Pengertian Simvastatin
Simvastatin adalah obat golongan statin yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol jahat (LDL) mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Dalam kondisi ini, plak dapat terbentuk sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), yang dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke.
Simvastatin bekerja dengan cara menghambat enzim pembentuk kolesterol sehingga kadar kolesterol dalam darah berkurang. Obat ini akan semakin efektif jika disertai dengan penerapan gaya hidup yang sehat, seperti berolahraga secara teratur dan menghindari makan berminyak. Kadar LDL yang normal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dL.
Merek dagang: Mersivas, Norpid, Rechol, Selvim, Simbado, Simchol, Sintrol, Valemia
Tentang Simvastatin
Golongan | Statin |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Menurunkan kolesterol dalam darah, serta mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak di atas 10 tahun. |
Bentuk | Tablet dan suspensi (cairan). |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori X: obat-obatan yang berisiko tinggi menyebabkan kecacatan permanen pada janin yang tidak boleh digunakan pada saat hamil dan menyusui. |
Peringatan:
- Bagi wanita pada usia subur, gunakan kontrasepsi yang efektif karena simvastatin dapat berdampak buruk pada janin. Jadi penting untuk mencegah kehamilan semasa mengonsumsi obat ini.
- Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit karena akan meningkatkan kadar simvastatin dalam darah.
- Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan hati, gangguan ginjal, hipotiroid (kelenjar tiroid kurang aktif), atau nyeri otot tanpa penyebab yang jelas.
- Harap berhati-hati juga jika Anda atau keluarga memiliki riwayat gangguan atau kelainan pada otot.
- Beri tahu dokter jika Anda rutin mengonsumsi minuman keras.
- Segera hubungi dokter jika mengalami nyeri, kelemahan atau kekakuan pada otot, rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, urine berwarna gelap atau merah, terjadi reaksi alergi atau overdosis.
Dosis Simvastatin
Dosis penggunaan simvastatin tergantung kepada kadar kolesterol, kondisi kesehatan, serta seberapa tinggi risiko pada pasien untuk terkena serangan jantung dan stroke. Berikut ini adalah dosis simvastatin yang biasanya diberikan oleh dokter:
Kondisi | Dosis |
Mengurangi risiko kardiovaskular | Dewasa dengan risiko tinggi: 20-40 mg satu kali sehari. Dewasa dengan risiko menengah: 10 mg satu kali sehari. |
Mengobati hiperlipidemia |
Dewasa: 10-20 mg satu kali sehari (dosis awal). Pasien yang berisiko tinggi menderita penyakit kardiovasakular: 40 mg satu kali sehari (dosis awal). Pasien dengan keturunan hiperkolesterolemia: 40 mg untuk digunakan setiap malam hari atau 80 mg setiap hari yang dibagi ke dalam 3 dosis.
Anak-anak 10-17 tahun dengan keturunan hiperkolesterolemia: 10 mg untuk digunakan setiap malam hari. Dosis penggunaan maksimal: 40 mg dengan interval waktu 4 minggu. |
Pasien dengan kerusakan ginjal parah | 5 mg satu kali sehari (dosis awal). |
Mengonsumsi Simvastatin dengan Benar
Agar efektif, pengobatan harus diiringi dengan gaya hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan berlemak, meningkatkan konsumsi serat, berhenti merokok, serta teratur berolahraga.
Simvastatin dapat dikonsumsi pada malam hari, baik sebelum atau sesudah makan.
Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal meminum obat simvastatin, disarankan untuk segera mengonsumsinya jika jeda dengan jadwal berikutnya tidak telalu dekat. Namun apabila sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
Hindari konsumsi minuman keras karena bisa berdampak buruk pada organ hati dan meningkatkan kadar trigliserida di dalam tubuh.
Selama menjalani pengobatan dengan simvastatin, dokter biasanya akan menyarankan Anda melakukan tes darah secara rutin agar kadar kolesterol dan kinerja obat bisa terus terpantau.
Interaksi Obat
Berhati-hati saat mengonsumsi simvastatin dengan :
- Bosenta, efavirenza, dan rifampicin, karena dapat mengurangi kadar simvastatin.
- Antikoagulan (obat pengencer darah), karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Colchicine, amiodarone, verapamil, dan diltiazem, karena dapat meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis.
- Ezetimibe, karena dapat meningkatkan efek hepatotoksik.
- Rituximab. Simvastatin berpotensi mengurangi efek sitotostik dari Rituximab.
- Amlodipine dan asam fusidat, karena dapat meningkatkan risiko miopati.
Risiko terjadinya efek samping yang fatal, berupa miopati, rhabdomiolisis dan gagal ginjal akut, dapat meningkat apabila digunakan bersama dengan:
- Itraconazole, ketoconazole, posaconazole
- Clarithromycin, erythromycin, telithromycin
- Nefazodone
- Vitamin B3 (niacin)
- HIV protease inhibitors, misalnya nelfinavir
- Boceprivir, telaprevir
- Gemfibrozil
- Siklosporin
- Danazol
Kenali Efek Samping dan Bahaya Simvastatin
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk simvastatin. Gejala akibat efek samping obat ini biasanya membaik setelah tubuh menyesuaikan diri.
Walau jarang terjadi, simvastatin berpotensi menyebabkan peradangan otot yang parah. Jika mengalami nyeri, kelemahan, kekakuan atau kram pada otot setelah mengonsumsi simvastatin, segera hubungi dokter.
Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi obat ini antara lain:
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan.
- Konstipasi .
- Gangguan tidur.
- Penipisan rambut.
- Ruam.
- Kram otot
- Bingug atau gangguan daya ingat.
- Peningkatan kadar gula darah dan HbA1C pada pemeriksaan darah.
Selain beberapa efek samping tersebut, beberapa kondisi berikut juga dapat disebabkan oleh simvastatin, dan memerlukan penanganan medis adalah:
- Gangguan pada ginjal, seperti kesulitan mengeluarkan urine atau sering merasa lelah.
- Gangguan pada hati, seperti kulit menjadi kuning, urine berwarna gelap, dan selera makan berkurang.