di dalamnya. Hormon-hormon tersebut di antaranya adalah:
1. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari atau kelenjar kecil di bagian bawah otak. Seperti namanya, hormon ini berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh.
Terlalu banyak hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan seseorang tumbuh lebih tinggi dari rata-rata atau disebut juga gigantisme. Namun, hormon pertumbuhan yang terlalu sedikit bisa menyebabkan tinggi tubuh kurang dari rata-rata atau dwarfisme.
2. Insulin-like growth factors (IGF-1 dan IGF-2)
Hormon ini menstimulasi produksi protein dan lemak dalam tubuh. IGF-I dan IGF-2, yang bekerja sama dengan hormon pertumbuhan, berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang serta berbagai jaringan tubuh, termasuk kelenjar susu.
Insulin-like growth factors juga mengendalikan produksi hormon pertumbuhan oleh kelenjar hipofisis, serta produksi kadar gula dalam darah.
3. Insulin
Hormon insulin diproduksi oleh kelenjar pankreas. Insulin bertugas mengatur kadar glukosa dalam darah, membantu tubuh mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, serta menyimpan cadangan energi.
Sel tubuh tidak akan mampu memanfaatkan glukosa tanpa insulin. Oleh karena itu, peran hormon ini sangatlah penting dalam metabolisme tubuh, khususnya pada proses anabolisme.
4. Testosteron
Testosteron adalah hormon laki-laki yang diproduksi di testis. Hormon ini memiliki peran pada proses pembentukan sperma dan perkembangan karakteristik seks pria, seperti suara yang lebih berat, otot yang lebih besar, dan pertumbuhan rambut di wajah serta tubuh.
Hormon testosteron juga memainkan peran penting di seluruh tubuh karena berpengaruh pada fungsi organ otak, tulang dan massa otot, distribusi lemak, sistem pembuluh darah, tingkat energi, serta organ dan fungsi seksual.
Tidak hanya pada pria, hormon testosteron juga diproduksi dalam tubuh wanita, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Pada wanita, hormon ini diproduksi di ovarium.
5. Estrogen
Estrogen adalah hormon wanita yang diproduksi di dalam ovarium dan plasenta selama kehamilan. Hormon estrogen bertanggung jawab dalam memperkuat jaringan tulang, penebalan jaringan di rahim (endometrium), siklus menstruasi, serta mengembangkan karakteristik bentuk tubuh perempuan, seperti payudara.
Dalam jumlah kecil, hormon estrogen juga diproduksi di jaringan lemak dan otot. Ini adalah sumber utama estrogen pada wanita yang telah melalui masa menopause. Hormon ini sebenarnya juga diproduksi pada tubuh pria, tetapi jumlahnya lebih sedikit.
Tanpa bantuan hormon-hormon di atas, reaksi anabolisme tidak akan berjalan lancar sehingga kelangsungan pertumbuhan sel di dalam jaringan dan organ tubuh tidak akan terjadi.
Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala gangguan pada hormon, segera konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan penanganan sebelum kondisi tersebut memengaruhi proses anabolisme di dalam tubuh Anda.