Fasolon adalah obat oles untuk mengatasi peradangan dan infeksi di kulit. Obat ini mampu menekan pertumbuhan bakteri, sekaligus meredakan gejala peradangan di kulit, seperti bengkak, gatal-gatal, dan kemerahan. Fasolon hanya bisa dibeli dengan resep dokter.

Fasolon Krim mengandung bahan aktif neomycin sulfate dan fluocinolone acetonide. Neomycin sulfate bekerja dengan cara menghambat pembentukan protein pada bakteri. Hal ini menyebabkan bakteri berhenti tumbuh dan akhirnya mati.

Fasolon

Sementara itu, fluocinolone acetonide bekerja dengan cara menekan pembentukan, pelepasan, dan aktivitas dari senyawa kimia yang memicu peradangan, seperti histamin. Dengan cara kerja ini, gejala peradangan pada kulit pun dapat mereda. 

Produk Fasolon

Terdapat dua varian produk Fasolon yang tersedia di Indonesia, yaitu:

1. Fasolon kemasan 5 gram

2. Fasolon kemasan 10 gram

Apa Itu Fasolon

Bahan aktif Neomycin sulfate 0,5% dan fluocinolone acetonide 0,025%
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiradang golongan kortikosteroid, antibiotik aminoglikosida
Manfaat Mengatasi gangguan peradangan di kulit yang terinfeksi bakteri
Digunakan oleh Dewasa
Fasolon untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Fasolon untuk ibu menyusui Obat ini aman digunakan oleh ibu menyusui selama sesuai dengan anjuran dokter.
Bentuk obat Krim

Peringatan sebelum Menggunakan Fasolon

Karena tergolong obat resep, Fasolon tidak boleh digunakan secara sembarang. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memakai obat ini:

  • Beri tahu dokter terkait riwayat alergi yang Anda miliki. Fasolon tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat golongan kortikosteroid atau antibiotik aminoglikosida.
  • Jangan menggunakan obat ini pada area yang luas atau kulit yang luka, termasuk luka lecet, luka terbuka, atau luka bakar.
  • Jangan memberikan krim Fasolon kepada anak-anak tanpa persetujuan dokter karena kelompok usia ini lebih rentan mengalami efek samping. Fasolon juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak jika digunakan dalam waktu yang lama.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda mengalami rosacea, jerawat, dermatitis perioral, penyakit liver, gangguan kelenjar adrenal, atau diabetes.
  • Jika obat hendak digunakan pada liang telinga, beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami gendang telinga pecah
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, terutama obat oles lain yang digunakan pada area yang sama. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Fasolon jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Fasolon.

Dosis dan Aturan Pakai Fasolon

Berikut ini adalah dosis umum penggunaan krim Fasolon untuk mengatasi gangguan peradangan di kulit yang terinfeksi bakteri:

  • Dewasa: 2–3 kali sehari, selama maksimal 7 hari.

Cara Menggunakan Fasolon dengan Benar

Gunakan Fasolon sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar efek pengobatan maksimal, perhatikan cara menggunakan krim Fasolon yang benar berikut ini:

  • Pastikan untuk mencuci tangan sebelum menggunakan krim Fasolon.
  • Bersihkan dan keringkan area kulit yang akan diobati dengan Fasolon.
  • Oleskan krim Fasolon secara tipis-tipis ke area kulit yang terinfeksi dan usap sampai merata. Jangan menutup area yang sedang diobati dengan perban, kecuali jika disarankan oleh dokter.
  • Hati-hati saat memakai Fasolon agar tidak mengenai area mulut, hidung, dan mata. Segera bilas area tersebut dengan air jika terkena obat ini.
  • Cuci kembali tangan Anda setelah menggunakan krim ini, kecuali jika Fasolon digunakan untuk mengobati area tangan.
  • Jangan pakai krim Fasolon di area wajah, ketiak, selangkangan, atau sela jari, kecuali jika disarankan oleh dokter. Hindari juga menggunakan krim ini pada area kulit yang mengeluarkan nanah atau cairan.
  • Jangan memakai popok atau celana dalam yang ketat jika area popok (bokong, alat kelamin, atau paha) sedang diobati dengan Fasolon. 
  • Jika area kulit yang diobati berambut, sibak rambut terlebih dahulu atau cukur pendek bila perlu agar krim Fasolon dapat dioleskan secara langsung ke kulit yang terinfeksi.
  • Fasolon dapat merusak produk berbahan lateks, seperti kondom. Oleh karena itu, jangan sampai krim Fasolon mengenai kondom berbahan lateks.
  • Gunakan Fasolon secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika Anda lupa, segera pakai obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan mengoleskan lebih banyak krim Fasolon pada jadwal berikutnya.
  • Beri tahu dokter jika kondisi yang Anda alami tidak kunjung membaik meski sudah menggunakan krim Fasolon selama 1 minggu.
  • Simpan obat ini di ruangan bersuhu antara 15–25°C. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  • Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3 bulan setelah kemasan dibuka atau sudah kedaluwarsa.

Interaksi Fasolon dengan Obat Lain

Penggunaan Fasolon bersama obat kortikosteroid lain dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan jika Fasolon dapat berinteraksi dengan obat lain, baik obat oles maupun obat minum.

Agar aman, beri tahu dokter apabila Anda berencana untuk menggunakan Fasolon dengan obat lain, termasuk vitamin atau produk herbal tertentu.

Efek Samping dan Bahaya Fasolon

Efek samping yang dapat muncul pada kulit yang sedang diobati dengan krim Fasolon adalah:

  • Rasa terbakar, gatal, dan iritasi
  • Ruam atau jerawat
  • Perubahan warna kulit
  • Tumbuh rambut yang tidak diinginkan

Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:

  • Peradangan di kulit memburuk
  • Kulit yang sedang diobati mengalami kemerahan, teraba hangat, bengkak, mengeluarkan cairan, dan iritasi parah
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Jarang buang air kecil
  • Gejala hiperglikemia, seperti mudah haus, sering buang air kecil, mulut kering, atau napas berbau buah
  • Berat badan meningkat, wajah membulat atau membengkak, penumpukan lemak di bagian punggung
  • Gangguan siklus menstruasi