Contoh motorik kasar pada anak mencakup gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot besarnya. Kemampuan motorik kasar sebenarnya akan dicapai secara bertahap sesuai pertambahan usia anak. Namun, memantau motorik kasar sesuai pertambahan usianya perlu dilakukan untuk memastikan tumbuh kembang anak sudah sesuai.

Motorik kasar adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang lebih banyak menggunakan kekuatan otot-otot besar, seperti otot lengan, kaki, dan seluruh tubuh. Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda perlu mengetahui beberapa contoh motorik kasar yang sesuai dengan usia Si Kecil. Pasalnya, perkembangan motorik kasar yang sesuai usia dibutuhkan untuk menunjang aktivitas anak.

Contoh Motorik Kasar pada Anak Sesuai Tahapan Usianya - Alodokter

Contoh Motorik Kasar Sesuai Usia Anak

Jika dibandingkan dengan motorik halus, gerakan motorik kasar lebih mudah terlihat. Ini karena motorik kasar berkaitan dengan gerakan tubuh yang dilakukan oleh Si Kecil. Beberapa contoh gerakan motorik kasar terlihat dari kemampuannya untuk mengangkat kepala, tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, hingga melompat.

Keterampilan motorik kasar berkembang sesuai pertumbuhan anak. Oleh karena itu, kemampuan motorik kasar sebenarnya sudah terlihat sejak bayi dan akan dimiliki secara bertahap sesuai pertambahan usia anak.

Meski tahap perkembangan motorik setiap anak berbeda-beda, terdapat patokan dasar yang bisa Bunda jadikan pedoman untuk memantau kemampuan motorik kasar Si Kecil. Berikut ini adalah contoh motorik kasar yang akan dicapai si kecil sesuai tahapan usia:

1. Usia 3–6 bulan

Pada usia ini kekuatan otot leher anak mulai berkembang. Jadi, gerakan motorik kasar yang paling menonjol melibatkan leher, lengan, dada, dan punggung.

Contoh motorik kasar yang sudah bisa dicapai Si Kecil pada usia ini masih berupa gerakan kecil, misalnya mengangkat kepala dengan menggunakan otot lehernya, tengkurap, hingga mengubah posisinya untuk duduk dengan bantuan.

2. Usia 6–12 bulan

Saat usianya menginjak 6–12 bulan, contoh motorik kasar yang bisa Si Kecil lakukan ialah merangkak, duduk tanpa pegangan, dan mulai belajar berjalan meski dengan berpegangan pada sesuatu.

Ini menandakan bahwa otot kaki Si Kecil terus mengalami perkembangan sehingga sudah mulai kuat menahan beban badan yang diperlukan untuk berjalan.

3. Usia 1 tahun

Otot kakinya yang makin kuat membuat Si Kecil mulai menguasai beragam kemampuan, termasuk berjalan sendiri dan mulai menarik ataupun mendorong mainannya. Tidak hanya itu, Si Kecil juga akan lebih sering memanjat tempat tidur atau kursi yang pendek.

4. Usia 2 tahun

Pada usia ini, perkembangan otot-otot tubuhnya sudah makin kuat. Si Kecil mulai berjalan dengan lancar dan mencoba untuk berlari meskipun masih sering terjatuh.

Tidak berhenti di situ, contoh motorik kasar lain yang dimiliki Si Kecil pada usia 2 tahun ialah berjalan menggunakan jari kakinya atau jinjit. Kemampuan motorik kasar ini menandakan langkah awal menuju kemandirian fisik pada masa balita.

5. Usia 3 tahun

Saat otot kaki Si Kecil makin kuat maka keseimbangannya pun akan meningkat. Hal ini membuat Si Kecil mulai mampu melakukan aktivitas fisik yang lebih kompleks, seperti berlari tanpa jatuh, melompat, mengayuh sepeda roda tiga, hingga mampu menangkap bola.

6. Usia 4 tahun

Ketika Si Kecil memasuki usia 4 tahun, ia mulai memiliki kendali fisik yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Ini berarti keterampilan motorik kasar Si Kecil makin berkembang dengan baik.

Contoh motorik kasar anak pada usia ini adalah mampu berdiri dengan satu kaki selama 3 detik, lebih fokus saat menendang bola, serta mampu berlari melewati rintangan.

7. Usia 5 tahun

Pada usia 5 tahun, biasanya Si Kecil mulai memiliki keseimbangan yang jauh lebih baik. Hal ini membuat ia sudah dapat berdiri dengan satu kaki lebih stabil dan lebih lama dari sebelumnya. Tidak hanya itu, ia pun mampu berjalan mundur, serta mulai lancar untuk mengayuh sepeda roda dua.

8. Usia 6 tahun

Ketika sudah mendekati usia sekolah, kemampuan motorik kasar pada anak 6 tahun makin matang dan berkembang dengan pesat. Contoh motorik kasar yang umumnya sudah bisa ia lakukan adalah mampu untuk melompat menggunakan kedua kaki secara bersamaan ataupun menggunakan salah satu kakinya saja.

Selain itu, pada usia 6 tahun, biasanya Si Kecil sudah lebih terampil dalam berbagai permainan, seperti melempar ataupun menangkap bola dengan cekatan.

Itulah berbagai contoh motorik kasar yang Anda perlu ketahui sebagai orang tua. Jika kemampuan Si Kecil tidak sesuai dengan contoh motorik kasar di atas, bukan berarti perkembangan Si Kecil terlambat, ya.

Hal ini karena setiap anak itu unik dan membutuhkan waktu yang berbeda dalam menguasai kemampuan motorik. Ada yang cepat dan ada pula yang memerlukan waktu lebih lama dari teman seusianya.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, tidak ada salahnya jika Bunda dan Ayah tetap memperhatikan dan membimbing Si Kecil untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang bisa mengembangkan motorik kasarnya.

Namun, jika Bunda khawatir Si Kecil mengalami keterlambatan dalam menguasai contoh motorik kasar yang telah disebutkan di atas, terlebih bila gerakan antara anggota tubuh bagian kanan dan kirinya tidak seimbang ataupun mengalami refleks bayi baru lahir yang menetap hingga usianya lebih dari 6 bulan, segera periksakan Si Kecil ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai.