Ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang sering disalahartikan karena menyerupai keluhan yang umum terjadi saat kehamilan trimester pertama. Padahal, ciri-ciri tersebut perlu diketahui sedini mungkin agar penanganan yang tepat bisa segera diberikan.
Saat memasuki usia kehamilan 3 bulan, yaitu sekitar 12 minggu, janin seharusnya sudah mulai berkembang dengan baik dan dapat dilihat lewat pemeriksaan USG. Namun, pada beberapa kasus, janin justru bisa berhenti berkembang, yang dikenal sebagai kehamilan kosong atau blighted ovum.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada rahim. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang sehingga komplikasi yang menyertainya pun bisa dicegah.
Berbagai Ciri-Ciri Hamil 3 Bulan Janin Tidak Berkembang
Berikut adalah beberapa tanda yang dapat menjadi indikasi janin tidak berkembang di usia kehamilan 3 bulan:
1. Perdarahan vagina
Pada trimester pertama, perdarahan vagina, terutama yang hanya berupa flek ringan sebenarnya cukup umum terjadi. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai pendarahan implantasi karena terjadi akibat proses menempelnya embrio ke dinding rahim.
Namun, jika jumlah darah yang keluar sangat banyak atau disertai dengan keluarnya gumpalan dari vagina, hal ini bisa menjadi ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang. Perdarahan seperti ini terjadi sebagai proses alami tubuh untuk mengeluarkan jaringan kehamilan, termasuk janin yang sudah tidak berkembang dari dalam rahim.
2. Kram perut
Selain perdarahan, kram perut juga bisa terjadi di awal kehamilan. Namun, jika kram yang dialami hanya berlangsung beberapa menit dan tidak disertai dengan keluhan lain, Bunda nggak perlu khawatir karena kondisi ini umum terjadi akibat perubahan hormon dan membesarnya ukuran rahim.
Sebaliknya, jika kram perut terasa sangat sakit, terjadi secara terus-menerus, dan disertai dengan keluarnya darah, Bunda perlu mencurigainya karena bisa saja menjadi ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang. Munculnya keluhan ini terjadi karena rahim tengah berusaha untuk mengeluarkan jaringan janin yang tidak berkembang.
3. Tanda-tanda kehamilan hilang
Pada trimester awal, ibu hamil biasanya akan merasakan beberapa tanda kehamilan, seperti mual, muntah, nyeri payudara, sering buang air kecil, dan mudah lelah.
Namun, jika semua tanda kehamilan tersebut tiba-tiba menghilang, bahkan disertai dengan perdarahan atau kram perut, hal ini perlu diwaspadai. Pasalnya, hilangnya tanda-tanda kehamilan tersebut bisa saja merupakan ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang. Kondisi ini terjadi karena menurunnya kadar hormon kehamilan di dalam tubuh akibat janin yang tidak berkembang lagi.
Meski begitu, ada juga ibu yang memang tidak mengalami gejala kehamilan, sehingga tetap penting untuk rutin memeriksakan kehamilan dan memperhatikan setiap perubahan signifikan yang terjadi pada tubuh.
4. Suara detak jantung janin tidak terdengar
Detak jantung janin menjadi salah satu indikator utama kehamilan yang sehat. Pada usia kehamilan 3 bulan, suara detak jantung janin biasanya sudah bisa terdengar melalui pemeriksaan USG atau alat doppler.
Namun, jika pada usia ini suara detak jantung janin tidak terdeteksi saat pemeriksaan kehamilan, bahkan setelah melakukan pemeriksaan ulang, hal ini bisa menjadi ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang.
5. Kantung kehamilan kosong saat di USG
Kantung kehamilan (gestational sac) adalah ruang berisi cairan yang terbentuk di dalam rahim sebagai tempat berkembangnya janin. Pada usia kehamilan 6–7 minggu, biasanya di dalam kantung kehamilan sudah mulai tampak bakal janin melalui pemeriksaan USG.
Namun, jika saat dilakukan pemeriksaan USG tetapi kantung kehamilan tetap terlihat kosong tanpa adanya bakal janin, hal ini dapat menjadi ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang.
Memahami dan mengenali ciri-ciri hamil 3 bulan janin tidak berkembang penting agar ibu hamil bisa lebih waspada terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan. Jika mengalami satu atau beberapa tanda tersebut, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan untuk mendapat penanganan yang sesuai dan memastikan kesehatan ibu serta kehamilan tetap terjaga.