BHT adalah bahan tambahan makanan yang sering digunakan sebagai pengawet pada produk olahan kemasan. Meskipun umumnya dianggap aman, penggunaannya tetap harus sesuai aturan yang berlaku.

BHT atau butylated hydroxytoluene banyak ditemukan pada makanan kemasan, seperti sereal, minyak goreng, keripik, atau produk roti. Selain digunakan dalam industri makanan, BHT juga berperan sebagai antioksidan pada produk kosmetik dan obat-obatan agar produk tidak cepat rusak akibat paparan udara.

BHT, Pengawet pada Produk Makanan dan Kosmetik - Alodokter

Meski BHT sudah diatur penggunaannya oleh lembaga pengawas makanan, masih ada informasi simpang siur terkait efek samping dan keamanannya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kegunaan, keamanan, dan hal penting yang perlu diperhatikan jika menggunakan produk yang mengandung BHT.

Fungsi dan Penggunaan BHT dalam Makanan

Berikut beberapa alasan BHT sering digunakan sebagai pengawet makanan maupun kosmetik:

1. Memperlambat proses oksidasi

Oksidasi dapat membuat makanan menjadi cepat tengik dan tidak layak konsumsi. BHT membantu mencegah proses ini, sehingga kualitas makanan lebih terjaga.

2. Menjaga stabilitas rasa dan warna

BHT berfungsi untuk mempertahankan rasa dan warna alami makanan, terutama pada produk yang disimpan dalam waktu lama.

3. Memperpanjang umur simpan

BHT membuat makanan menjadi lebih tahan lama dengan cara menghambat pertumbuhan mikroba dan mencegah kerusakan akibat udara.

4. Mencegah kerusakan bahan aktif kosmetik

BHT juga digunakan dalam produk kosmetik, seperti krim, lotion, dan produk perawatan kulit, serta pada obat-obatan. Fungsinya adalah untuk mencegah kerusakan bahan aktif akibat paparan udara, sehingga produk tetap stabil dan tidak mudah rusak.

Keamanan BHT dan Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Penggunaan BHT dalam makanan umumnya sangat sedikit dan telah diatur batas amannya oleh BPOM. Begitu pula pada produk kosmetik, BHT digunakan dalam jumlah yang sangat kecil dan di bawah batas aman yang telah ditetapkan.

Pada sebagian orang, BHT bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti ruam kulit, biduran, bahkan gangguan pencernaan, meski kasusnya jarang terjadi.

Jika dikonsumsi atau digunakan melebihi batas maksimum dan dalam jangka panjang, BHT dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, seperti kerusakan hati dan kanker. Namun, efek tersebut belum terbukti pasti pada manusia. Selama digunakan sesuai regulasi, BHT masih dianggap aman.

Meski begitu, bayi sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung pengawet, termasuk BHT, karena fungsi metabolisme mereka belum sempurna. Sesuai regulasi BPOM, produk makanan bayi dilarang mengandung BHT demi menjaga keamanan dan kesehatan bayi.

Pada ibu hamil dan menyusui, BHT dalam produk makanan umumnya dianggap aman jika dikonsumsi dalam batas yang diizinkan. Namun, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi makanan atau menggunakan produk yang mengandung BHT, untuk memastikan keamanannya sesuai kondisi kesehatan.

Jika Anda ragu atau mengalami keluhan setelah mengonsumsi produk yang mengandung BHT, segera konsultasikan dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Respons dokternya cepat, sehingga Anda bisa mendapatkan penjelasan medis yang akurat dan rekomendasi penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.