Bintik merah pada kulit bayi merupakan hal yang biasa terjadi. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Langkah penanganannya pun terbilang mudah dan dapat dilakukan secara mandiri di rumah sesuai kondisi bintik merah atau ruam yang dialami bayi.
Bayi umumnya memiliki kulit yang sensitif sehingga rentan mengalami iritasi dan masalah kulit lainnya, termasuk bintik merah. Munculnya bintik merah pada kulit bayi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti suhu panas dan paparan bahan kimia.
Selain itu, munculnya bintik merah pada kulit bayi dapat terjadi akibat reaksi alergi serta infeksi virus dan bakteri karena daya tahan tubuh bayi yang masih berkembang dan tergolong lemah.
Kondisi imun lemah ini cenderung lebih sering dialami oleh bayi yang lahir melalui operasi caesar. Hal ini karena bayi yang lahir dengan metode caesar tidak terpapar langsung dengan bakteri baik di jalur lahir (vagina) yang berfungsi membentuk imunitas kuat, sehingga ke depannya lebih rentan sakit bahkan rentan mengalami alergi yang bisa memicu munculnya bintik merah di kulit.
Beberapa Penyebab dan Cara Mengatasi Bintik Merah pada Kulit Bayi
Bintik merah pada kulit bayi dapat muncul di berbagai bagian tubuh. Berikut ini adalah beberapa jenis dan penyebab bintik merah yang umumnya dialami oleh bayi:
1. Alergi susu sapi
Bintik merah atau gejala seperti ruam pada kulit bayi sering kali membuat orang tua khawatir. Banyak yang mengira kondisi ini hanya dipicu oleh cuaca panas atau penggunaan sabun tertentu.
Padahal, bintik merah atau ruam pada kulit juga bisa menjadi tanda alergi susu sapi. Bahkan, alergi susu sapi pada anak lebih sering terjadi daripada yang Bunda kira. Menurut IDAI, kondisi ini dialami hingga sekitar 7,5% anak Indonesia lho, Bun.
Alergi susu sapi terjadi ketika sistem imun bayi bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi. Reaksi ini tidak hanya memicu gangguan pencernaan, seperti diare atau muntah, tetapi juga bisa tampak pada kulit berupa ruam kemerahan, gatal, atau bintik-bintik merah.
Untuk mengatasinya, Bunda disarankan memberi alternatif pengganti susu sapi, seperti susu berbasis protein soya. Susu ini diformulasikan dari isolat protein soya berkualitas dan bebas laktosa, sehingga lebih mudah dicerna bayi yang tidak cocok dengan susu sapi.
Keunggulan lainnya, alternatif pengganti susu sapi ini juga ada yang dilengkapi nutrisi sebaik susu sapi, seperti DHA, Omega 3 & 6, dan kalsium. Agar asupan nutrisinya lebih maksimal, pilihlah susu berbasis protein soya yang mengandung IronC untuk mendukung penyerapan zat besi dua kali lipat.
Namun, sebelum memilih alternatif pengganti susu sapi, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan Si Kecil ya.
2. Eksim
Eksim dapat menyebabkan kulit bayi menjadi gatal, kering, merah, dan pecah-pecah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kulit sensitif atau alergi. Eksim umumnya muncul pada area lipatan kulit, seperti di belakang lutut, lipatan siku, lipatan leher, serta daerah sekitar mata dan telinga.
Untuk mengatasi eksim, jauhkan Si Kecil dari suhu ekstrem atau apa pun yang dapat menyebabkan gangguan pada kulit. Mandikan bayi sebanyak 2–3 hari sekali kemudian keringkan kulitnya dengan cara ditepuk-tepuk secara lembut.
Setelah itu, oleskan salep atau krim yang diresepkan oleh dokter dan hindari penggunaan pewangi atau pelembut pakaian ketika mencuci pakaiannya. Jika eksim tak kunjung membaik, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
3. Ruam popok
Ruam popok pada kulit bayi disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Kondisi ini dapat terjadi ketika popok Si Kecil jarang diganti sehingga jamur tersebut berkembang biak dan memicu munculnya ruam atau bintik merah pada kulit bayi, khususnya di area bokong, paha bagian dalam, dan lingkar pinggang.
Untuk mengatasi ruam popok, Bunda harus mengganti popok Si Kecil secara rutin dan mengoleskan balm pelembap ramah anak sebelum memakaikan popok.
4. Penyakit tangan, kaki, dan mulut (coxsackie)
Penyakit tangan, kaki, dan mulut disebabkan oleh infeksi virus yang menular melalui batuk, bersin, atau popok bekas. Penyakit ini ditandai dengan demam, hilangnya nafsu makan, sakit tenggorokan, sariawan, dan ruam atau bintik merah pada kulit bayi. Ruam dapat muncul pada tangan, kaki, dan terkadang di bokong serta tungkai.
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7–10 hari. Untuk mencegah penyebaran penyakit tangan, kaki, dan mulut, biasakan mencuci tangan sebelum Bunda menyentuh atau bermain dengan Si Kecil.
