Myalgia adalah istilah medis yang digunakan untuk menyebut nyeri otot. Meski biasanya ringan dan hanya terjadi di satu otot tertentu, nyeri otot juga bisa terasa di seluruh bagian tubuh dan sangat menyiksa.
Sebenarnya, nyeri otot bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau kondisi. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari postur tubuh atau gerakan yang tidak tepat saat berolahraga, cedera otot, infeksi, hingga efek samping obat-obatan.
Nyeri otot bisa muncul di bagian tubuh mana pun, seperti otot punggung, leher, lengan, paha, atau betis. Nyeri ini lazim dialami oleh setiap orang.
Penyebab Nyeri Otot
Nyeri otot sering kali disebabkan oleh penggunaan otot secara berlebihan, cedera otot, serta otot yang tegang di satu atau beberapa bagian tubuh. Kondisi-kondisi tersebut dapat terjadi akibat:
- Terjatuh, terbentur, atau mengalami kecelakaan
- Kurang pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya
- Cedera pada otot, seperti cedera hamstring
- Melakukan gerakan berulang-ulang, baik dalam olahraga maupun aktivitas lain
- Postur tubuh yang buruk, misalnya posisi duduk yang tidak tegak atau posisi tubuh yang salah ketika mengangkat beban berat
- Teknik olahraga yang salah, misalnya terlalu cepat atau terlalu lama dalam melakukan suatu gerakan
Perlu diketahui, penyebab nyeri otot tidak hanya karena aktivitas fisik yang berlebihan, tetapi juga bisa terjadi akibat sejumlah penyakit atau kondisi, seperti:
- Fibromyalgia, yaitu penyakit yang ditandai dengan nyeri di sekujur tubuh
- Chronic fatigue syndrome atau sindrom kelelahan kronis
- Penyakit autoimun, seperti lupus, polymyalgia rheumatica, multiple sclerosis
- Myositis, seperti dermatomiositis, dan polimiositis
- Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia (kekurangan kalium).
- Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme
- Dystonia atau kontraksi otot yang tidak terkendali
- Rheumatoid arthritis
- Infeksi virus, seperti polio dan flu
- Infeksi bakteri, misalnya penyakit Lyme
- Sindrom kompartemen
- Penyumbatan aliran darah ke tungkai akibat penyakit arteri perifer
- Rhabdomyolisis atau kerusakan pada otot
- Efek samping obat-obatan kolesterol golongan statin dan obat darah tinggi golongan ACE inhibitor
Gejala Nyeri Otot
Nyeri otot bisa digambarkan dengan rasa kaku, kram, tertarik, berat, atau lemah pada otot. Nyeri otot cenderung muncul selama atau setelah menjalani aktivitas tertentu, misalnya nyeri otot tangan akibat mengangkat benda berat, atau nyeri otot leher dan punggung akibat duduk dalam posisi yang salah terlalu lama.
Terkadang, nyeri otot dapat melibatkan lebih dari satu otot, bahkan bisa terasa di seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, nyeri otot bisa terasa sangat parah dan berlangsung dalam waktu yang lama, bisa berminggu-minggu dan berbulan-bulan.
Pada kasus yang parah, nyeri otot cenderung tidak membaik meski sudah beristirahat. Bahkan, nyeri otot dapat menyebabkan penderitanya kesulitan dalam beraktivitas. Sebagai contoh, nyeri otot parah di jari tangan bisa membuat penderitanya susah untuk menjentikkan jari atau membuka tutup botol.
Nyeri otot juga bisa disertai gejala lain, seperti bengkak pada area yang nyeri, demam dan menggigil, serta lemas.
