Ekimosis adalah istilah medis untuk menyebut memar pada tubuh. Selain karena cedera, faktor penyebab ekimosis juga bisa akibat kondisi medis atau obat-obatan tertentu. Meski dapat diatasi secara mandiri di rumah, ekimosis yang tidak menghilang berminggu-minggu perlu penanganan dari dokter.
Ekimosis ditandai dengan bercak berwarna ungu tua serta berbentuk bulat di kulit, serta berukuran lebih dari 1 cm. Biasanya keluhan ini disertai nyeri di bagian yang memar, kulit terasa lembut saat ditekan, dan pembengkakan. Saat ekimosis sembuh, warnanya berangsur-angsur berubah menjadi hijau, kuning, atau coklat.
Ekimosis dan Berbagai Penyebabnya
Ekimosis terjadi ketika darah bocor keluar dari pembuluh darah vena dan kapiler kemudian terkumpul di bawah kulit. Kumpulan darah di bawah kulit inilah yang kulit berubah warna dan menimbulkan nyeri ketika ditekan atau bengkak.
Berikut ini adalah berbagai faktor penyebab munculnya ekimosis di kulit:
1. Cedera
Ekimosis paling umum disebabkan oleh benturan atau cedera, contohnya benturan dengan benda tumpul, terjatuh, atau melakukan olahraga yang berat.
Saat tubuh terbentur keras, benturan tersebut akan merusak pembuluh darah yang berada tepat di bawah kulit. Sel darah yang disebut trombosit akan segera menuju ke tempat cedera dan bersama dengan protein untuk membentuk gumpalan. Lalu, gumpalan ini akan menyumbat pembuluh darah yang pecah dan menghentikan pendarahan.
Jika cedera menyebabkan luka, kulit akan berdarah. Namun, jika tidak ada luka, darah tidak bisa keluar sehingga terkumpul di bawah kulit dan membentuk ekimosis.
2. Prosedur tato
Ekimosis juga biasanya terjadi setelah menjalani prosedur tato di kulit. Selain memar, kulit yang ditato juga bisa menjadi kemerahan, terasa hangat, dan bengkak. Reaksi kulit ini merupakan bagian dari proses penyembuhan dan biasanya akan mereda setelah 3–7 hari.
3. Penyalahgunaan alkohol
Orang yang kecanduan alkohol cenderung lebih sering mengalami banyak ekimosis pada tubuhnya. Ini karena konsumsi alkohol yang berlebih dapat menyebabkan masalah pada organ hati. Padahal, salah satu fungsi hati adalah memproduksi protein yang dibutuhkan darah untuk pembekuan.
Oleh karena itu, jika organ ini tidak berfungsi dengan baik, pembuluh darah akan lebih mudah untuk pecah dan membuat kulit mengalami memar.
4. Obat-obatan tertentu
Konsumsi obat-obatan yang mengencerkan darah atau memengaruhi pembekuan darah, seperti aspirin, obat pengencer darah, antibiotik, antidepresan, obat kanker, atau steroid, dapat menyebabkan kulit menjadi lebih rentan mengalami ekimosis.
Berbagai obat-obatan tersebut dapat menurunkan kadar trombosit dan mengurangi pembekuan darah, sehingga kulit menjadi lebih sering terkena memar.
5. Kulit menua
Kulit yang menua juga bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko kulit mudah memar. Pasalnya, seiring bertambah usia, kulit akan menipis dan kehilangan sebagian lapisan lemak yang melindungi pembuluh darah.
Selain itu, pembuluh darah juga akan menjadi lebih rapuh. Akibatnya, ekimosis pun lebih sering terjadi dan nampak di permukaan kulit.
6. Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin C dan vitamin K juga bisa membuat kulit lebih rentan terkena ekimosis. Tubuh menggunakan vitamin C untuk memproduksi kolagen, yakni protein yang membentuk pembuluh darah. Jika kadar vitamin C sangat rendah di dalam tubuh, pembuluh darah akan melemah sehingga membuat kulit mudah memar.
Sementara itu, tubuh membutuhkan vitamin K yang cukup guna menghentikan pendarahan. Oleh karena itu, orang yang kekurangan vitamin K akan mengalami ekimosis lebih sering daripada yang tidak.
7. Gangguan pembekuan darah
Gangguan pembekuan darah atau memiliki kondisi medis yang mengubah jumlah trombosit juga dapat meningkatkan risiko terjadinya ekimosis. Beberapa kondisi ini misalnya hemofilia, penyakit autoimun, atau leukemia.
Selain ekimosis, gangguan pembekuan darah juga menyebabkan penderitanya sering mimisan tanpa alasan, gusi berdarah secara berlebihan setelah menyikat gigi, atau berdarah banyak saat ada goresan atau luka kecil.
Ekimosis dan Cara Mengatasinya yang Tepat
Ekimosis umumnya tidak perlu dikhawatirkan, apalagi bila jumlahnya tidak lebih dari 2 di kulit. Bercak memar sering kali bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2 minggu dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Namun, untuk mempercepat penyembuhan ekimosis, ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah, antara lain:
- Kompres ekimosis dengan es yang dibungkus kain bersih segera setelah mengalami cedera.
- Kompres hangat pada bagian tersebut, setelah 48 jam pertama munculnya ekimosis.
- Minum obat pereda nyeri, seperti paracetamol, bila ekimosis menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan.
- Konsumsi suplemen tambahan bila ekimosis sering muncul akibat kekurangan vitamin.
Jika Anda mengalami ekimosis yang tidak kunjung hilang selama lebih dari 2 minggu, bentuknya besar dan sering terjadi, muncul benjolan pada ekimosis, rasa nyeri yang berlangsung selama berhari-hari setelah cedera, atau ekimosis yang terus muncul di area yang sama atau tanpa pemicu yang jelas, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Konsultasi ini bisa dilakukan secara online melalui Chat Bersama Dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab ekimosis dan menanganinya dengan tepat.