Bloxer adalah obat untuk mengatasi keluhan asam lambung berlebih di perut. Obat dengan kandungan ranitidin ini umumnya diresepkan untuk mengatasi gejala akibat tukak lambung, gastritis, dan GERD.
Bahan aktif ranitidin di dalam Bloxer bekerja dengan cara menghambat sinyal kimia di lambung sehingga produksi asam lambung berkurang. Dengan cara kerja ini, Bloxer dapat membantu meredakan keluhan seperti nyeri ulu hati, mual, muntah, dan sensasi panas pada dada.
Apa Itu Bloxer
| Bahan aktif | Ranitidin 150 mg |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antagonis H2 |
| Manfaat | Menurunkan produksi asam lambung |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Bloxer untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini. | |
| Bloxer untuk ibu menyusui | Bloxer tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Diskusikan dengan dokter mengenai obat lain yang aman digunakan selama menyusui. |
| Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan sebelum Menggunakan Bloxer
Bloxer tidak boleh dikonsumsi sembarangan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter. Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Bloxer tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap ranitidin atau obat lain dari golongan antagonis H2, seperti famotidine atau cimetidine.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes; gangguan sistem imun akibat penyakit tertentu; porfiria; penyakit ginjal; fenilketonuria; penyakit liver; gangguan pernapasan, seperti asma atau PPOK; atau penyakit lain pada lambung, misalnya kanker lambung.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Bloxer jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Bloxer jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Bloxer. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Bloxer.
Dosis dan Aturan Pakai Bloxer
Dosis Bloxer dapat berbeda tergantung kondisi yang ditangani. Berikut ini adalah rincian dosis Bloxer:
Kondisi: Ulkus duodenum
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari pada pagi dan malam hari atau 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Pengobatan dilakukan selama 4–8 minggu.
Kondisi: Tukak lambung
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari diminum pada pagi dan malam hari. Pengobatan dilakukan selama 2 minggu.
Kondisi: Penyakit asam lambung atau GERD
- Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari atau 300 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Lama pengobatan selama 8 minggu atau diperpanjang sampai 12 minggu bila perlu.
Kondisi: GERD yang disertai radang kerongkongan (esofagitis)
- Dewasa: 150 mg, 4 kali sehari selama 12 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg, 2 kali sehari.
Cara Menggunakan Bloxer dengan Benar
Gunakanlah Bloxer sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dianjurkan tanpa persetujuan dokter.
Cara menggunakan Bloxer yang benar adalah sebagai berikut:
- Minumlah Bloxer sebelum atau sesudah makan.
- Telan tablet Bloxer secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah, mengunyah, atau menghancurkan tablet.
- Apabila Anda lupa mengonsumsi Bloxer, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Simpan Bloxer di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Bloxer dengan Obat Lain
Efek interaksi yang bisa terjadi jika obat berisi Ranitidin, seperti Bloxer, digunakan bersama obat tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari glipizide atau midazolam
- Penurunan efektivitas gefitinib atau ketoconazole
- Penurunan efektivitas erlotinib dalam mengobati kanker
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat apa pun bersama Bloxer.
Efek Samping dan Bahaya Bloxer
Efek samping akibat konsumsi produk ranitidine, seperti Bloxer, antara lain:
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Sembelit atau diare
Hubungi dokter jika efek samping yang muncul tidak membaik atau bertambah parah. Guna mendapatkan penanganan awal yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Melalui chat, dokter dapat memberikan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Segeralah ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang mengganggu, termasuk:
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Nafsu makan hilang
- Denyut jantung terlalu cepat, lambat, atau tidak beraturan
- Urine berwarna gelap
- Warna kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Gejala infeksi, yang ditandai dengan demam, menggigil, atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
- Perubahan suasana hati atau kondisi mental, seperti sangat gelisah, linglung, depresi, atau halusinasi
- Payudara membesar (terutama pada laki-laki)