5. Biduran
Biduran atau urtikaria adalah ruam gatal pada kulit yang muncul sebagai reaksi alergi terhadap benda atau zat tertentu, seperti makanan, obat obatan, sengatan serangga, dan suhu dingin atau panas.
Bintik merah pada kulit bayi ini tidak menular dan biasanya akan menghilang setelah beberapa hari. Biduran juga bisa menjadi tanda reaksi alergi serius atau anafilaksis, apabila disertai oleh sesak napas atau wajah bengkak. Oleh karena itu, jika biduran tidak sembuh dalam beberapa hari, segera periksakan Si Kecil ke dokter.
6. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Impetigo ditandai dengan adanya luka atau benjolan yang dapat pecah, sehingga meninggalkan kerak tebal berwarna kuning kecokelatan. Luka atau lecet ini menimbulkan rasa gatal dan bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Impetigo sering kali muncul di sekitar mulut atau hidung, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyebar ke wajah, tangan, atau bagian tengah dari tubuh bayi. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung atau melalui perantara benda. Impetigo dapat diatasi dengan menggunakan krim, salep, atau tablet antibiotik.
7. Milia
Banyak bayi yang terlahir dengan milia, yaitu bintik-bintik yang muncul di hidung, dagu, kelopak mata, atau pipi. Milia disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat oleh keratin, semacam protein yang diproduksi oleh kulit.
Biasanya, bintik merah pada kulit bayi karena milia akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengatasinya, Bunda dianjurkan untuk membasuh lembut wajah Si Kecil setidaknya sehari sekali dengan air dan sabun khusus bayi.
8. Biang keringat
Kondisi ini biasanya muncul ketika cuaca terasa panas dan lembap, serta pakaian bayi terlalu tebal. Biang keringat tampak seperti jerawat kecil berwarna merah dan terasa gatal, serta dapat muncul di kepala, leher, bahu, lengan, atau kaki bayi.
Untuk mengatasi bintik merah pada kulit bayi ini, pindahkan Si Kecil ke ruangan yang lebih sejuk atau mandikan dengan air dingin. Selain itu, pakaikan bayi baju yang tipis dan tidak berlapis-lapis.
9. Kurap
Kurap adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur, serta mengakibatkan kulit tampak merah, berbentuk cincin, meradang, dan terasa gatal. Kondisi ini biasanya muncul di kepala, kaki, atau pangkal paha.
Kurap pada bayi dapat ditularkan melalui kontak langsung dari kulit ke kulit atau dari handuk yang sudah terkontaminasi jamur. Kondisi ini tidak berbahaya dan dapat diobati dengan mengoleskan krim antijamur.
10. Slapped cheek syndrome
Penyakit ini merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam serta ruam merah terang pada kedua pipi, sehingga menyerupai bekas tamparan pada pipi.
Slapped cheek syndrome menyebabkan rasa gatal dan berisiko menyebar ke anggota badan lainnya saat Si Kecil mengalami pilek. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu.
11. Meningitis
Bintik merah pada kulit bayi rata-rata tidak berbahaya. Namun, ada kalanya kondisi ini menjadi gejala dari penyakit meningitis, yaitu peradangan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Selain bintik merah, meningitis pada bayi juga ditandai dengan gejala lain, seperti demam tinggi, lebih rewel, tidak mau menyusu atau kehilangan nafsu makan, terlihat lesu, muntah-muntah, dan ubun-ubunnya terlihat membengkak.
Jika Si Kecil mengalami gejala meningitis seperti yang telah disebutkan di atas, segera periksakan ia ke dokter. Kondisi ini dapat berakibat fatal bagi bayi, jika tidak segera ditangani. Penanganan meningitis yang tertunda dapat meningkatkan risiko kerusakan otak atau bahkan kematian.
Beberapa ruam atau bintik merah pada kulit bayi memang bukanlah kondisi yang berbahaya. Daya tahan tubuh yang kuat merupakan kunci agar bayi tidak mudah sakit, termasuk mengalami bintik merah di kulitnya.
Nah, untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi, maka kebutuhan nutrisi hariannya harus terpenuhi melalui pemberian ASI eksklusif dan MPASI sesuai usianya.
Ini karena memiliki saluran cerna yang sehat sangat baik untuk daya tahan tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, buah hati pun bisa terhindar dari kondisi bintik merah di kulit.
Apabila penyebab bintik merah pada kulit bayi adalah alergi susu sapi, pastikan untuk mengganti susu yang Si Kecil konsumsi ke alternatif lainnya. Bunda dapat memilih susu berbasis protein soya yang dilengkapi nutrisi sebaik susu sapi untuk mendukung tumbuh optimal buah hati.
Namun, perlu diingat, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memilih alternatif pengganti susu sapi untuk buah hati Bunda ya.
Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar bintik merah pada kulit bayi atau ingin mengetahui rekomendasi asupan nutrisi yang baik untuk daya tahan tubuh buah hati, jangan ragu untuk bertanya melalui Chat Bersama Dokter.
