Fungsi hati bagi tubuh sangatlah penting, mulai dari menghancurkan racun dalam darah hingga membantu proses pencernaan. Bila organ hati tidak bekerja dengan baik, berbagai kondisi serius dapat muncul. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga fungsi hati.

Hati atau liver terletak di bagian kanan atas rongga perut, tepatnya di bawah diafragma dan sisi kanan lambung. Organ terbesar dalam sistem pencernaan ini berwarna merah kecokelatan dan memiliki berat sekitar 1,5 kg.

Berbagai Fungsi Hati yang Perlu Diketahui - Alodokter

Sebagian orang mungkin hanya mengetahui fungsi hati dalam proses pencernaan. Padahal, hati juga bekerja sama dengan organ maupun sistem tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, kantong empedu, dan sistem saraf, untuk memastikan berbagai mekanisme tubuh berjalan dengan baik.

Berbagai Fungsi Hati bagi Tubuh

Sebagai salah satu organ penting dalam tubuh manusia, hati memiliki beragam fungsi. Berikut ini adalah beberapa fungsi hati:

1. Menghancurkan sel darah merah yang sudah tua

Sel darah diproduksi secara teratur di dalam tubuh, tepatnya sumsum tulang. Sel darah umumnya memiliki usia sekitar 100–120 hari. Setelah itu, sel darah merah yang sudah tua akan diproses oleh organ hati dan menghasilkan bilirubin.

Nantinya, bilirubin akan disaring oleh ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Proses inilah yang menjadikan urine berwarna kekuningan.

Gangguan pada fungsi hati bisa menyebabkan bilirubin menumpuk dan memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya penyakit kuning. Kondisi ini ditandai dengan bagian putih mata (sklera) dan kulit berwarna kekuningan.

2. Membersihkan darah

Hati juga berfungsi untuk membersihkan darah dari senyawa berbahaya, mulai dari racun, alkohol, hingga obat-obatan. Untuk menjalankan fungsi yang satu ini, hati akan mengubah senyawa berbahaya tersebut menjadi molekul yang larut dalam air dan akan dikeluarkan melalui urine.

3. Menyimpan cadangan energi dan nutrisi

Hati menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa saat kadar glukosa darah rendah. Selain itu, hati juga berperan dalam penyimpanan asam folat, zat besi, serta beberapa vitamin, seperti vitamin A, vitamin B12, vitamin D, dan vitamin K.

4. Memproduksi zat yang dibutuhkan tubuh

Organ hati memproduksi beragam zat yang penting bagi tubuh, misalnya kolesterol dan protein khusus yang dapat membawa lemak ke seluruh tubuh. Organ ini juga memproduksi protein, seperti albumin, yang dapat menjaga keseimbangan cairan dalam sistem sirkulasi tubuh.

Protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati. Selain itu, hati memproduksi hormon pertumbuhan pada anak-anak dan cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan makanan.

5. Mengatur pembekuan darah

Organ hati memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Empedu yang dihasilkan oleh hati berfungsi untuk menyerap vitamin K. Vitamin ini berperan dalam membentuk senyawa koagulan yang membantu pembekuan darah. Jika hati tidak menghasilkan cukup empedu, senyawa untuk pembekuan darah tidak dapat diproduksi.

Pemeriksaan Fungsi Hati

Untuk memonitor kondisi organ hati, diperlukan pemeriksaan fungsi hati atau disebut juga uji fungsi hati. Pemeriksaan fungsi hati sering dilakukan untuk mengetahui keparahan dari penyakit tertentu, misalnya hepatitis, perlemakan hati, sirosis, kanker hati, atau kerusakan hati yang disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu.

Uji fungsi hati akan menilai senyawa kimia yang dihasilkan oleh hati. Pola dari hasil pemeriksaan fungsi hati akan menentukan senyawa mana yang kadarnya berlebihan atau berkurang. Berikut ini adalah beberapa senyawa yang biasanya diukur dalam tes fungsi hati:

ALT (alanin transaminase)

ALT memiliki nama lain SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase). Senyawa kimia yang juga merupakan enzim ini berperan dalam proses pengolahan protein. Kadar ALT akan tinggi ketika hati mengalami cedera atau peradangan, seperti pada penyakit hepatitis.

AST (aspartat aminotransferase)

AST atau dikenal juga dengan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) merupakan enzim yang ada di dalam sel-sel hati. Namun, senyawa ini juga bisa ditemukan di organ lain, termasuk otot, jantung, atau ginjal, sehingga peningkatan kadarnya dianggap kurang spesifik untuk menilai kerusakan hati.

ALP (alkaline phosphatase)

Ini adalah enzim yang terbentuk di dalam hati dan tulang. Pada penderita penyakit tulang atau beberapa jenis penyakit hati dan saluran empedu, kadar senyawa alkalin fosfatase dalam darah akan tinggi.

GGT (gamma-glutamyl transferase)

GGT merupakan enzim yang diproduksi oleh hati, tetapi juga dapat ditemukan pada organ lain, seperti ginjal, pankreas, jantung, dan otak. Pemeriksaan GGT bersamaan dengan komponen uji fungsi hati lain dilakukan untuk menilai apakah terdapat gangguan pada saluran empedu atau hati.

Albumin

Albumin merupakan protein utama yang diproduksi liver dan masuk ke sirkulasi darah. Kadar albumin yang rendah dapat mengindikasikan beberapa jenis masalah hati atau bisa juga disebabkan oleh kondisi kurang gizi.

Bilirubin

Bilirubin merupakan senyawa yang tersusun dari hemoglobin. Senyawa ini memberikan warna kekuningan atau kehijauan pada cairan empedu.

Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bisa menyebabkan penyakit kuning. Jenis bilirubin yang diperiksa dalam tes fungsi hati termasuk bilirubin tak terkonjugasi, bilirubin terkonjugasi, dan bilirubin total.

Selain tes fungsi hati dengan mengukur senyawa di atas, diperlukan pula pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosis atau memantau masalah pada organ hati. Jika diperlukan, dokter juga akan menyarankan pemeriksaan USG hati.

Agar fungsi hati tetap terjaga, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola makan sehat dan seimbang, serta utamakan konsumsi sayur dan buah. Jangan lupa untuk rutin berolahraga dan istirahat yang cukup.

Jika Anda mengalami gejala yang diduga berkaitan dengan gangguan fungsi hati, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.