Obesitas adalah kondisi tingginya kadar lemak yang menumpuk di dalam tubuh akibat asupan kalori yang masuk lebih banyak daripada yang digunakan. Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Obesitas dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Pada orang dewasa, kriteria obesitas ditentukan dari nilai indeks massa tubuh (IMT) yang mencapai 25 kg/m² atau lebih. Sementara itu, penilaian obesitas pada anak-anak perlu disesuaikan dengan usia dan jenis kelaminnya. 

Obesitas-alodokter

Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas

Penyebab obesitas adalah jumlah kalori yang dikonsumsi lebih banyak daripada yang dibakar oleh tubuh melalui aktivitas fisik maupun olahraga. Alhasil, tubuh menyimpan kelebihan kalori tersebut sebagai lemak. 

Di samping itu, ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas, yaitu:

  • Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita obesitas
  • Sering mengonsumsi makanan atau minuman tinggi kalori, misalnya makanan cepat saji, serta minuman yang beralkohol atau mengandung tinggi gula 
  • Kurang aktif melakukan aktivitas fisik, seperti banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi atau bermain game di ponsel maupun komputer
  • Mengalami disabilitas sehingga kesulitan beraktivitas 
  • Menggunakan obat-obatan tertentu yang bisa memicu kenaikan berat badan, seperti kortikosteroid, antidepresan, antikejang, antipsikotik, dan penghambat beta
  • Mengalami stres yang berdampak pada perubahan hormon pengendali rasa lapar
  • Menderita penyakit, seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, atau sindrom Prader-Willi
  • Mengalami gangguan tidur, yang bisa meningkatkan nafsu makan atau sering menginginkan makanan tinggi kalori dan karbohidrat
  • Bertambahnya usia sehingga memicu perubahan hormon dan kebutuhan tubuh terhadap kalori
  • Mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan dan sulit diturunkan setelah melahirkan

Gejala Obesitas

Obesitas ditandai dengan nilai indeks massa tubuh (IMT) 25 (kg/m²) atau lebih, serta lingkar pinggang di atas 90 cm (pada pria) dan >80 cm (pada wanita). Pada kondisi ini, penderita obesitas juga dapat mengalami gejala berupa:

  • Sesak napas
  • Mudah berkeringat
  • Mendengkur
  • Kesulitan melakukan kegiatan sederhana
  • Mudah lelah
  • Nyeri sendi atau punggung
  • Penumpukan lemak, terutama di pinggang
  • Sulit tidur
  • Bagian lipatan kulit lembap karena keringat sehingga mudah teriritasi
  • Gangguan psikologis, seperti tidak percaya diri atau enggan bersosialisasi

Sementara pada anak-anak, obesitas umumnya ditandai dengan gejala-gejala berikut:

  • Tumpukan lemak di area payudara
  • Stretch mark pada pinggul atau punggung
  • Kulit menebal dan menjadi lebih gelap, yang biasanya terjadi pada area lipatan tubuh, seperti ketiak, leher, atau selangkangan
  • Sesak napas ketika beraktivitas
  • Gangguan tidur, misalnya sleep apnea
  • Tidak percaya diri
  • Menstruasi dini pada anak perempuan
  • Pubertas terlambat pada anak laki-laki
  • Kelainan tulang, seperti kaki rata

Kapan harus ke dokter

Jangan menunda untuk berkonsultasi ke dokter jika mengalami obesitas, terlebih bila kondisi ini sampai mengganggu aktivitas atau berdampak pada kondisi mental.

Untuk konsultasi yang nyaman dan tepercaya, Anda bisa menggunakan layanan Chat Bersama Dokter

Melalui chat, Anda dapat menyampaikan hal-hal yang mengganggu atau menjadi kekhawatiran Anda. Dokter dapat memberikan penjelasan, saran, atau pengobatan untuk hal-hal tersebut. Jika diperlukan, dokter juga bisa merujuk ke rumah sakit agar kondisi kesehatan Anda atau anak Anda diperiksa secara menyeluruh.

Diagnosis Obesitas

Diagnosis obesitas dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Hal-hal ditanyakan antara lain:

  • Pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan sehari-hari
  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Gangguan psikologis yang dialami akibat berat badan berlebih
  • Hal-hal yang sudah dilakukan untuk menurunkan berat badan
  • Orang di sekitar pasien yang mungkin memiliki kondisi sama

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk tinggi badan, tekanan darah, denyut jantung, dan irama jantung. Pemeriksaan dilanjutkan dengan menghitung indeks massa tubuh pasien menggunakan tinggi dan berat badan pasien. Indeks massa tubuh dihitung menggunakan rumus berikut:

Indeks massa tubuh= berat badan (kg)
tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Sebagai contoh, jika berat badan pasien 80 kg dan tinggi badan 160 cm, rumus indeks massa tubuhnya adalah:

Indeks massa tubuh= 80 kg = 31,25 kg/m²
1,6 m x 1,6 m

Setelah mengetahui hasil IMT, pasien akan direkomendasikan untuk menjalani tes tambahan agar dokter bisa memastikan adanya risiko penyakit terkait obesitas. Rangkaian pemeriksaan tersebut antara lain:

