Perut buncit adalah perut yang membengkak atau membesar. Perut buncit dikenal sebagai tanda kelebihan berat badan. Namun, ada kondisi kesehatan tertentu yang bisa menyebabkan perut buncit, bahkan pada orang yang berat badannya normal. 

Perut buncit pada umumnya disebabkan oleh penumpukan lemak di perut atau berat badan yang berlebih. Hal ini bisa terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak, serta jarang berolahraga. 

Perut Buncit - Alodokter

Tidak hanya itu, perut buncit juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain di rongga perut. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perut buncit adalah gangguan di saluran pencernaan, masalah pada kandung kemih, atau penyakit liver. 

Penyebab Perut Buncit

Perut buncit dapat disebabkan oleh penumpukan lemak atau penyakit yang mengakibatkan perut membesar. Berikut ini adalah penjelasannya:

Perut buncit akibat penumpukan lemak

Perut buncit dapat disebabkan oleh penumpukan lemak di bawah kulit (subkutan) atau di organ (viseral). Biasanya, perut buncit karena lemak di bawah kulit masih bisa dicubit, sedangkan perut buncit karena lemak viseral tidak bisa dicubit.

Perut buncit karena lemak subkutan yang menumpuk umumnya terjadi pada orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Sementara itu, penumpukan lemak viseral bisa terjadi pada orang dengan berat badan berlebih maupun berat badan normal. 

Penumpukan lemak viseral pada orang yang berat badannya normal bisa ditandai dengan perut buncit, tetapi bagian tubuh lainnya tidak terlihat gemuk. Kondisi ini tidak bisa diremehkan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit, seperti hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, atau stroke. 

Perut buncit akibat penyakit 

Perut buncit juga bisa menjadi gejala penyakit tertentu yang mengakibatkan penumpukan kotoran (feses), gas, atau cairan di dalam perut. Penyakit tersebut antara lain:

Perut buncit akibat penyakit di atas biasanya terjadi secara perlahan. Namun, perut buncit juga dapat disebabkan oleh kondisi tertentu yang memerlukan penanganan secepatnya. Contoh penyakit tersebut adalah:

  • Retensi urine, yaitu gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan penderitanya tidak bisa buang air kecil
  • Obstruksi usus, yaitu sumbatan di usus, baik usus halus maupun usus besar
  • Peritonitis, yakni peradangan di lapisan rongga perut akibat infeksi

Gejala Perut Buncit

Perut buncit akibat penumpukan lemak biasanya tidak disertai gejala lain. Namun, perut buncit karena obesitas bisa disertai dengan keluhan mudah lelah, nyeri di persendian maupun punggung, mudah berkeringat, sering mendengkur, gula darah tinggi, atau tekanan darah tinggi.

Di samping itu, perut buncit yang terjadi akibat penyakit biasanya muncul bersama dengan gejala lain, tergantung pada kondisi atau penyakit penyebabnya. Beberapa keluhan yang sering terjadi adalah:

  • Perut kembung, sakit, atau kram
  • Mual dan muntah
  • Sering buang angin
  • Diare atau malah sembelit kronis
  • Perut terasa penuh meski hanya makan sedikit
  • Nafsu makan menurun
  • Tinja berbau tidak sedap
  • Sesak napas
  • Berat badan naik drastis
  • BAB berdarah
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki

Kapan harus ke dokter

Konsultasikan ke dokter jika mengalami perut buncit disertai gejala lain yang mengganggu. Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis jika muncul keluhan yang lebih berat, seperti:

  • Nyeri parah di perut atau punggung yang muncul tiba-tiba
  • Perut terasa kaku atau keras
  • Tidak bisa buang air kecil sama sekali
  • Muntah terus-menerus
  • Kram perut yang hilang timbul
  • Tidak bisa buang air besar atau buang angin
  • Berat badan tidak naik (pada bayi atau anak-anak)

Diagnosis Perut Buncit

Untuk mendiagnosis perut buncit, dokter akan terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan berikut kepada pasien:

  • Gejala yang muncul dan durasinya
  • Penyakit lain yang pernah diderita
  • Pola makan atau diet yang sedang dijalani
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Prosedur medis yang pernah dijalani

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Pada tahap ini, dokter akan meraba dan mengetuk-ngetuk perut untuk menentukan apakah pembengkakan disebabkan oleh penumpukan cairan, gas, atau kotoran. 

