BPA adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk plastik dan resin, termasuk botol minum dan kotak makan. Paparan BPA dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Untuk menghindari bahayanya, lakukan upaya untuk meminimalkan paparan zat ini.

Bisphenol A (BPA) sudah sejak lama digunakan dalam pembuatan produk plastik polikarbonat agar mengeras dan tidak mudah hancur. Contoh produk berbahan plastik yang dapat menggunakan BPA adalah kemasan air mineral, botol minum yang bisa dipakai ulang, food container, dan kotak bekal.

BPA dan Cara Menghindari Bahayanya - Alodokter

Bahan kimia ini juga umum digunakan untuk pembuatan resin yang melapisi bagian dalam kemasan kaleng makanan atau minuman, tutup botol, dan pipa saluran air. Selain itu, BPA juga bisa terkandung dalam beberapa alat kesehatan, dental sealant, mainan plastik, serta beberapa produk pembalut wanita.

BPA dan Bahayanya pada Kesehatan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA) menetapkan bahwa batas aman paparan BPA pada tubuh adalah sekitar 5 mg per kilogram berat badan per hari. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata paparan BPA pada manusia hanya sekitar 0,2–0,5 mikrogram per kilogram berat badan per hari, yang berarti jauh di bawah batas aman tersebut.

Meski demikian, paparan BPA dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus dapat tetap berdampak buruk bagi kesehatan. Zat ini dapat menumpuk di dalam tubuh dan memicu stres oksidatif, yaitu kondisi ketika jumlah radikal bebas melebihi kemampuan antioksidan tubuh untuk menetralkannya. 

Selain itu, BPA juga dapat meniru kerja hormon, terutama hormon estrogen, sehingga mengganggu keseimbangan hormonal dan menurunkan tingkat kesuburan.

Akibatnya, kualitas sel sperma dan sel telur dapat menurun, serta risiko terjadinya sindrom ovarium polikistik (PCOS) meningkat. Penumpukan radikal bebas yang dipicu oleh paparan BPA juga dapat menimbulkan peradangan kronis, yang berkontribusi pada munculnya berbagai penyakit serius, seperti obesitas, diabetes tipe 2, gangguan metabolik, penyakit jantung, dan kanker.

Lebih jauh lagi, paparan BPA yang tinggi tidak hanya meningkatkan risiko kanker, tetapi juga dapat mengurangi efektivitas obat kemoterapi. Pada ibu hamil, paparan BPA berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan, termasuk kelainan bawaan dan gangguan tumbuh kembang janin.

Cara Menghindari Bahaya BPA

Mengingat banyaknya efek negatif BPA terhadap kesehatan, paparan bahan kimia ini perlu diminimalkan agar tidak menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Berikut beberapa cara efektif yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi paparan BPA sehari-hari:

1. Gunakan wadah makanan dan minuman yang bebas BPA

Saat membeli atau menggunakan wadah plastik, seperti kotak makan dan botol minum, perhatikan label atau deskripsi produknya. Pastikan produk tersebut berlabel “BPA free” dan memenuhi standar SNI.

Hindari penggunaan wadah plastik dengan kode daur ulang nomor 3 (PVC) atau 7 (Other), yang biasanya tertera di bagian bawah wadah, karena jenis plastik ini berisiko mengandung BPA.

Sebagai alternatif yang lebih aman, gunakan wadah berbahan kaca atau stainless steel, karena bahan tersebut tidak melepaskan zat kimia berbahaya meskipun terkena panas.

2. Kurangi konsumsi makanan dan minuman kaleng

Sebagian besar kemasan kaleng makanan dan minuman dilapisi dengan resin yang mengandung BPA untuk mencegah karat. Agar paparan BPA tidak berlebihan, sebaiknya batasi konsumsi produk kemasan kaleng.

Pilih makanan dalam kemasan kaca atau bahan bebas BPA, dan usahakan untuk mengonsumsi bahan makanan segar yang dimasak langsung, karena lebih aman dan bergizi.

3. Hindari memanaskan wadah plastik

Memanaskan wadah plastik di microwave atau mencucinya dengan mesin pencuci piring dapat merusak struktur plastik dan meningkatkan pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman.

Jika Anda ingin menghangatkan makanan, pindahkan terlebih dahulu ke wadah berbahan kaca atau keramik yang tahan panas agar lebih aman.

4. Pilih mainan plastik yang aman untuk anak

BPA juga dapat ditemukan pada mainan anak-anak, terutama yang terbuat dari plastik keras. Zat ini bisa masuk ke tubuh anak saat mereka memasukkan mainan ke mulut.

Untuk mencegah paparan BPA pada anak, pilihlah mainan berlabel “BPA free” dan pastikan produk tersebut aman sesuai standar keselamatan anak.

5. Gunakan botol susu bayi bebas BPA

Pemerintah Indonesia telah melarang penggunaan BPA pada botol susu bayi, karena botol sering terpapar panas saat digunakan untuk melarutkan susu atau disterilkan. Paparan panas dapat meningkatkan risiko larutnya BPA ke dalam susu.

Untuk memastikan keamanan bayi, gunakan botol susu berlabel “BPA free” atau botol berbahan kaca yang lebih stabil dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Paparan BPA dalam jumlah kecil umumnya tidak langsung menyebabkan gangguan kesehatan, tetapi paparan jangka panjang dapat menumpuk di dalam tubuh dan berkontribusi terhadap berbagai masalah, seperti gangguan hormon, penurunan kesuburan, obesitas, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung.

Jika Anda sering menggunakan wadah plastik, mengonsumsi makanan kemasan, atau mengalami keluhan yang mungkin terkait paparan BPA, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.