Auditory processing disorder adalah kondisi ketika otak tidak bisa mengolah suara yang didengar dengan baik. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan koordinasi saraf antara telinga dan otak. Akibatnya, penderita auditory processing disorder sering kali salah menerima informasi.

Auditory processing disorder bisa menyebabkan penderitanya sulit membedakan kata yang mirip. Sebagai contoh, ketika ada yang mengatakan “Tolong, bagikan kotak ini,” penderita mungkin mendengar “Tolong, berikan katak ini.” Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kondisi ini tidak sama dengan tuli dan gangguan belajar.

APD - Alodokter

Auditory processing disorder disebut juga dengan central auditory processing disorder. Meski bisa terjadi pada siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama anak laki-laki.

Penyebab Auditory Processing Disorder

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan auditory processing disorder. Meski demikian, kondisi ini terkait dengan beberapa penyakit atau kondisi berikut:

Gejala Auditory Processing Disorder

Gejala auditory processing disorder dapat bervariasi pada setiap penderita, mulai dari ringan sampai berat. Beberapa gejalanya adalah:

  • Sulit membedakan kata dengan bunyi yang mirip, seperti kotak dengan katak
  • Sulit memahami pembicaraan, terutama ketika suasana ramai, saat orang lain berbicara terlalu cepat, atau saat ada lebih dari satu orang yang berbicara
  • Sulit berkonsentrasi atau menaruh perhatian pada pembicaraan sehingga butuh waktu lama untuk memberi respons dan sering meminta orang lain mengulang perkataannya
  • Sulit mengingat perintah yang diucapkan, terutama jika perintah tersebut terdiri dari beberapa tahapan
  • Sulit mempelajari atau menikmati musik
  • Sulit menemukan sumber suara

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas. Pada anak-anak usia sekolah, auditory processing disorder yang tidak dideteksi dan diatasi sejak dini dapat menyebabkan gangguan belajar. Selain itu, kondisi ini juga bisa memengaruhi kemampuan berbahasa serta berbicara.

Auditory processing disorder sering kali dikaitkan dengan disleksia atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Ketiga kondisi ini terkadang terlihat mirip, tetapi memiliki perbedaan yang mendasar. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Diagnosis Auditory Processing Disorder

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tes pendengaran. Berbeda dengan tes pendengaran pada umumnya, pemeriksaan pada auditory processing disorder dilakukan secara lebih rumit dan spesifik, seperti:

  • Menguji kemampuan pasien ketika mendengar suara dengan latar kebisingan yang berbeda-beda
  • Menguji kemampuan pendengaran pasien saat berbicara dengan orang yang bicaranya cepat
  • Menguji kemampuan mendengar pasien saat berbicara dengan orang yang berbeda aksen
  • Menguji kemampuan mendengar pasien pada kondisi dengan kualitas suaranya kurang baik

Selain tes-tes di atas, dokter juga akan melakukan tes pendengaran menggunakan elektroda. Tes ini dilakukan dengan memakaikan headphone ke telinga pasien dan memasang elektroda di kepala pasien, untuk menilai respons otak pasien terhadap suara.

Dokter juga akan melakukan tes kemampuan bicara dan bahasa serta pemeriksaan kognitif untuk menilai pola pikir pasien. Tes untuk mendiagnosis auditory processing disorder dapat dilakukan ketika anak sudah berusia 7 tahun atau lebih.

Pengobatan Auditory Processing Disorder

Auditory processing disorder belum bisa diobati. Meski demikian, ada beberapa metode pengobatan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan mendengar pasien.

Khusus pada anak-anak, sistem pendengarannya belum terbentuk sempurna hingga ia beranjak remaja. Oleh karena itu, anak dengan auditory processing disorder dapat melatih dan mengembangkan kemampuan mendengarnya seiring pertambahan usia.

Terapi untuk auditory processing disorder dapat dilakukan dengan bantuan dokter atau secara mandiri di rumah. Beberapa terapi tersebut adalah:

  • Terapi pendengaran
    Terapi pendengaran bertujuan untuk melatih otak pasien menganalisis suara secara lebih baik. Caranya adalah dengan berlatih mendeteksi sumber suara dan fokus mendengar suara tertentu ketika ada kebisingan
  • Terapi wicara
    Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan mengenali suara. Terapi ini juga bisa dilakukan pada pasien yang kesulitan membaca
  • Terapi lain
    Terapi lain yang dapat dilakukan adalah latihan untuk mengingat sesuatu dan memecahkan masalah

Selain terapi di atas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pasien untuk membantu meningkatkan kemampuan dengar, yaitu:

  • Memilih tempat duduk di barisan depan saat guru mengajar
  • Mengurangi atau menghilangkan suara yang dapat menimbulkan bising seperti TV, kipas angin, atau radio
  • Menggunakan frequency modulation, yaitu alat pengeras suara yang tersambung dengan telinga pasien

Bagi keluarga atau rekan pasien, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu melatih kemampuan mendengar pasien, yaitu:

  • Menghindari berbicara yang cepat, kurang jelas, atau panjang lebar kepada pasien
  • Mengucapkan kata per kata dengan sangat jelas sehingga pasien mengerti kalimat yang disampaikan
  • Menggunakan gambar untuk membantu pasien memahami maksud yang ingin disampaikan
  • Menekankan pesan atau perintah yang ingin disampaikan kepada pasien
  • Mengulang informasi sampai pasien mengerti betul maksud pembicaraan

Komplikasi Auditory Processing Disorder

Auditory processing disorder tidak menimbulkan komplikasi serius. Namun, jika terlambat ditangani, kondisi ini dapat menimbukan gangguan belajar.

Perlu diketahui, anak-anak yang menderita kondisi ini dapat hidup normal dan meraih prestasi seperti anak-anak lain, asalkan lingkungan di sekitarnya bisa mendukung proses perkembangan kemampuan mendengarnya.

Pencegahan Auditory Processing Disorder

Seperti yang telah dijelaskan di atas, penyebab auditory processing disorder belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, cara untuk mencegah penyakit ini juga belum diketahui.

Meski demikian, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya auditory processing disorder dengan menghindari faktor-faktor risikonya, terutama ketika sedang hamil. Caranya adalah dengan:

  • Menerapkan gaya hidup bersih, seperti rutin mencuci tangan
  • Menghindari paparan zat kimia, termasuk timah dan asap rokok
  • Memeriksakan kehamilan ke dokter secara berkala
  • Melakukan imunisasi sesuai jadwal, baik untuk ibu maupun bayi
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Menghindari konsumsi makanan yang berbahaya untuk ibu hamil