Apakah bisul menular sering menjadi pertanyaan saat anggota keluarga atau anak mengalami benjolan merah berisi nanah di kulit. Kekhawatiran ini wajar, terutama jika sering terjadi kontak fisik atau penggunaan barang pribadi secara bersama-sama.
Bisul adalah infeksi kulit yang ditandai dengan benjolan merah, terasa nyeri, dan berisi nanah. Kondisi ini biasanya bermula dari infeksi pada folikel rambut, lalu berkembang menjadi pembengkakan yang makin membesar. Bisul dapat muncul di berbagai area tubuh, seperti wajah, leher, ketiak, payudara, bokong, atau paha.

Karena bisul melibatkan infeksi dan kerap muncul di area yang mudah bergesekan atau berkontak dengan orang lain, wajar jika banyak orang merasa khawatir, terutama bila dialami oleh anak atau anggota keluarga serumah. Dalam kondisi seperti ini, apakah bisul menular menjadi pertanyaan yang sering muncul.
Apakah Bisul Menular dan Bagaimana Proses Penularannya?
Bisul adalah infeksi kulit yang umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini sebenarnya dapat hidup di permukaan kulit tanpa menimbulkan keluhan. Namun, saat bakteri masuk ke dalam kulit melalui luka kecil, goresan, atau kulit yang sedang iritasi, infeksi dapat terjadi dan berkembang menjadi bisul.
Lalu, apakah bisul menular? Bisul memang bisa menular, tetapi yang menular adalah bakteri penyebabnya, bukan benjolan bisul itu sendiri. Penularan bisul dapat terjadi melalui beberapa cara berikut:
- Kontak langsung dengan nanah bisul yang pecah, terutama jika ada luka terbuka atau lecet
- Berbagi barang pribadi, seperti handuk, pakaian, sprei, alat cukur, atau perlengkapan mandi yang digunakan bersama
- Menyentuh bisul lalu menyentuh kulit tanpa mencuci tangan
Risiko penularan bisul akan semakin meningkat di lingkungan yang padat, lembap, dan sering kontak kulit ke kulit, seperti di rumah dengan banyak anggota keluarga, sekolah, asrama, atau tempat olahraga.
Cara Mencegah Penularan Bakteri Penyebab Bisul
Untuk mencegah penularan bakteri penyebab bisul, beberapa langkah pencegahan berikut dapat membantu menurunkan risiko penyebarannya:
- Cuci tangan dengan sabun secara rutin, terutama sebelum dan sesudah menyentuh bisul atau mengganti perban.
- Hindari berbagi barang pribadi, seperti handuk, pakaian, selimut, atau alat cukur, dengan orang lain.
- Tutup bisul menggunakan perban bersih, terutama jika bisul sudah pecah. Ganti perban secara rutin, sekitar 2–3 kali sehari atau setiap kali perban basah dan kotor.
- Segera bersihkan dan rawat luka terbuka agar bakteri tidak mudah masuk dan menyebabkan infeksi.
Itulah jawaban dari pertanyaan apakah bisul menular atau tidak. Dengan memahaminya serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan dan kekambuhan bisul dapat diminimalkan.
Bila Anda masih ragu atau ingin memastikan kondisi bisul yang dialami, segera konsultasikan dengan dokter. Anda dapat menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan penjelasan terpercaya serta saran penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.