Diare pada bayi yang disusui memang sering membuat Bunda merasa khawatir, apalagi kalau si Kecil tampak lebih sering BAB atau rewel dari biasanya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal dan biasanya dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah.
Diare tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada bayi, termasuk bayi yang disusui. Saat Si Kecil mengalaminya, ia mungkin akan tampak rewel dan menangis karena merasa tidak nyaman. Namun, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan ya.

Ini karena diare pada bayi yang disusui tidak selalu merupakan kondisi yang berbahaya, kok. Malahan, sebagian besar kasus diare pada bayi bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari. Namun, saat diare, Si Kecil berisiko tinggi akan mengalami dehidrasi karena terus-menerus BAB, apalagi jika disertai muntah-muntah.
Nah, diare yang demikian ini bisa berisiko menyebabkan dehidrasi pada bayi, sehingga Bunda tetap perlu waspada.
Penyebab Diare pada Bayi yang Disusui
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan diare pada bayi yang disusui. Berikut ini diantaranya:
1. Infeksi virus atau bakteri
ASI memang memberikan antibodi yang dapat membantu tubuh bayi melawan infeksi kuman, seperti virus atau bakteri. Namun, karena antibodi di tubuh bayi tidak terlalu banyak, sehingga bayi tetap berisiko terkena infeksi. Nah, ketika infeksi terjadi di saluran pencernaan bayi, hal itu bisa menyebabkan saluran pencernaannya meradang sehingga memicu diare pada bayi yang disusui.
Infeksi saluran pencernaan bisa terjadi bila kuman masuk lewat tangan, mainan, atau benda lain yang kotor ke mulut bayi, atau dari ASI perah yang tidak disimpan dengan benar.
2. Alergi atau sensitivitas makanan
Protein atau zat tertentu dari makanan yang dikonsumsi ibu dapat terserap ke dalam ASI. Nah, jika bayi sensitif terhadap protein dalam makanan tersebut, tubuhnya akan menganggap protein ini sebagai benda asing dan melepaskan zat yang memicu peradangan pada saluran pencernaan. Akibatnya, usus bayi tidak dapat menyerap cairan dengan baik dan menyebabkan diare.
3. Efek samping antibiotik
Jika ibu sedang minum antibiotik untuk mengobati penyakit infeksi tertentu, diare pada bayi yang disusui mungkin terjadi akibat terserapnya obat antibiotik yang ibu konsumsi ke dalam ASI.
Karena meski dapat membunuh bakteri penyebab infeksi, antibiotik juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus. Akibatnya, proses pencernaan terganggu dan menyebabkan diare pada bayi yang disusui.
4. Gangguan pencernaan atau intoleransi
Diare pada bayi yang disusui juga bisa terjadi akibat intoleransi laktosa. Ini merupakan kondisi ketika tubuh bayi tidak mampu mencerna laktosa, yaitu gula alami dalam ASI akibat sistem pencernaan bayi tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup.
Nah, laktosa yang tidak dicerna oleh sistem pencernaan bayi kemudian akan menarik air ke dalam usus, sehingga menyebabkan feses lebih encer dan bayi jadi diare.
Cara Mengatasi Diare pada Bayi yang Disusui
Sebagian besar penyebab diare pada bayi yang disusui umumnya tergolong ringan dan dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Meski begitu, Bunda tetap perlu melakukan beberapa perawatan diare pada bayi yang disusui.
Ini dilakukan guna menjaga Si Kecil agar tetap terhidrasi sehingga ia pun terhindar dari dehidrasi. Berikut ini adalah beberapa penanganan pertama diare pada bayi yang disusui:
1. Tetap berikan ASI sesering mungkin
Jangan hentikan pemberian ASI meski Si Kecil sedang diare. Hal ini karena ASI dapat menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama Si Kecil mengalami diare. Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu melindungi bayi dari infeksi lebih lanjut.
2. Berikan oralit
Pada bayi usia di atas 6 bulan, pemberian ASI dapat dilanjutkan dengan diselingi pemberian oralit. Sama seperti ASI, pemberian oralit dilakukan untuk mengganti cairan tubuh Si Kecil yang hilang akibat diare.
Untuk mengatasi diare pada bayi yang disusui, berikanlah oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal, berat badan Si Kecil 10 kg, maka ia perlu diberikan oralit sebanyak 100 ml setiap diare.
3. Berikan probiotik
Jika Si Kecil sudah diberikan MPASI, Bunda juga bisa memberikan ia beberapa makanan yang kaya akan probiotik, seperti yoghurt, keju, dan tempe. Hal ini karena probiotik dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik di usus dan mendukung proses pemulihan bayi yang mengalami diare.
Selain melakukan beberapa cara mengatasi diare pada bayi yang disusui di atas, pastikan Bunda tidak memberikan Si Kecil obat antidiare atau antibiotik tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Pastikan juga Bunda selalu mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah menyusui agar diare Si Kecil tidak makin parah.
Diare pada bayi yang disusui umumnya akan membaik sendiri dalam beberapa hari jika cairan dan nutrisi Si Kecil tetap tercukupi. Namun, jika diare Si Kecil disertai dengan muntah, demam, terdapat darah pada tinja, atau ia tampak lemas dan popoknya jarang basah, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Penanganan yang tepat sejak dini sangat penting untuk menjaga kesehatan bayi dan mencegah komplikasi yang lebih serius.