Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi adalah kondisi ketika kadar gula di dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini sering terjadi pada penderita diabetes yang tidak menjalani gaya hidup sehat atau tidak mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Glukosa atau gula darah adalah sumber energi utama bagi tubuh. Zat ini bisa didapatkan dari makanan, seperti nasi, sayur-sayuran, atau buah-buahan. Pada keadaan tertentu, tubuh juga dapat menghasilkan gula dari cadangan energi yang disimpan.
Agar gula darah bisa diproses menjadi energi, tubuh membutuhkan hormon insulin untuk memasukkan gula darah ke dalam sel-selnya. Jika proses ini terganggu, kadar gula dalam darah dapat meningkat melebihi batas normalnya.
Penyebab Hiperglikemia
Hiperglikemia umumnya disebabkan oleh diabetes, walau ada juga hiperglikemia yang tidak disebabkan oleh kondisi tersebut.
Pada dasarnya, hiperglikemia dapat terjadi akibat asupan gula yang terlalu banyak, produksi gula darah berlebih oleh tubuh, atau gangguan pada proses pengolahan gula darah menjadi energi.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hiperglikemia:
- Diabetes tipe 1, yaitu kondisi ketika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup
- Diabetes tipe 2, yaitu kondisi yang menyebabkan sel tubuh tidak sensitif terhadap hormon insulin (resistensi insulin)
- Gangguan hormonal yang dapat menyebabkan resistensi insulin, seperti sindrom Cushing, hipotiroidisme, atau polycystic ovarian syndrome (PCOS)
- Infeksi berat,misalnya sepsis atau COVID-19 yang parah
- Stres berat
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti diuretik atau kortikosteroid
- Penyakit pankreas, seperti pankreatitis atau kanker pankreas
- Operasi besar atau mengalami cedera berat
- Kondisi kritis, stroke parah, atau luka bakar yang luas
Faktor risiko hiperglikemia
Hiperglikemia dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih berisiko terjadi pada orang yang:
- Memiliki riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga
- Memiliki berat badan berlebih
- Mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Menderita kadar kolesterol tinggi
- Pernah menderita diabetes gestasional
Gejala Hiperglikemia
Dalam keadaan tertentu, kadar gula darah normal berada dalam kisaran berikut:
- Kadar gula darah dalam keadaan setidaknya puasa 8 jam: 70−100 mg/dL
- Kadar gula darah 2 jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
- Kadar gula darah yang diperiksa sewaktu (tanpa puasa): kurang dari 200 mg/dL
Gejala gula darah tinggi atau hiperglikemia biasanya muncul ketika kadar gula darah meningkat secara signifikan, umumnya ketika di atas 180–200 mg/dL. Gejala ini bisa berkembang secara perlahan selama beberapa hari hingga minggu.
Makin lama gula darah berada pada kadar yang tinggi, maka makin serius gejala yang dapat dialami. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
- Sering buang air kecil
- Mudah haus dan lapar
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Pandangan kabur
- Sulit konsentrasi
- Berat badan turun
- Keputihan
- Luka sulit sembuh
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika merasakan gejala-gejala di atas, terutama jika disertai keluhan berikut:
- Diare dan muntah
- Demam selama 24 jam
- Kadar gula darah tidak stabil atau melebihi 240 mg/dL meski telah minum obat penurun gula darah
Penanganan oleh dokter di IGD harus segera dilakukan jika muncul gejala di bawah ini:
- Napas berbau buah
- Sakit perut
- Mual dan muntah hingga tidak bisa makan atau minum apa pun
- Sesak napas
- Mulut kering
- Lemas dan lelah
- Linglung
- Penurunan kesadaran atau pingsan
Diagnosis Hiperglikemia
Hiperglikemia umumnya adalah kondisi yang menyertai sebuah penyakit. Oleh karena itu, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosis hiperglikemia sekaligus mencari tahu penyebabnya.
Pada awal proses diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, serta pemeriksaan kadar gula darah dengan tes berikut:
- Memeriksa kadar gula darah menggunakan glukometer, dengan mengambil sampel darah dari ujung jari pasien
- Mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan atau paha, untuk kemudian diperiksa di laboratorium
Normalnya, kadar gula darah di dalam tubuh adalah 70ꟷ99 mg/dL sebelum makan dan kurang dari 140 mg/dL setelah makan. Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperglikemia jika hasil tes menunjukkan kadar gula darahnya melebihi 140 mg/dL.
Usai pasien telah dipastikan menderita hiperglikemia, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mencari tahu apakah hiperglikemia disebabkan oleh diabetes atau kondisi lain. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dokter antara lain:
- Tes gula darah puasa (GDP), untuk memeriksa kadar gula darah setelah pasien berpuasa selama 8 jam
- Oral glucose tolerance test, untuk memeriksa kadar gula darah setelah meminum cairan yang mengandung glukosa
- Tes HbA1c, untuk memeriksa kadar gula darah pasien dalam 3 bulan terakhir
Pengobatan Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:
- Melakukan aktivitas fisik dan rutin berolahraga
- Meningkatkan asupan makanan berserat tinggi, seperti sayur-sayuran
- Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi akan karbohidrat sederhana, seperti nasi putih dan roti
- Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan yoga
- Memperbanyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi
- Beristirahat dan tidur yang cukup
Jika hiperglikemia disebabkan oleh penyakit atau kondisi tertentu, penanganan penyakit tersebut juga perlu dilakukan. Sebagai contoh, pasien diabetes perlu menjalani terapi dengan obat penurun gula darah atau suntik insulin.
Selama menjalani pengobatan tersebut, pasien perlu rutin memantau kadar gula darahnya dengan menjalani tes gula darah.
Komplikasi Hiperglikemia
Jika tidak diobati, hiperglikemia dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal, yaitu ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemi hiperosmoral (HHS). Selain itu, hiperglikemia juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi jangka panjang, seperti:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti stroke dan penyakit jantung koroner
- Kerusakan saraf, seperti neuropati perifer
- Kerusakan ginjal
- Gangguan pada mata, seperti retinopati diabetik dan katarak
- Gangguan pada gigi dan gusi
- Infeksi bakteri atau jamur pada kulit
- Perlemakan hati
- Luka borok yang tidak kunjung sembuh (ulkus diabetikum)
Pencegahan Hiperglikemia
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hiperglikemia, terutama pada penderita diabetes, yaitu:
- Menjalani pengobatan diabetes sesuai dengan arahan dokter
- Memantau gula darah secara berkala dan mewaspadai gejala hiperglikemia
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
- Berolahraga secara rutin
- Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari konsumsi minuman beralkohol