Choriocarcinoma adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel plasenta tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Choriocarcinoma lebih sering dialami oleh wanita yang mengalami hamil anggur.

Choriocarcinoma atau koriokarsinoma termasuk dalam penyakit trofoblastik gestasional. Kanker ini tergolong sangat langka karena hanya terjadi pada 1 dari 50.000 kehamilan. Choriocarcinoma bisa berkembang ketika masa kehamilan, atau beberapa bulan hingga tahun setelah kelahiran.

Choriocarcinoma - Alodokter

Meski paling sering terjadi pada wanita, choriocarcinoma juga dapat dialami oleh pria. Koriokarsinoma pada pria atau yang disebut dengan choriocarcinoma non-kehamilan bermula pada testis. Kanker ini biasanya menyerang pria usia 20–30 tahun.

Penyebab Choriocarcinoma

Choriocarcinoma terjadi ketika sel-sel pembentuk plasenta (trofoblas) tumbuh secara tidak terkendali dan tidak normal. Plasenta adalah organ yang berkembang sebagai penyalur nutrisi dan oksigen ke janin.

Akibat pertumbuhannya yang tidak terkendali, sel-sel trofoblas menjadi sel kanker. Namun, belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi.

Choriocarcinoma paling sering dialami oleh wanita yang mengalami hamil anggur. Meski demikian, koriokarsinoma juga dapat terjadi pada wanita yang mengalami keguguran, kehamilan ektopik, bahkan kehamilan normal sekali pun.

Pada choriocarcinoma non-kehamilan, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti. Namun, diduga bahwa kondisi tersebut terkait dengan faktor genetik.

Faktor risiko choriocarcinoma

Meski bisa terjadi pada kehamilan mana pun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami choriocarcinoma, yaitu:

  • Pernah menderita hamil anggur
  • Pernah keguguran
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik
  • Memiliki keluarga yang menderita hamil anggur
  • Hamil sebelum usia 20 tahun atau setelah umur 35 tahun
  • Memiliki kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang tinggi dalam tubuh
  • Memiliki kebiasaan merokok

Sementara itu, koriokarsinoma non-kehamilan lebih berisiko terjadi pada orang dengan kondisi berikut:

  • Pernah mengalami cedera pada testis
  • Menderita penyakit gondongan
  • Terpapar hormon estrogen dari ibu saat dalam kandungan

Gejala Choriocarcinoma

Gejala choriocarcinoma dapat bervariasi pada tiap orang. Namun, keluhan yang umum muncul adalah:

  • Perdarahan pada vagina yang tidak normal
  • Nyeri panggul
  • Mual dan muntah berlebihan selama kehamilan
  • Ukuran perut tampak jauh lebih besar daripada usia kehamilan
  • Anemia akibat perdarahan

Jika sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, penderitanya bisa mengalami gejala berikut:

  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Gangguan pernapasan
  • Nyeri hebat di perut

Sementara itu, choriocarcinoma non-kehamilan biasanya tidak memunculkan keluhan. Namun, gejala bisa muncul ketika sel kanker telah menyebar ke organ lain.

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami perdarahan vagina yang tidak normal dan nyeri panggul, terutama jika pernah menderita hamil anggur. Deteksi yang lebih awal dapat membuat peluang untuk sembuh makin besar.

Diagnosis Choriocarcinoma

Untuk mendiagnosis choriocarcinoma, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk menjalankan pemeriksaan panggul untuk memeriksa apakah terdapat pembesaran rahim.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Beberapa tes yang bisa dilakukan adalah:

  • Tes darah, untuk mendeteksi peningkatan kadar hormon hCG dalam tubuh
  • USG untuk melihat rahim, ovarium, panggul, dan area sekitarnya
  • Foto Rontgen, MRI, atau CT scan, untuk mendeteksi apakah choriocarcinoma sudah menyebar

Stadium choriocarcinoma

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan di atas, dokter akan menentukan stadium kanker yang dialami pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:

  • Stadium I, yaitu ketika sel kanker hanya menyerang rahim atau uterus
  • Stadium II, yang ditandai dengan meluasnya sel kanker ke organ lain, tetapi masih termasuk organ reproduksi
  • Stadium III, yaitu ketika sel kanker telah meluas ke paru-paru
  • Stadium IV, yang ditandai dengan menyebarnya sel kanker ke organ tubuh lain, seperti otak atau hati

Pengobatan Choriocarcinoma

Penanganan choriocarcinoma tergantung pada seberapa luas penyebaran sel kanker ke organ tubuh lain dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan adalah:

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan penanganan utama choriocarcinoma. Metode ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan obat-obatan, seperti methotrexate atau cisplatin.

Operasi

Operasi dilakukan untuk menangani choriocarcinoma stadium lanjut, telah menyebar ke organ tubuh lain, atau sudah tidak bisa diatasi dengan metode lain. Pada prosedur ini, dokter akan melakukan kuret untuk mengangkat jaringan yang terserang sel kanker.

Jika kanker telah meluas, dokter akan melakukan histerektomi untuk mengangkat rahim atau leher rahim (serviks). Operasi juga bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi hanya diberikan jika sel kanker telah meluas ke organ tubuh lain, seperti paru-paru atau otak. Metode ini dilakukan dengan menggunakan sinar radiasi berenergi tinggi.

Komplikasi Choriocarcinoma

Choriocarcinoma dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  • Infeksi rahim
  • Sepsis
  • Kadar hormon tiroid terlalu tinggi dalam tubuh (hipertiroidisme)
  • Peningkatan tekanan darah saat hamil (preeklamsia)
  • Syok hemoragik

Choriocarcinoma yang tidak ditangani juga dapat menyebar dengan cepat ke organ tubuh lain (metastasis), seperti usus, hati, atau paru-paru. Jika telah menyebar, risiko kematian akan makin tinggi.

Pencegahan Choriocarcinoma

Choriocarcinoma sulit dicegah. Namun, risiko terjadinya kanker ini dapat diturunkan dengan tidak merokok saat sedang hamil atau berencana hamil.

Bagi wanita yang mengalami hamil anggur, baik lengkap maupun tidak lengkap, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui seberapa besar risiko terkena choriocarcinoma. Pada sesi pemeriksaan, dokter akan memantau ketat kadar hormon hCG wanita yang mengalami hamil anggur.

Setiap ibu yang melahirkan juga perlu diberikan penjelasan mengenai risiko terjadinya komplikasi setelah melahirkan, seperti perdarahan. Hal ini karena perdarahan bisa menjadi salah satu tanda dari choriocarcinoma.