Timbulnya benjolan pada bagian tubuh, seperti benjolan di kepala kerap kali memicu kekhawatiran. Benjolan di kepala merupakan salah satu lokasi yang perlu mendapat perhatian. Apa saja kemungkinan penyebabnya?

Ada berbagai penyebab munculnya benjolan di kepala. Umumnya memang tidak berbahaya, namun bisa menjadi pertanda adanya masalah yang lebih serius. Agar mendapatkan penanganan yang tepat, mari ketahui berbagai macam penyebab benjolan di kepala yang mungkin terjadi.

Beberapa Penyebab Benjolan di Kepala - Alodokter

 

Berikut ini beberapa penyebab benjolan di kepala:

  • Cedera kepala

Cedera kepala biasanya terjadi akibat adanya benturan benda keras pada kepala. Umumnya saat seseorang terbentur dan mengalami cedera kepala, benjolan akan muncul sebagai respon alami tubuh, akibat darah merembes dari pembuluh kapiler yang pecah di bawah kulit. Jika cedera yang dialami ringan, benjolan di kepala biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Namun pada beberapa kasus cedera, perlu untuk mendapatkan perhatian yang serius. Apalagi pasca benturan keras terjadi, orang tersebut mengalami pingsan atau hilang kesadaran, keluarnya cairan bening dari hidung atau telinga, mengalami perdarahan pada satu atau kedua telinga, sakit kepala terus menerus, dan muntah-muntah. Segera kunjungi dokter sebab cedera kepala yang parah bisa saja menyebabkan terjadinya gegar otak.

  • Tumor di kepala

Benjolan di kepala juga bisa disebabkan karena tumor. Tumor yang tumbuh di kepala bisa bersifat jinak atau berkembang menjadi kanker. Jenis tumor yang bisa menyebabkan munculnya benjolan di kepala salah satunya adalah pilomatrixoma.

Selain muncul di kepala, bisa pula muncul di wajah dan leher. Benjolan yang biasanya muncul pada tumor pilomatrixoma umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.  Hanya saja, perlu dilakukan operasi pengangkatan karena benjolan di kepala jenis ini tidak bisa hilang dengan sendirinya. Meski jarang terjadi, tumor pilomatrixoma bisa berubah menjadi kanker.

  • Kanker

Kanker di kepala erat dikaitkan dengan kanker leher. Hal ini dikarenakan adanya tumor ganas berbeda yang berkembang di sekitar jaringan organ kepala dan leher. Jenis kanker yang erat dikaitkan dengan kanker leher dan kepala di antaranya kanker mulut, hidung, sinus, kelenjar ludah, tenggorokan, hidung, dan sinus.

Seseorang yang mengalami kanker leher dan kepala biasanya akan merasakan munculnya benjolan atau sakit yang tak kunjung sembuh di sekitar leher dan kepala, sakit tenggorokan yang tak kunjung hilang, sulit menelan, dan suara yang serak.  Untuk mendiagnosa penyakit ini, perlu dilakukannya pemeriksaan fisik dan tes tertentu seperti biopsi untuk mengetahui penyakit kanker yang mungkin diderita. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, termasuk operasi, terapi radiasi, atau kemoterapi.

  • Kista

Kista adalah kantung tertutup yang berada di bawah kulit atau di dalam tubuh. Kista yang dapat ditemukan di kulit kepala antara lain adalah kista dermoid dan kista sebasea. Isi dari kista dermoid dapat berupa kumpulan rambut, kelenjar kulit, bahkan gigi. Sedang kista sebasea timbul dari kelenjar minyak kulit yang tersumbat.

  • Lipoma

Lipoma tampak seperti benjolan yang lembut, bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh, termasuk di kepala. Lipoma termasuk tumor yang tidak berbahaya dan berkembang dengan lambat. Terdapat kemungkinan terasa sakit jika lipoma menekan saraf. Tumor jaringan lemak ini bisa tunggal ataupun terdiri dari beberapa benjolan, biasanya berukuran tidak lebih dari 5 cm.

  • Folikulitis

Kondisi ini terjadi karena peradangan pada folikel atau akar rambut yang dapat menyebabkan timbulnya benjolan-benjolan kecil di kulit kepala. Selain itu, dapat juga terjadi di sekitar wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi pada folikel rambut ataupun iritasi bahan kimia. Lebih cenderung dialami oleh para penderita diabetes, obesitas, ataupun yang mengalami gangguan sistem imunitas.

Benjolan yang Perlu Diwaspadai

Berbagai macam kondisi memang dapat menyebabkan munculnya benjolan di kepala. Namun, segera konsultasikan ke dokter apabila benjolan yang muncul:

  • Tidak diketahui penyebabnya.
  • Tidak kunjung hilang setelah 2 minggu.
  • Ukurannya semakin membesar.
  • Terasa sakit dan merah.
  • Terasa keras saat ditekan.
  • Kembali tumbuh setelah diangkat atau dihilangkan.
  • Berdarah
  • Berubah menjadi luka terbuka.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti pemeriksaan USG, CT scan, atau biopsi untuk memastikan penyebabnya.

Pengobatan untuk mengatasi benjolan di kepala harus disesuaikan dengan penyebabnya. Karena itu, penting untuk mengetahui penyebab dari benjolan di kepala dengan memeriksakan diri ke dokter, agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.