Ketoconazole adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur yang menyerang organ dalam tubuh atau infeksi jamur sistemik. Ketoconazole hanya digunakan pada infeksi jamur sistemik yang berat atau tidak membaik dengan obat antijamur lain.

Ketoconazole bekerja dengan cara menghambat pembentukan ergosterol dan enzim tertentu yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh dan bertahan hidup. Cara kerja ini dapat membunuh jamur sekaligus mencegahnya bertambah banyak. Ketika jamur mati dan tidak tumbuh lagi, infeksi dan gejalanya berangsur sembuh.

Ketoconazole

Infeksi jamur sistemik yang bisa diatasi dengan ketoconazole antara lain histoplasmosis, chromomycosis, atau blastomycosis. Selain mengobati kondisi tersebut, ketoconazole terkadang juga digunakan dalam penanganan sindrom Cushing.

Ketoconazole yang dipakai untuk mengobati infeksi jamur sistemik berbentuk obat minum dalam bentuk tablet. Namun, ketoconazole tidak hanya tersedia dalam bentuk tablet, tetapi juga obat oles (topikal) dan sampo.

Ketoconazole topikal digunakan untuk mengobati infeksi jamur kulit, seperti panu, kurap, kutu air, dan kurap. Sementara itu, ketoconazole sampo digunakan untuk menghilangkan ketombe membandel, dermatitis seboroik, dan panu yang jumlahnya banyak.

Merek dagang ketoconazole: Anfuhex, Formyco, Interzol, Ketoconazole, Lusanoc, Omegzole, Solinfec, Zoralin.

Apa Itu Ketoconazole

Golongan Obat resep
Kategori Obat antijamur jenis azole
Manfaat Mengobati infeksi jamur sistemik yang berat atau yang tidak bisa ditangani dengan terapi obat lain yang tergolong antijamur.
Menangani sindrom Cushing.
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia >2 tahun
Ketoconazole tablet untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Ketoconazole tablet untuk ibu menyusui Jangan menyusui selama menjalani terapi dengan ketoconazole tablet.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Mengonsumsi Ketoconazole

Perhatikan hal-hal berikut sebelum menggunakan ketoconazole:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Ketoconazole tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain yang tergolong antijamur jenis azole, seperti fluconazole atau itraconazole.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki kelainan pada lambung yang disebut achlorhydria (lambung tidak memproduksi asam lambung).
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit liver, kekurangan magnesium atau hipomagnesemia; hipokalemia, penyakit jantung, atau gangguan kelenjar adrenal, seperti penyakit Addison dan kadar kortisol yang rendah.
  • Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat gangguan irama jantung (aritmia), kelainan pada hasil EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai semua obat lain yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. Ketoconazole tablet tidak direkomendasikan untuk penderita sindrom Cushing yang sedang hamil.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi ketoconazole jika direncanakan untuk menjalani operasi.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan ketoconazole tablet karena dapat menimbulkan kerusakan hati.
  • Hindari terlalu lama terpapar sinar matahari langsung dan gunakan tabir surya jika hendak ke luar ruangan pada siang hari. Penggunaan ketoconazole bisa menyebabkan kulit mudah mengalami sunburn.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang berat setelah minum ketoconazole tablet.

Dosis dan Aturan Pakai Ketoconazole

Dosis ketoconazole bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi yang diobati serta tingkat keparahannya. Pada anak usia <12 tahun, dokter akan menyesuaikan dosis ketoconazole berdasarkan berat badan (BB).

Berikut adalah dosis ketoconazole yang dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannya:

Tujuan: Mengobati infeksi jamur sistemik (systemic fungal infection)

  • Dewasa: 200 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg 1 kali sehari jika respons terapi yang diharapkan belum tercapai.
  • Anak usia >2 tahun: 3,3–6,6 mg/kgBB, 1 kali sehari.

Tujuan: Menangani sindrom Cushing pada orang dewasa dan anak usia ≥12 tahun

  • Dosis awal: 400–600 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 200 mg setelah pemakaian selama 7–28 hari.
  • Dosis lanjutan: 600–800 mg per hari, dosis maksimal 1.200 mg per hari yang dibagi ke dalam 2–3 kali jadwal konsumsi. Penggunaan obat ini dapat dihentikan sesuai kondisi liver dan kelenjar adrenal pasien.

