COVID-19 dapat dialami oleh siapa saja, tak terkecuali orang yang berusia di bawah 50 tahun, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, tidak seperti berita yang akhir-akhir ini banyak beredar, infeksi virus Corona memiliki tingkat kematian yang cukup rendah pada kelompok usia tersebut.

Penularan virus Corona dapat terjadi melalui percikan dahak, air liur, atau lendir di hidung (ingus) saat penderita COVID-19 batuk atau bersin dengan tidak mengenakan masker. Penularan virus juga bisa terjadi apabila penderita COVID-19 batuk atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung dengan lipatan siku atau tisu.

COVID-19 Tidak Mematikan bagi Sebagian Besar Orang Berusia di Bawah 50 Tahun - Alodokter

Gejala awal infeksi virus Corona memang menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit kepala, dan sakit tenggorokan bahkan cegukan. Namun, sebagian pasien COVID-19 bisa mengalami gejala berat berupa sesak napas.

Bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:

Pada anak-anak dan orang dewasa berusia di bawah 50 tahun, gejala COVID-19 yang muncul umumnya tergolong ringan, bahkan tak sedikit yang tidak menunjukkan gejala sama sekali (Orang Tanpa Gejala/OTG). Tak hanya itu, risiko kematian pada pasien COVID-19 yang berusia di bawah 50 tahun juga tergolong rendah.

Tingkat Kematian Pasien COVID-19 yang Usianya di Bawah 50 Tahun

Tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) adalah perbandingan jumlah korban meninggal dengan jumlah penderita secara keseluruhan dalam suatu kelompok.

Di Indonesia, tingkat kematian (CFR) akibat COVID-19 pada kelompok usia di bawah 50 tahun adalah rata-rata 1,3% dengan rincian per kelompok umur sebagai berikut:

  • Usia 31–45 tahun: 2,4%
  • 18–30 tahun: 0,9%
  • 6–17 tahun: 0,6%

Di Cina, tingkat kematian untuk penderita COVID-19 di bawah usia 50 tahun sebesar 0,1–0,3%. Tingkat kematian untuk kelompok usia di bawah 50 tahun di Italia juga cukup rendah, yaitu 0,06–0,14%.

Tingkat kematian kelompok usia di bawah 50 tahun memang lebih rendah dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. Namun, perlu Anda ketahui bahwa jumlah penderita COVID-19 di Indonesia sebenarnya bisa jadi lebih banyak daripada jumlah yang tercatat.

Ada beragam penyebab kendala dalam menentukan jumlah penderita secara tepat, mulai dari alat pemeriksaan tidak akurat, jumlah alat pemeriksaan tidak mencukupi dan belum menjangkau seluruh daerah di Indonesia, hingga rasa takut masyarakat untuk menjalani pemeriksaan dan karantina.

Namun, secara umum, bisa disimpulkan bahwa persentase tingkat kematian akibat penyakit COVID-19 pada kelompok usia kurang dari 50 tahun di Indonesia adalah sekitar 0,5–2%.

Bahaya COVID-19 pada Kelompok Usia di Bawah 50 Tahun

Walau CFR-nya cukup rendah, bukan berarti semua penderita COVID-19 yang usianya di bawah 50 tahun memiliki risiko kematian yang sama rendahnya.

Penyakit COVID-19 dapat berbahaya dan menyebabkan komplikasi berat, bahkan kematian, pada orang di bawah usia 50 tahun dengan kondisi berikut:

  • Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena HIV/AIDS atau malnutrisi
  • Menjalani pengobatan tertentu, seperti kemoterapi atau kortikosteroid jangka panjang
  • Memiliki indeks massa tubuh lebih dari 40 atau obesitas
  • Memiliki penyakit pada saluran pernapasan, misalnya asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, gagal ginjal kronis, kanker, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung

Selain itu, risiko terjadinya COVID-19 dengan gejala berat juga lebih tinggi pada orang yang memiliki kebiasaan merokok.

Langkah Pencegahan COVID-19

Untuk mengurangi risiko terkena COVID-19 dan memutus rantai penyebaran virus Corona, Anda perlu melakukan beberapa langkah pencegahan COVID-19 berikut ini:

  • Tetap berada di rumah, kecuali ada keperluan darurat.
  • Hindari tempat yang ramai atau dikerumuni banyak orang.
  • Selalu gunakan masker saat berinteraksi dengan orang lain atau jika Anda terpaksa harus bepergian ke luar rumah.
  • Sering cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%.
  • Lakukan physical distancing.
  • Bersihkan rumah secara rutin.
  • Konsumsi obat secara rutin bila Anda menderita penyakit tertentu.

Selain itu, Anda juga perlu menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dengan menonsumsi makanan bernutrisi, seperti buah dan sayur, tidur yang cukup, dan kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan relaksasi, yoga, atau meditasi.

Jika Anda mengalami gejala COVID-19 seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terlebih jika Anda pernah kontak dekat dengan orang yang positif terinfeksi virus Corona atau berada di wilayah endemis (zona merah) COVID-19 dalam 14 hari terakhir, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Anda juga dapat menggunakan fitur Cek Risiko Infeksi Virus Corona yang disediakan gratis oleh ALODOKTER untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda telah terinfeksi virus ini.

Bila Anda memiliki pertanyaan terkait infeksi virus Corona, baik mengenai gejala, langkah pencegahan, maupun pemeriksaan COVID-19, Anda bisa chat langsung dengan dokter di aplikasi ALODOKTER. Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi ini.