Kapan harus ke dokter
Nyeri otot biasanya tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, periksakan ke dokter bila nyeri otot disertai dengan kondisi atau karakteristik berikut:
- Demam
- Bengkak atau kemerahan di area yang nyeri
- Nyeri muncul tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya
- Nyeri muncul setelah mengonsumsi obat-obatan
- Nyeri masih belum hilang setelah beberapa hari
Waspada bila nyeri otot disertai dengan gejala-gejala di bawah ini, karena bisa jadi nyeri otot yang dialami disebabkan oleh penyakit yang berbahaya. Anda perlu segera ke IGD di rumah sakit terdekat bila mengalami gejala di bawah ini:
- Tidak dapat buang air kecil atau buang air besar
- Tidak mampu menahan buang air kecil atau buang air besar (inkontinensia)
- Tidak mampu menggerakkan bagian tubuh
- Kaku di area leher
- Sulit menelan
- Sesak napas
Diagnosis Nyeri Otot
Pertama-tama, dokter akan menanyakan riwayat medis pasien, meliputi riwayat cedera, penyakit, dan obat-obatan yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter akan mengamati bagian tubuh yang terasa nyeri untuk mencari tahu apakah bagian tersebut terasa kaku atau lemah. Dokter juga akan mengamati postur tubuh dan cara pasien berjalan.
Guna mencari tahu apakah terjadi peradangan atau kerusakan pada otot, serta adanya penyakit yang mendasari, dokter akan melakukan tes darah dan pemindaian, misalnya dengan MRI.
Pengobatan Nyeri Otot
Nyeri otot biasanya tidak memerlukan penanganan medis. Penderita cukup melakukan beberapa langkah sederhana di rumah untuk meredakan gejala, seperti:
- Tidur yang cukup
- Mengelola stres dengan baik
- Mengistirahatkan bagian tubuh yang terasa nyeri
- Melakukan peregangan di bagian otot yang terasa nyeri
- Memijat area yang sakit dengan balsem, minyak angin, atau minyak urut yang bisa menghangatkan otot
- Mengompres otot yang sakit dengan kompres hangat atau dingin, atau dengan melakukana ice bath
- Menggunakan koyo, krim, atau salep yang mengandung metil salisilat untuk menyamankan otot dan mengalihkan nyeri
- Tidak mengangkat beban berat, melakukan olahraga berat, atau aktivitas yang membutuhkan banyak kerja otot sampai otot benar-benar pulih
- Melakukan yoga atau meditasi untuk membantu meredakan ketegangan otot-otot yang bermasalah
- Mengonsumsi obat nyeri otot atau obat pegal linu, seperti paracetamol
- Menggunakan obat oles untuk meredakan nyeri, seperti ketoprofen topikal atau diclofenac topikal, sesuai dengan anjuran dokter
Selain upaya-upaya di atas, penderita juga bisa melakukan olahraga ringan, seperti berjalan, bersepeda, dan berenang. Olahraga ringan dapat membantu memulihkan kekuatan otot. Meski demikian, mulailah berolahraga dengan ringan dan perlahan, kemudian tingkatkan secara bertahap.
Pencegahan Nyeri Otot
Nyeri otot yang disebabkan oleh aktivitas fisik berlebihan dapat dicegah dengan melakukan sejumlah upaya di bawah ini:
- Berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan otot
- Melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum serta setelah berolahraga
- Melakukan peregangan sebelum dan sesudah beraktivitas fisik
- Minum banyak air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, terutama bila sering melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga
Di samping sejumlah langkah di atas, lakukan peregangan secara teratur meski sedang bekerja. Sebagai contoh, bangunlah dari tempat duduk untuk berjalan-jalan sejenak bila Anda bekerja di balik meja untuk waktu yang lama. Lakukan setidaknya satu jam sekali.
Seperti telah dijelaskan di atas, nyeri otot sering kali sembuh dengan terapi sederhana. Namun, nyeri otot yang disebabkan oleh cedera berat atau penyakit serius harus mendapatkan penanganan medis. Hal ini karena beberapa penyebab nyeri otot, seperti infeksi atau penyakit autoimun, bisa menyebabkan komplikasi.