Diastasis recti adalah kondisi ketika otot perut bagian tengah melebar sehingga terbentuk celah di antara otot kanan dan kiri. Kondisi ini umumnya ditandai dengan perut yang tetap membesar setelah melahirkan. Diastasis recti bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri punggung, serta menurunkan kepercayaan diri. 

Banyak ibu di Indonesia yang belum menyadari bahwa perut yang masih buncit setelah melahirkan bukan semata-mata disebabkan oleh lemak, melainkan bisa menjadi tanda diastasis recti. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga berdampak pada kekuatan otot inti, postur, dan kestabilan tubuh. 

Diastasis Recti, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya - Alodokter

Dengan mengenali penyebab diastasis recti, Anda dapat mengambil langkah yang tepat agar pemulihan berlangsung lebih optimal.

Diastasis Recti dan Penyebabnya

Diastasis recti pada dasarnya disebabkan oleh peregangan dan melemahnya jaringan ikat (linea alba) di tengah otot perut. Namun, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya diastasis recti.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya diastasis recti pada ibu setelah melahirkan:

1. Tekanan berlebih pada dinding perut selama kehamilan

Selama kehamilan, rahim yang membesar memberikan tekanan besar pada otot perut. Tekanan ini dapat membuat serat otot di bagian tengah meregang lebih dari seharusnya. Akibatnya, otot menjadi terpisah dan menciptakan celah yang disebut diastasis recti.

Tekanan ini biasanya makin besar jika kehamilan kembar atau ukuran bayi cukup besar. Selain itu, usia kehamilan yang semakin tua juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pelebaran otot perut.

2. Kenaikan berat badan yang signifikan saat hamil

Kenaikan berat badan secara drastis dalam waktu singkat akan menambah beban pada otot perut. Hal ini memicu otot untuk bekerja lebih keras dalam menopang berat tubuh dan janin.

Akibatnya, jaringan ikat yang menghubungkan otot kanan dan kiri perut cenderung melemah. Kondisi ini membuat jaringan ikat lebih mudah merenggang sehingga celah di antara otot semakin besar.

3. Jarak kehamilan yang terlalu dekat 

Ibu yang jarak kehamilannya dekat atau sudah beberapa kali melahirkan lebih berisiko mengalami diastasis recti. Otot perut tidak memiliki cukup waktu untuk pulih dan menguat kembali sebelum kembali menghadapi tekanan kehamilan berikutnya.

Proses ini membuat kekuatan otot dan elastisitas jaringan perut semakin berkurang. Dengan begitu, kemungkinan otot perut melebar kembali akan lebih tinggi.

4. Faktor genetik dan kelemahan otot inti

Beberapa orang memang memiliki jaringan ikat atau struktur otot perut yang lebih lemah secara genetik. Kondisi ini memperbesar risiko terjadinya diastasis recti, bahkan pada kehamilan pertama.

Di samping itu, kurangnya latihan otot inti sebelum dan selama kehamilan juga turut meningkatkan kelemahan otot perut. Lemahnya otot inti menyebabkan tubuh sulit menahan tekanan yang meningkat.

Diastasis Recti dan Gejalanya

Diastasis recti memiliki beberapa gejala yang dapat dikenali sejak awal. Memahami ciri-ciri ini membantu Anda untuk segera mengambil langkah yang tepat dalam penanganan dan pemulihan.

Berikut ini adalah gejala diastasis recti yang bisa Anda kenali:

  • Perut tetap tampak menonjol atau buncit meski sudah lama setelah melahirkan
  • Terdapat celah atau lekukan di bagian tengah perut, terutama saat Anda berbaring dan mengangkat kepala atau tubuh
  • Perut terasa lemah dan sulit untuk dikencangkan
  • Sering mengalami nyeri punggung bagian bawah
  • Postur tubuh berubah atau terasa kurang stabil
  • Kadang muncul sensasi berat, tidak nyaman, atau kembung di perut
  • Pada beberapa kasus, bisa muncul benjolan di perut terutama saat batuk atau mengejan

Diastasis Recti dan Penangannnya

Jika Anda mengalami diastasis recti, ada beberapa langkah yang direkomendasikan agar pemulihan berjalan optimal, yaitu:

  • Melakukan latihan pemulihan otot inti, seperti senam kegel, pelvic tilt, dan pernapasan diafragma secara teratur. 
  • Melakukan fisioterapis
  • Menggunakan penyangga perut jika diperlukan, untuk membantu menopang otot selama masa pemulihan
  • Menghindari aktivitas berat atau melakukan gerakan yang memberi tekanan besar pada perut sebelum otot benar-benar kuat kembali
  • Melakukan operasi, untuk diastasis recti yang disertai nyeri berat dan tidak membaik dengan terapi

Diastasis recti dapat pulih dengan latihan dan penanganan yang konsisten, tetapi waktu pemulihan bisa berbeda pada tiap orang. Jangan ragu mencari bantuan tenaga medis jika gejala tidak kunjung membaik atau muncul keluhan lain, seperti nyeri berat atau benjolan keras.

Jika Anda mengalami diastasis recti dan merasa bingung untuk memulai latihan, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter agar mendapatkan panduan yang sesuai dan aman. Untuk kondisi yang lebih berat atau mengganggu aktivitas sehari-hari, segera buat janji konsultasi dengan spesialis supaya penanganan lebih komprehensif.