Ciri-ciri plasenta normal penting diketahui oleh ibu hamil agar tetap sehat hingga persalinan. Plasenta yang berkembang dengan baik akan mendukung pertumbuhan janin secara optimal dan mencegah berbagai komplikasi yang bisa membahayakan ibu maupun bayi.
Plasenta adalah organ penting dalam kehamilan yang berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, serta membuang sisa metabolisme janin. Proses perkembangan plasenta dimulai sejak awal kehamilan dan terus dipantau selama pemeriksaan kehamilan rutin.
Jika plasenta mengalami gangguan, risiko seperti berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat, hingga perdarahan saat persalinan bisa terjadi. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri plasenta normal sangat penting agar langkah pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.
Ciri-Ciri Plasenta Normal pada Kehamilan
Dengan memahami ciri-ciri plasenta normal, Bumil dapat lebih waspada dan merasa tenang selama menjalani kehamilan. Berikut ini adalah beberapa ciri plasenta yang normal dan sehat:
1. Lokasi plasenta yang tepat
Plasenta normal umumnya menempel di bagian atas atau samping rahim, tidak menutupi jalan lahir (serviks). Pada posisi ini, plasenta disebut plasenta fundalis atau lateral dan dianggap paling aman untuk mendukung pertumbuhan janin serta proses persalinan.
Dengan posisi plasenta yang tepat, aliran darah dan nutrisi dari ibu ke janin berjalan lancar, sehingga tumbuh kembang janin tetap optimal sampai waktu persalinan tiba.
Jika plasenta menempel terlalu rendah hingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, kondisi ini dikenal sebagai plasenta previa. Plasenta previa dapat meningkatkan risiko perdarahan selama kehamilan atau saat persalinan.
2. Ketebalan dan bentuk plasenta
Ciri-ciri plasenta normal umumnya berbentuk pipih dan bundar dengan ketebalan sekitar 2–4 cm. Ketebalan dan bentuk yang sesuai membuat plasenta mampu menampung pembuluh darah dan jaringan yang dibutuhkan untuk menyalurkan oksigen serta nutrisi dari ibu ke janin secara optimal.
Jika plasenta terlalu tipis, terlalu tebal, atau bentuknya tidak rata, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan, seperti infeksi, kalsifikasi dini, atau masalah pertumbuhan janin.
Kelainan pada ketebalan atau bentuk plasenta dapat menurunkan kemampuan plasenta dalam mendukung perkembangan janin. Inilah mengapa pemeriksaan USG secara rutin sangat penting selama kehamilan.
3. Warna plasenta
Warna plasenta yang normal umumnya merah kebiruan atau merah tua karena kaya akan pembuluh darah yang berfungsi membawa oksigen dan nutrisi ke janin.
Permukaan plasenta yang sehat biasanya terlihat rata dan halus tanpa bercak mencolok. Warna ini menandakan bahwa aliran darah di plasenta berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda gangguan, seperti infeksi atau penyumbatan.
Jika terdapat bercak putih atau kuning pada plasenta, hal ini bisa menjadi tanda adanya infeksi atau kalsifikasi (pengapuran) berlebihan. Kalsifikasi yang terjadi terlalu dini dapat mengganggu kemampuan plasenta dalam menyalurkan oksigen serta nutrisi, sehingga memerlukan pemantauan lebih lanjut oleh dokter.
4. Tidak ada tanda perdarahan
Ciri-ciri plasenta normal juga tidak menunjukkan adanya darah yang keluar dari jaringan plasenta. Kondisi ini memastikan bahwa plasenta dapat menyalurkan oksigen dan nutrisi dengan baik ke janin.
Selain itu, tidak adanya perdarahan juga menandakan tidak ada cedera atau masalah pada pembuluh darah plasenta yang bisa membahayakan ibu dan janin.
Perdarahan pada plasenta bisa menjadi tanda kondisi serius, misalnya solusio plasenta (plasenta terlepas lebih awal) atau plasenta previa. Kedua kondisi ini berisiko menyebabkan komplikasi pada kehamilan maupun saat persalinan.
5. Aliran darah ibu dan janin lancar
Aliran darah yang lancar antara ibu dan janin melalui plasenta merupakan tanda bahwa plasenta berfungsi optimal. Kondisi aliran darah ini biasanya dipantau melalui pemeriksaan USG Doppler selama kehamilan.
Jika dokter menemukan aliran darah yang tidak lancar, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada plasenta, seperti insufisiensi plasenta atau preeklamsia. Gangguan ini berisiko menyebabkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi, bahkan bisa berdampak pada pertumbuhan janin.
6. Tidak ada kelainan pada tali pusat
Ciri-ciri plasenta yang sehat memiliki tali pusat yang menempel di tengah atau sedikit ke pinggir plasenta, bukan di tepi sekali atau di luar plasenta utama. Posisi dan bentuk tali pusat yang normal membantu memastikan distribusi oksigen dan nutrisi ke janin berlangsung lancar.
Jika tali pusat menempel di tepi plasenta atau bahkan di luar plasenta, aliran darah ke janin bisa terhambat.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin untuk Memastikan Kondisi Plasenta
Pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk memantau kondisi plasenta, termasuk letak, bentuk, dan fungsinya.
Dokter biasanya melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan plasenta berkembang secara normal dan mendeteksi adanya kelainan sedini mungkin. Pemeriksaan ini juga membantu memastikan janin menerima nutrisi dan oksigen yang cukup, sehingga tumbuh dengan optimal.
Sebagian besar gangguan pada plasenta dapat diatasi dengan penanganan yang tepat apabila terdeteksi lebih awal, misalnya dengan bed rest, pemantauan intensif, atau perubahan rencana persalinan. Hindari mengonsumsi obat, jamu, atau suplemen tanpa anjuran dokter karena dapat memengaruhi kesehatan plasenta maupun janin.
Plasenta yang sehat sangat memengaruhi kelancaran kehamilan dan persalinan. Pastikan Bumil menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengikuti anjuran dari dokter agar kondisi plasenta tetap optimal.
Jika Bumil mengalami perdarahan, nyeri perut hebat, atau gerakan janin terasa berkurang, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di ALODOKTER agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan penjelasan lebih lanjut sesuai kebutuhan.