Ergophobia adalah gangguan kecemasan yang membuat seseorang merasa takut atau cemas secara berlebihan terhadap pekerjaan atau lingkungan kerja. Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit, bahkan tidak mampu, menjalani aktivitas pekerjaan meski secara fisik sehat.

Pada kasus yang berat, ergophobia dapat memengaruhi kualitas hidup, termasuk hubungan sosial dan keluarga. Istilah ini berasal dari kata “ergo” yang berarti kerja, dan “phobia” yang berarti ketakutan berlebihan.

Ergophobia

Meski belum diakui secara resmi sebagai jenis fobia spesifik dalam pedoman medis internasional, ergophobia tetap dianggap sebagai hambatan serius bagi karier dan kesejahteraan emosional seseorang.

Penyebab Ergophobia

Faktor yang memicu munculnya ergophobia bisa berbeda-beda pada setiap orang. Berikut penyebab dan pemicu umum yang sering ditemukan:

  • Pengalaman buruk di tempat kerja, seperti perundungan, intimidasi, pelecehan, atau kegagalan dalam pekerjaan sebelumnya
  • Tekanan dan ekspektasi tinggi, misalnya rasa takut tidak mampu memenuhi target, khawatir terhadap penilaian kinerja, atau takut kehilangan pekerjaan
  • Riwayat gangguan kecemasan atau depresi, seperti fobia sosial atau gangguan panik
  • Lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya budaya kerja toksik, persaingan tidak sehat, atau minim dukungan sosial
  • Trauma terkait pekerjaan, seperti pernah mengalami kecelakaan kerja atau pemecatan secara tiba-tiba

Gejala Ergophobia

Gejala ergophobia bisa muncul dalam bentuk keluhan psikologis maupun fisik. Beberapa gejala yang umum dirasakan adalah:

  • Rasa cemas atau takut berlebihan saat memikirkan pekerjaan
  • Sulit tidur (insomnia) menjelang hari kerja
  • Jantung berdebar, berkeringat, atau gemetar sebelum berangkat kerja
  • Mual, sakit kepala, atau sakit perut saat harus bekerja
  • Mudah panik atau merasa putus asa di lingkungan kerja
  • Sering menunda pekerjaan atau berusaha menghindarinya
  • Produktivitas menurun atau sering absen tanpa alasan jelas

Kapan harus ke dokter

Anda disarankan berkonsultasi dengan dokter atau psikolog bila rasa takut atau cemas terhadap pekerjaan membuat Anda sering absen, sulit fokus, atau menjauh dari orang terdekat.

Sebagai langkah awal, Anda bisa berbicara langsung dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Jika diperlukan, Anda juga dapat membuat janji dengan psikolog melalui fitur Buat Janji Dokter untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis Ergophobia

Untuk memastikan diagnosis, dokter atau psikolog akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan psikologis. Riwayat gejala, pengalaman kerja, serta kemungkinan adanya gangguan mental lain juga akan dinilai.

Tidak ada tes laboratorium khusus untuk ergophobia, tetapi pemeriksaan tambahan dapat dilakukan untuk menyingkirkan gangguan medis lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa, seperti gangguan tiroid atau efek samping obat.

Pengobatan Ergophobia

Penanganan ergophobia disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa metode yang umum direkomendasikan meliputi:

  • Terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy), untuk membantu mengubah pola pikir dan respons negatif terhadap pekerjaan
  • Konseling karier atau kelompok dukungan, guna membangun rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi di tempat kerja
  • Pemberian obat-obatan, seperti antidepresan atau ansiolitik, jika gejala sangat berat atau disertai gangguan mental lain
  • Teknik relaksasi atau mindfulness, untuk membantu mengelola stres dan kecemasan
  • Menyesuaikan lingkungan kerja, agar lebih nyaman, suportif, dan ramah terhadap kesehatan mental

Komplikasi Ergophobia

Tanpa penanganan yang tepat, ergophobia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:

  • Meningkatnya risiko depresi berat atau gangguan kecemasan lain
  • Gangguan tidur yang berlangsung lama dan sulit diatasi
  • Penurunan kemampuan berpikir jernih atau mengambil keputusan karena stres kronis
  • Gangguan hubungan sosial dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan

Pencegahan Ergophobia

Langkah pencegahan ergophobia lebih difokuskan pada upaya menjaga kesehatan mental dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, di antaranya:

  • Membangun suasana kerja yang suportif dan terbuka terhadap keluhan karyawan
  • Mengelola stres kerja dengan menerapkan teknik relaksasi dan menjalani gaya hidup sehat
  • Segera mencari bantuan profesional jika mulai mengalami gejala kecemasan yang mengganggu pekerjaan
  • Mendukung rekan kerja yang sedang mengalami tekanan atau kesulitan di tempat kerja