Cara Mengonsumsi Ketoconazole dengan Benar

Gunakan ketoconazole sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada label kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dikonsumsi tanpa sepengetahuan dokter.

Pastikan Anda mengikuti panduan berikut selama menggunakan ketoconazole tablet:

  • Konsumsilah tablet ketoconazole bersama dengan makanan.
  • Telan tablet ketoconazole dengan bantuan segelas air minum.
  • Jika Anda juga sedang menggunakan obat antasida, minumlah obat tersebut 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi ketoconazole tablet.
  • Minumlah ketoconazole tablet pada jam yang sama setiap harinya agar efek pengobatan maksimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan menghentikan pengobatan sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter. Walaupun infeksi terlihat sudah sembuh, jamur bisa tumbuh kembali sehingga infeksi kambuh bila pengobatan dihentikan terlalu cepat.
  • Pastikan untuk selalu kontrol sesuai jadwal yang telah diberikan oleh dokter. Anda mungkin perlu menjalani tes darah secara berkala untuk memantau kondisi dan hasil terapi, serta mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada liver.
  • Jangan memberikan ketoconazole tablet kepada orang lain meski orang tersebut memiliki gejala yang sama dengan Anda.
  • Simpan ketoconazole tablet dalam wadah tertutup di ruangan bersuhu sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Ketoconazole dengan Obat Lain

Efek interaksi yang bisa terjadi jika ketoconazole digunakan dengan obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia yang berbahaya jika digunakan dengan cisapride, quinidine, ranolazine, ritonavir, haloperidol, atau methadone
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan otot, termasuk rhabdomyolysis, jika digunakan bersama lovastatin dan simvastatin
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan dengan antikoagulan, seperti dabigatran dan warfarin
  • Peningkatan efek sedasi dan risiko terjadinya gangguan pernapasan berat jika digunakan bersama oxycodone, midazolam dan alprazolam
  • Peningkatan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah pada jaringan dan organ tubuh yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangrene, jika digunakan bersama obat yang mengandung ergot alkaloid, seperti methylergomethrine dan ergotamine
  • Peningkatan risiko kerusakan hati dan aritmia jika digunakan bersama clarithromycin
  • Peningkatan risiko kerusakan hati jika digunakan bersama paracetamol
  • Peningkatan risiko terjadinya edema, gagal jantung, dan hipotensi jika digunakan bersama nifedipine dan amlodipine
  • Peningkatan kadar obat colchicine, solifenacin, dexamethasone, aripiprazole, docetaxel, digoxin, atau sildenafil dalam darah, sehingga menyebabkan timbulnya efek samping akibat obat-obatan tersebut.
  • Penurunan efektivitas ketoconazole jika digunakan bersama rifampicin, isoniazid, carbamazepine, nevirapine, phenytoin, atau obat herbal John’s wort

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, mintalah persetujuan dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama ketoconazole tablet.

Efek Samping dan Bahaya Ketoconazole

Efek samping yang bisa terjadi setelah minum tablet ketoconazole antara lain:

  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Diare

Efek samping tersebut umumnya ringan dan bisa hilang dalam waktu beberapa hari. Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung hilang atau makin parah.

Segera ke dokter jika setelah minum ketoconazole tablet Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping serius berikut:

  • Gangguan jantung, yang gejalanya meliputi detak jantung cepat, lambat, atau tidak teratur; pusing berat seperti akan pingsan, dan sesak napas
  • Gejala gangguan hati, seperti nyeri perut bagian kanan atas, warna kulit atau mata menjadi kuning, demam, lelah luar biasa, hilang napsu makan atau berat badan turun, urine berwarna keruh, atau tinja berwarna pucat
  • Pembesaran payudara pada pria
  • Depresi atau muncul pikiran untuk bunuh diri
  • Berat badan menurun drastis
  • Perubahan siklus menstruasi
  • Penurunan libido
  • Mudah memar atau mimisan tanpa sebab yang jelas