  • Tes kolesterol, untuk mengukur kadar kolesterol baik (HDL) dan kadar kolesterol jahat (LDL)
  • Tes fungsi hati, untuk mendeteksi penyakit perlemakan hati (fatty liver disease), yang sering menyertai obesitas
  • Tes HbA1c, untuk memastikan kondisi prediabetes maupun diabetes
  • Tes hormon tiroid, untuk mencari tanda-tanda penyakit tiroid
  • Elektrokardiografi, untuk melihat kondisi jantung

Penanganan Obesitas

Penanganan dasar pada pasien obesitas adalah mengatur pola makan sehat sesuai dengan kebutuhan asupan kalori harian dan aktif berolahraga setiap hari. Jika upaya tersebut tidak efektif dalam menurunkan berat badan, dokter dapat merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi dengan obat-obatan atau operasi.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode penanganan untuk obesitas:

Perbaikan pola makan

Upaya pertama untuk menurunkan berat badan adalah dengan membatasi asupan kalori harian tanpa melewati jadwal makan. Namun, perlu diingat bahwa makanan yang dikonsumsi harus yang bergizi lengkap dan seimbang. 

Cara yang dapat dilakukan adalah mengganti makanan atau minuman tinggi kalori dengan pilihan makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah-buahan. Pasien obesitas juga dianjurkan untuk membatasi makanan cepat saji dan mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih.

Olahraga rutin

Berolahraga rutin dengan intensitas sedang bisa membantu membakar kalori dan mencapai berat badan ideal. Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan bisa berupa jalan cepat, bersepeda, atau berenang. Waktu olahraga yang disarankan adalah setidaknya 150 menit dalam seminggu, atau 30 menit per hari, 5 kali seminggu.

Konseling

Metode ini bertujuan meyakinkan pasien memahami dan mencegah hal-hal yang dapat memicu peningkatan nafsu makan. Konseling, baik secara individu maupun berkelompok, juga dapat membantu pasien mengelola stres dengan baik sehingga terhindar dari stress eating.

Pemberian obat-obatan

Konsumsi obat penurun berat badan dapat dilakukan bersamaan dengan perbaikan pola makan, olahraga, dan konseling. Meski begitu, penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan ini harus disertai dengan resep dokter. 

Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan berat badan adalah yang mengandung bahan aktif semaglutide, seperti Ozempic

Operasi

Bila metode pengobatan di atas sudah tidak efektif dalam menangani obesitas, dokter akan melakukan operasi. Beberapa metode yang dapat dilakukan adalah:

  • Endoskopi bariatrik
    Endoskopi bariatrik dilakukan dengan menjahit dinding lambung melalui endoskop yang dimasukkan lewat mulut. Keunggulan dari teknik ini dapat membuat ukuran lambung mengecil tanpa sayatan atau potongan pada lambung. Di samping itu, waktu pemulihan kondisi pasien bisa lebih cepat.
  • Balon intragastrik
    Balon intragastrik dilakukan dengan memasukkan balon kecil ke dalam lambung. Balon ini lalu diisi dengan air untuk mengurangi jumlah ruang kosong di lambung sehingga pasien akan merasa kenyang lebih lama walau makan sedikit.
    Balon intragastrik akan dibiarkan selama 6 bulan dan bila perlu diganti dengan balon yang baru, tergantung pada respons pasien terhadap metode ini.
  • Operasi bariatrik
    Operasi bariatrik bertujuan untuk mengatur banyaknya kalori yang masuk ke dalam tubuh. Hasilnya, pasien bisa lebih cepat kenyang.
    Tergantung pada metode yang dipilih, dokter dapat mengikat bagian tengah lambung menggunakan alat khusus mirip cincin (gastric band), mengecilkan lambung dan menghubungkannya ke usus halus (gastric bypass), atau memotong sekitar 80% bagian lambung (sleeve gastrectomy).

Komplikasi Obesitas

Obesitas yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan lain atau komplikasi, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Penyakit refluks asam lambung (GERD)
  • Diabetes tipe 2
  • Perlemakan hati
  • Batu empedu
  • Sleep apnea
  • Osteoarthritis
  • Kanker tertentu, seperti kanker rahim, kanker payudara, atau kanker usus
  • Kualitas hidup menurun hingga menyebabkan depresi
KonsultasiWA

Pencegahan Obesitas

Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah obesitas, yaitu:

  • Mengetahui berat badan dan lingkar pinggang ideal, serta menimbang berat badan setiap 1 minggu sekali secara rutin
  • Mengurangi asupan makanan cepat saji dan makanan atau minuman yang mengandung tinggi gula
  • Memperbanyak asupan sayur dan buah-buahan
  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang dengan indeks glikemik rendah
  • Berolahraga dengan intensitas sedang, seperti bersepeda dan berenang, setidaknya selama 30 menit sehari atau 150 menit per minggu
  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup
  • Beristirahat yang cukup atau sesuai kebutuhan
  • Membatasi waktu di depan komputer, televisi, atau ponsel, serta memperbanyak aktivitas 
  • Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan mengikuti yoga atau meditasi, bukan dengan makan dalam jumlah banyak