Dokter juga akan menjalankan serangkaian pemeriksaan berikut untuk memastikan diagnosis perut buncit:

  • Tes darah lengkap, untuk melihat jumlah sel darah merah atau sel darah putih, serta tanda-tanda infeksi atau kanker
  • Tes napas, untuk menentukan perut buncit disebabkan oleh intoleransi laktosa atau small intestinal bacterial overgrowth (SIBO)
  • Endoskopi lambung, untuk memastikan gastroparesis atau dispepsia fungsional
  • USG perut, untuk melihat kondisi liver, kantung empedu, usus, maupun kandung kemih
  • CT scan atau MRI perut, untuk melihat penyakit Crohn, sumbatan pada usus, atau gangguan gerak pada usus halus
  • Manometri anorektal, untuk memeriksa kerja otot-otot rektum dan anus yang dibutuhkan saat buang air besar

Pengobatan Perut Buncit

Penanganan perut buncit akan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika perut buncit terjadi akibat obesitas, dokter akan menyarankan cara-cara sehat untuk menurunkan berat badan agar mencapai berat badan ideal.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan pasien untuk menurunkan berat badan adalah:

  • Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah-buahan
  • Membatasi makanan atau minuman yang mengandung pemanis
  • Menghindari makanan ringan (snack) yang tinggi kalori, tetapi rendah nutrisi
  • Mengonsumsi makanan yang rendah garam
  • Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, misalnya bersepeda atau berenang
  • Mengelola stres, misalnya dengan yoga atau meditasi

Jika perawatan di atas tidak efektif atau perut buncit disebabkan oleh penyakit lain, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti:

  • Diuretik, untuk membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh
  • Antibiotik, misalnya ceftriaxone, untuk mengobati infeksi pada peritonitis
  • Obat pencahar, untuk mengobati sembelit, misalnya pada irritable bowel syndrome
  • Simethicone, untuk mengeluarkan gas dari saluran pencernaan
  • Karbon aktif, untuk menyerap kelebihan gas di saluran pencernaan
  • Suplemen enzim pencernaan atau probiotik, untuk melancarkan proses pencernaan

Selain obat-obatan, dokter dapat menjalankan prosedur medis berikut untuk menangani perut buncit:

  • Paracentesis, untuk mengeluarkan cairan asites dari dalam rongga perut
  • Operasi, untuk mengatasi penyumbatan pada usus dan mengangkat kantung empedu

Komplikasi Perut Buncit

Jika tidak segera ditangani, perut buncit dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, tergantung pada penyebabnya. Pada perut buncit akibat penumpukan lemak viseral, komplikasi yang bisa terjadi meliputi:

Sementara itu, perut buncit karena penyakit yang tidak tertangani dapat mengakibatkan komplikasi berupa:

  • Penyakit ginjal
  • Enterocolitis atau infeksi pada usus
  • Robekan di dinding usus
  • Penumpukan cairan di sekitar paru (efusi pleura) dari asites
  • Usus menonjol di pusar (hernia umbilikalis) atau di selangkangan (hernia inguinalis) akibat tekanan yang tinggi di perut pada asites

Pencegahan Perut Buncit

Perut buncit bisa dicegah dengan menghindari kondisi atau penyakit penyebabnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin
  • Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok
  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memperbanyak asupan serat dari sayur dan buah-buahan
  • Membatasi asupan makanan dan minuman manis
  • Tidak menunda untuk buang air kecil 
  • Membatasi atau menghindari makanan atau minuman yang mengandung laktosa jika mengalami intoleransi laktosa
  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup
  • Mengobati penyakit yang mungkin sedang diderita
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau bersoda