Tekanan darah normal penting untuk dipantau dan dijaga agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke. Cara menjaganya pun cukup beragam, mulai dari menjaga pola makan sampai mengelola stres dengan baik.
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh aliran darah pada dinding arteri setiap kali jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah biasanya dilakukan menggunakan alat tensimeter atau sfigmomanometer yang menunjukkan dua angka, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik menggambarkan tekanan saat jantung memompa darah, sedangkan tekanan diastolik menunjukkan tekanan saat jantung sedang beristirahat sejenak sebelum memompa darah kembali.
Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia
Rentang tekanan darah normal akan berubah seiring usia dan perkembangan tubuh. Berikut adalah rentang tekanan darah normal berdasarkan kelompok usia menurut American Heart Association dan beberapa sumber kesehatan lain:
| Anak-anak | Tekanan darah normal |
| Bayi baru lahir sampai usia 1 tahun | 60/20 mmHg – 90/60 mmHg |
| Bayi usia 1 sampai 3 tahun | 87/53 mmHg – 105/66 mmHg |
| Balita | 95/53 mmHg – 105/66 mmHg |
| Anak prasekolah | 95/56 mmHg – 110/70 mmHg |
| Anak usia sekolah | 97/57 mmHg – 112/71 mmHg |
| Remaja | 112/66 mmHg – 128/80 mmHg |
Rentang di atas hanya merupakan panduan rata-rata. Tekanan darah dapat bervariasi karena dipengaruhi oleh aktivitas, stres, konsumsi makanan, dan kondisi kesehatan setiap individu.
Jika Anda atau anggota keluarga memiliki tekanan darah di luar rentang tersebut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Konsultasi bisa dilakukan secara langsung atau melalui layanan Chat Bersama Dokter.
Cara Mengukur Tekanan Darah dengan Benar
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda normal adalah dengan melakukan cek tekanan darah secara rutin. Pengukuran bisa dilakukan di rumah menggunakan tensimeter digital atau di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga medis.
Berikut langkah-langkah sederhana untuk mengukur tekanan darah sendiri di rumah:
- Pastikan Anda duduk tegak dengan telapak kaki menapak lantai dan posisi tubuh rileks
- Letakkan lengan di atas meja sejajar dengan jantung
- Pilih manset tensimeter yang sesuai dengan ukuran lengan atas
- Lingkarkan manset pada lengan bagian atas, tepat di atas siku
- Lakukan pengukuran sebanyak 2–3 kali untuk memastikan hasil yang konsisten
- Catat hasil pengukuran tekanan darah sebagai dokumentasi bagi dokter jika diperlukan
Dengan rutin mencatat hasil pengukuran, Anda bisa memantau perubahan tekanan darah dan membantu dokter dalam menilai riwayat kesehatan Anda.
Gangguan Kesehatan Terkait Tekanan Darah
Jika tekanan darah Anda sering berada di luar rentang normal, hal ini bisa menandakan adanya dua kondisi utama, yaitu hipertensi atau hipotensi. Penting untuk memahami perbedaannya agar dapat mengambil langkah tepat. Berikut adalah perbedaannya:
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah mencapai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga penderita mungkin tidak menyadarinya.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, serangan jantung, stroke, gangguan penglihatan, dan gagal ginjal.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, yaitu berusia lebih dari 55 tahun, kurang berolahraga, mengalami obesitas, mengonsumsi makanan asin dalam jumlah berlebih, merokok, mengosumsi minuman beralkhol atau kafein secara berlebih.
Selain itu, orang yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung dalam keluarga, lebih berisiko untuk mengalami hipertensi.
Hipotensi
Hipotensi adalah tekanan darah rendah, biasanya di bawah 90/60 mmHg. Tekanan darah rendah umumnya ringan dan tidak berbahaya. Namun, jika berlangsung lama atau disertai gejala, hipotensi dapat meningkatkan risiko komplikasi pada jantung dan otak.
Gejala yang perlu diwaspadai meliputi mual, pusing, kelelahan, dehidrasi, napas cepat atau dangkal, dan pingsan. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotensi, adalah kehamilan, anemia, penyakit Addison, konsumsi alkohol berlebihan, atau memiliki riwayat penyakit jantung.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, penghambat alfa/beta, levodopa, atau sildenafil juga berpotensi menyebabkan tekanan darah rendah.
Tips Menjaga Tekanan Darah Normal
Menjaga tekanan darah normal sangat penting agar tubuh tetap sehat. Berikut beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan:
- Konsumsi makanan tinggi serat, rendah garam, dan kaya kalium untuk membantu menjaga keseimbangan tekanan darah.
- Batasi asupan kafein, karena konsumsi berlebihan dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah.
- Lakukan olahraga secara teratur untuk memperkuat jantung dan melancarkan sirkulasi darah.
- Kelola stres dengan baik, misalnya dengan relaksasi, meditasi, atau aktivitas menyenangkan.
- Cek tekanan darah secara rutin agar setiap perubahan dapat diketahui lebih awal.
Tekanan darah normal adalah salah satu indikator tubuh yang sehat. Dengan memahami cara menjaga tekanan darah tetap stabil, Anda bisa mengurangi risiko berbagai penyakit berbahaya dan menjaga kualitas hidup.
Jika Anda sudah menjalankan pola hidup sehat namun tekanan darah tetap tidak stabil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh saran dan penanganan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
