Penyakit mematikan adalah beragam kondisi kesehatan yang dapat mengancam nyawa. Dengan mengetahui apa saja yang termasuk penyakit mematikan, langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan.

Penyakit mematikan sering kali dianggap sebagai penyakit yang berkembang dengan cepat dan tidak bisa diobati. Anggapan tersebut kurang tepat. Yang dimaksud penyakit mematikan adalah penyakit yang paling banyak menimbulkan kematian pada penderitanya.

11 Penyakit Mematikan yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Dengan makin majunya dunia medis, metode pengobatan untuk penyakit mematikan juga makin berkembang. Ini membuat peluang penderitanya untuk tetap hidup pun makin besar jika kondisi yang diderita segera diketahui dan ditangani dengan tepat.

Jenis-Jenis Penyakit Mematikan

Ada penyakit yang dapat menyebabkan kematian karena organ tubuh yang diserangnya mengalami kerusakan atau kehilangan fungsi secara total. Ada pula penyakit yang menyebabkan kematian karena komplikasinya.

Berikut ini adalah daftar penyakit mematikan yang paling umum:  

1. Penyakit jantung koroner

Penyakit ini menjadi penyakit paling mematikan di dunia berdasarkan jumlah kematian penderitanya. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan dan penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke jantung.

Ketika jantung sama sekali tidak mendapat pasokan oksigen dan darah, organ ini akan berhenti berfungsi.

2. Stroke

Penyakit mematikan kedua adalah stroke. Stroke terjadi ketika pembuluh arteri di otak tersumbat atau pecah, sehingga memutus pasokan darah dan oksigen ke organ ini.

Kondisi ini menyebabkan area tertentu pada otak tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi, sehingga terjadi kematian sel-sel otak. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.

Jika tidak ditangani, stroke dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang.

3. Diabetes

Di Indonesia, diabetes menjadi penyakit mematikan ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu panjang.

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, biasanya akibat diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri (autoimun). Sementara pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh tidak peka terhadap insulin, sehingga fungsi insulin dalam menurunkan kadar gula darah tidak efektif meskipun jumlahnya cukup.

Fungsi insulin adalah untuk mengubah gula menjadi energi. Ketika insulin tidak cukup jumlahnya atau tidak dapat digunakan secara efektif, zat gula akan menumpuk di dalam darah. Akibatnya, penderita diabetes dapat mengalami komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.

4. Kanker

Kanker mungkin menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Penyakit mematikan ini terjadi ketika sel-sel di dalam tubuh mengalami kelainan atau mutasi, sehingga berkembang secara tidak terkendali.

Ketika sel-sel kanker sudah menyebar ke berbagai organ tubuh (metastasis), penderitanya dapat mengalami kematian. Contoh jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian adalah kanker paru-paru, otak, darah, usus besar, dan payudara.

Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita, serta menjadi salah satu penyumbang kematian terbesar akibat kanker.

5. HIV/AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), yaitu kondisi ketika tubuh tidak mampu lagi melawan infeksi.

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, ada jenis obat yang dapat menghambat perkembanganbiakan virus. Dengan terapi antiretroviral (ART) yang konsisten, banyak penderita dapat mencapai jumlah virus yang tidak terdeteksi dan tidak menularkan HIV kepada orang lain.

6. Tuberkulosis (TBC)

TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Penyakit ini mudah menyebar melalui liur atau dahak yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin maupun batuk.

Penyakit ini berbahaya pada pasien yang tidak berobat hingga tuntas, bahkan tidak berobat sama sekali. Oleh karena itu, penderita TBC perlu minum obat antituberkulosis secara rutin selama minimal 6 bulan meskipun gejala telah hilang.

7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kelompok penyakit pada paru-paru yang terjadi dalam jangka panjang, misalnya bronkitis kronis dan emfisema. Penyebab utama dari PPOK adalah merokok maupun terpapar asap rokok dan polusi udara dalam jangka waktu yang panjang.

Jika tidak diobati dengan tepat, PPOK dapat menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya, seperti pneumonia dan pneumothorax.

8. Rabies

Rabies adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh infeksi virus rabies. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. 

Penyakit rabies umumnya ditularkan melalui gigitan hewan, seperti anjing, kucing, dan kelelawar. Gejala awal penyakit ini dapat ditandai dengan gejala mirip flu, seperti demam, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman di area gigitan. Namun, dalam beberapa hari, gejala tersebut akan berkembang menjadi kecemasan, halusinasi, kejang, kelumpuhan, dan bahkan kematian.

Infeksi rabies dapat dicegah dengan pemberian vaksin post-exposure prophylaxis (PEP) segera setelah seseorang terpapar gigitan hewan rabies. Penanganan dini ini sangat penting dilakukan karena setelah gejala muncul, rabies hampir selalu berakibat fatal.

9. Meningitis

Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada area di sekitar otak dan saraf tulang belakang (meninges). Kondisi ini dapat menyebabkan gejala, seperti demam, sakit kepala yang parah, leher kaku, mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya.

Jika tidak segera mendapat penanganan, penderita meningitis dapat mengalami sepsis, yaitu kondisi di mana sistem imun tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap infeksi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan bahkan kematian. 

Untuk mencegah komplikasinya, penanganan meningitis harus dilakukan dengan segera begitu penderita merasakan gejalanya. Penanganan meningitis dimulai dari serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui penyebab infeksi. Setelah itu, dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai.

10. Sirosis

Sirosis adalah jaringan parut permanen yang merusak hati dan mengganggu fungsinya. Kondisi ini merupakan akibat dari hepatitis kronis, yaitu peradangan pada hati. Ketika peradangan terjadi, hati akan berusaha memperbaiki dirinya dengan membentuk jaringan parut. Namun, jaringan parut yang terlalu banyak dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan gagal hati kronis. 

Terganggunya fungsi hati dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita karena organ ini memiliki banyak peran penting, seperti menyaring racun dalam darah, serta menghasilkan protein dan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh. 

Sirosis merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tetapi perkembangannya dapat diperlambat atau dihentikan. Penanganan sirosis akan sangat bergantung pada penyebab dan gejala yang dapat diobati. 

11. Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah kondisi di mana salah satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan cedera ginjal akut. 

Gejala awal gagal ginjal bisa berbeda-beda pada setiap orang, tetapi umumnya penderita akan merasakan kelelahan ekstrim, pembengkakan di sekitar tangan dan kaki (edema), kejang otot, dan penurunan nafsu makan. Jika tidak segera ditangani, kondisi gagal ginjal dapat berakibat fatal. 

Perlu diingat, gagal ginjal memang tidak dapat disembuhkan, tetapi penurunan fungsi ginjal dapat diperlambat dan dihentikan dengan penanganan yang sesuai.

Dengan mengetahui apa saja yang termasuk penyakit mematikan, Anda dapat melakukan langkah-langkah pencegahannya, termasuk dengan menerapkan pola hidup sehat. Anda bisa menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan tidak merokok.

Selain itu, jika Anda memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mematikan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter melalui Chat Bersama Dokter guna mendapatkan saran medis yang sesuai. 

Beberapa kondisi atau kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mematikan adalah merokok, bekerja di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, memiliki riwayat darah tinggi dan diabetes, maupun sering bergonta-ganti pasangan seksual.