Cara meningkatkan produksi ASI diperlukan agar gizi bayi tetap terpenuhi. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan agar ASI tidak seret, seperti memperhatikan frekuensi menyusui, menghindari stres, serta memijat payudara.

Menyusui bisa terasa menantang, terutama jika produksi ASI mulai berkurang. Cara meningkatkan produksi ASI penting untuk diketahui, karena produksi ASI bisa berbeda-beda pada setiap ibu. Produksi ASI dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pola makan, kecukupan cairan, frekuensi dan teknik menyusui, serta kondisi mental dan fisik Bunda secara menyeluruh.

7 Cara Meningkatkan Produksi ASI agar Nutrisi Bayi Terpenuhi - Alodokter

Cara Meningkatkan Produksi ASI

Agar ASI Bunda tetap lancar sehingga dapat memenuhi nutrisi bayi, berikut beberapa cara meningkatkan produksi ASI yang efektif dan mudah dipraktikkan di rumah:

1. Konsumsi makanan bergizi

Asupan nutrisi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas ASI. Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi dengan nutrisi seimbang, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur, ayam, daging sapi, salmon, sarden, alpukat, kentang, ubi, serta tofu.

Kombinasikan berbagai pilihan makanan di atas secara seimbang dengan porsi yang tidak berlebihan.

2. Penuhi asupan cairan

Selain memilih makanan yang bergizi, Bunda juga wajib memenuhi asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi. Pasalnya, dehidrasi dapat menyebabkan produksi ASI menurun. Minum air putih setidaknya 8–12 gelas per hari agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi.

Berbicara mengenai cairan, Bunda juga dianjurkan untuk menghindari asupan kafein, karena dapat terserap ke dalam ASI dan mengganggu waktu tidur bayi. Jika hendak mengonsumsi minuman berkafein, jangan lebih dari 200 mg atau 1 gelas kecil dalam sehari agar bayi terhindar dari berbagai efek samping.

3. Hindari stres dan istirahat yang cukup

Kurang tidur dan stres dapat mengganggu produksi hormon prolaktin dan oksitosin, yakni dua hormon penting untuk produksi ASI dan proses menyusui. Oleh karena itu, Bunda harus beristirahat yang cukup dan menghindari stres agar produksi ASI tidak terganggu.

Waktu tidur ibu menyusui memang kerap terganggu, apalagi jika bayi sedang rewel atau sering minta ASI di malam hari. Oleh karena itu, jika Si Kecil sedang tidak menyusu, harap waktu tersebut Bunda manfaatkan untuk beristirahat, ya. Bunda bisa melakukan hobi, bersantai, atau tidur.

Selain itu, Bunda juga dapat menyiapkan stok ASI dengan melakukan pumping, sehingga bayi tetap mendapatkan ASI melalui botol yang diberikan oleh Ayah atau anggota keluarga lain.

4. Pijat payudara

Cara meningkatkan produksi ASI juga dapat dilakukan dengan pijat payudara, seperti pijat laktasi dan pijat oksitosin. Pijat payudara diketahui ampuh untuk mengosongkan payudara, melancarkan produksi ASI, serta merangsang hormon-hormon yang berperan penting untuk proses menyusui.

Cara melakukan pijat payudara cukup mudah, Bunda dapat melakukannya kapan saja, termasuk saat menyusui atau pumping. Berikut adalah langkah melakukannya:

  • Basahi handuk bersih dengan air hangat, lalu letakkan di atas payudara selama 1–2 menit untuk melancarkan aliran darah dan saluran ASI.
  • Pijat lembut payudara dari bagian atas menuju puting menggunakan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis.
  • Setelah itu, letakkan empat jari di bagian atas payudara dan empat jari tangan lain di bawahnya, lalu pijat dengan gerakan melingkar. Lakukan juga pijat ini pada sisi samping payudara.
  • Terakhir, pijat seperti sedang memeras payudara. Gerakan ini dapat membantu mengosongkan payudara, sehingga dapat memicu produksi ASI yang lebih banyak.
  • Pastikan untuk memijat kedua payudara, tetapi fokuskan pijatan pada satu payudara dulu.

5. Perhatikan frekuensi dan teknik menyusui

Menyusui lebih sering dengan teknik yang benar juga dapat meningkatkan produksi ASI. Semakin sering menyusui dan mengosongkan payudara, tubuh akan merespons dengan memproduksi lebih banyak ASI. Susui bayi setiap 2–3 jam atau saat bayi menunjukkan tanda lapar, seperti mengisap jari atau mencari puting.

Jika memungkinkan, gunakan kedua payudara secara bergantian saat menyusui. Pastikan posisi mulut bayi berada tepat di puting agar proses menyusui berjalan efektif. Langkah ini juga penting untuk mencegah puting lecet akibat menyusui.

6. Gunakan pompa ASI saat bayi sedang tidak menyusu

Memompa payudara saat bayi sedang tidak menyusu langsung juga termasuk cara meningkatkan produksi ASI. Bunda dapat memompa payudara menggunakan tangan atau pompa ASI secara teratur agar payudara tetap terangsang untuk memproduksi ASI.

Pilih waktu memompa di antara jadwal menyusui atau setelah bayi selesai menyusu.

7. Hindari rokok, alkohol, dan obat-obatan tanpa resep dokter

Paparan rokok, alkohol, dan obat-obatan tertentu dapat menurunkan produksi ASI serta membahayakan bayi. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi alkohol dan merokok saat sudah memiliki bayi.

Jika Bunda hendak mengonsumsi obat pelancar ASI atau obat-obatan lainnya, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan obat tersebut tidak berdampak pada kualitas dan kuantitas ASI.

Selain mencoba langkah-langkah di atas, Bunda juga dianjurkan untuk membatasi pemberian dot dan susu formula pada bayi karena dapat membuat bayi malas menyusu pada payudara. Lambat laun kondisi ini dapat menyebabkan produksi ASI menurun.

Bagi Bunda yang rutin melakukan pompa ASI, segera susui bayi secara langsung jika kondisi memungkinan. Hal ini agar Bayi tidak ketergantungan dengan dot dan tetap mau menyusu langsung.

Nah, apabila cara meningkatkan produksi ASI di atas tidak kunjung membuahkan hasil, apalagi jika berat badan bayi tidak kunjung bertambah, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter. Dengan demikian, dokter dapat mencari tahu penyebab ASI seret dan memberikan solusi yang tepat agar nutrisi bayi terpenuhi.