Bayi ngorok di minggu awal kelahirannya adalah kondisi yang normal terjadi. Namun, Bunda harus tetap waspada, karena ini bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami gangguan kesehatan bila terjadi secara terus-menerus atau suara ngorok terdengar sangat keras.

Bayi baru lahir yang sedang tidur biasanya bernapas sambil mengeluarkan suara atau dengkuran. Hal ini karena saluran pernapasannya masih sempit dan berisi banyak lendir. Suara ngorok pada bayi biasanya hilang ketika saluran pernapasannya telah berkembang sempurna dan ia sudah mampu menelan ludah.

Bayi Ngorok, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Berbagai Penyebab Bayi Ngorok

Meski umumnya normal dan tidak membahayakan, bayi yang sering ngorok dan tidur dengan mulut terbuka bisa disebabkan oleh beberapa gangguan, seperti:

1. Hidung tersumbat

Bayi mengorok atau mendengkur umumnya terjadi karena hidung tersumbat. Ada berbagai penyebab hidung tersumbat, tetapi paling sering biasanya akibat pilek dan alergi. Jika disebabkan oleh pilek, Bunda bisa menggunakan obat tetes garam yang diresepkan dokter untuk meredakan hidung tersumbat dan dengkuran pada bayi.

Bila penyebab hidung tersumbat akibat alergi, misalnya alergi debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, atau asap, Bunda juga disarankan untuk membawa Si kecil ke dokter agar bisa diberikan obat alergi yang cocok.

2. Kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan juga bisa menjadi penyebab bayi ngorok. Ini terjadi karena jaringan lemak di leher bisa menekan tenggorokan bayi saat tidur. Tekanan ini bisa menyebabkan penyempitan jalan napas hingga memicu dengkuran saat tidur.

3. Pembengkakan amandel

Radang amandel juga termasuk penyebab ngorok pada bayi dan anak-anak yang cukup sering terjadi. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi juga bisa karena infeksi bakteri.

Selain ngorok saat tidur, gejala radang amandel pada bayi bisa berupa meningkatnya produksi air liur, bayi tidak mau menyusu, demam, dan rewel karena kesakitan.

4. Asma

Asma pada bayi bisa menyebabkan penyempitan dan pembengkakan saluran udara serta peningkatan produksi lendir. Semua hal ini bisa menimbulkan masalah pernapasan yang ditandai dengan mendengkur saat tidur.

Selain itu, gejala asma lain yang bisa dikenali adalah napas cepat, napas berbunyi ‘ngik’, dan bayi kesulitan menyusu.

5. Kelainan pada hidung

Pada kasus tertentu, bayi ngorok juga bisa disebabkan oleh kelainan pada hidung, misalnya sekat hidung yang miring atau deviasi septum.

Apabila tulang septum miring ke salah satu sisi, kondisi ini bisa menyebabkan terhambatnya salah satu saluran pernapasan. Akibatnya, bayi bernapas hanya menggunakan satu lubang hidung dan menimbulkan gangguan pernapasan serta bunyi ngorok saat ia tidur.

Selain itu, gangguan pada proses pembentukan laring, yaitu tempat pita suara berada, dan sleep apnea juga bisa menyebabkan bayi ngorok. Namun, kedua kondisi ini biasanya jarang terjadi.

Cara Mencegah dan Mengatasi Bayi Ngorok

Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan di rumah untuk mencegah sekaligus mengatasi Si Kecil ngorok, yaitu:

Menjauhkannya dari pemicu alergi

Bunda perlu mengenal dan menjauhkan Si Kecil dari faktor pemicu alergi (alergen) di kamar tidurnya. Jenis alergen bermacam-macam dan bisa berbeda pada tiap bayi, misalnya debu, makanan, asap rokok, atau udara dingin.

Memperbaiki posisi tidurnya

Pastikan posisi Si Kecil saat tidur dalam kondisi telentang. Posisi ini memudahkannya untuk bernapas sehingga dapat mencegahnya mengorok saat tidur.

Menggunakan uap air hangat dan pelembap udara

Bunda bisa menggunakan uap dari air hangat untuk mengeluarkan lendir berlebih dari saluran pernapasan Si Kecil. Selain itu, pelembap udara juga dapat digunakan untuk membersihkan dan melegakan saluran pernapasan Si Kecil serta meredakan suara dengkurannya.

Menggunakan pipet pembersih hidung bayi (nasal aspirator)

Bunda bisa menggunakan pipet pembersih hidung bayi untuk mengeluarkan ingus atau lendir dari hidung Si Kecil.

Caranya, masukkan ujung pipet ke dalam hidung Si Kecil sambil menekan bagian pompanya. Setelah masuk, lepas balon pompa secara perlahan agar lendir dalam hidung bayi dapat terisap, lalu tarik pipet keluar dari hidung. Pipet pembersih hidung bayi bisa dibeli di supermarket, apotek, atau toko online.

Menggunakan larutan saline

Bila lendir pada hidung bayi kental dan sulit dikeluarkan, Bunda bisa mengencerkannya dengan semprotan larutan garam steril untuk hidung (nasal saline spray) yang dijual di apotek. Semprotkan larutan saline ke dalam hidung bayi yang tersumbat sesuai petunjuk penggunaan.

Sebagai alternatif nasal saline spray, Bunda bisa membuat larutan garam sendiri dengan mencampur ¼ sendok teh garam ke dalam segelas air (sekitar 200 ml). Semprotkan larutan garam tersebut ke dalam hidung bayi yang tersumbat menggunakan nasal aspirator.

Bayi ngorok saat tidur umumnya memang bukan kondisi yang berbahaya, terutama jika terjadi pada bayi yang baru lahir. Seiring dengan pertumbuhan bayi dan ukuran lubang hidungnya, masalah mendengkur biasanya akan mereda.

Namun, jika Si Kecil ngorok dengan jeda yang panjang atau lebih dari 10 detik, sulit tidur di malam hari, sulit bernapas di siang hari, dan sulit makan, sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke dokter. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan segera dari dokter.