Saat full moon, banyak orang percaya bahwa fenomena ini bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental. Bahkan, sebagian orang merasa perlu melakukan ritual tertentu, seperti meditasi atau berdoa, supaya terhindar dari pengaruh negatif yang bisa terjadi pada tubuh dan pikiran. 

Full moon adalah fase bulan ketika bentuknya tampak bulat sempurna dengan cahaya lebih terang dari biasanya. Fenomena ini terjadi saat bulan berada di posisi perigee, yaitu jarak terdekatnya dengan Bumi.

Full Moon Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental, Apakah Benar? - Alodokter

Full moon dapat dilihat dengan mata telanjang jika cuaca sedang cerah. Selain menyajikan pemandangan indah, full moon juga memiliki berbagai mitos, salah satunya diyakini memengaruhi kesehatan mental dan meningkatkan risiko penyakit. Namun, benarkah anggapan tersebut?

Mitos Seputar Full Moon

Ada sejumlah mitos yang berkembang mengenai full moon, seperti “full moon bikin susah tidur” atau “full moon membuat seseorang lebih cemas”.

Banyak pula yang percaya bahwa fenomena ini dapat mengubah perilaku seseorang, bahkan menyebabkan orang bertindak tidak wajar atau mengalami kejadian buruk, seperti sakit, insiden kriminal, hingga bencana lainnya.

Kepercayaan ini dikenal dengan istilah lunar effect, yaitu keyakinan bahwa bulan purnama dapat memengaruhi siklus biologis manusia, termasuk siklus tidur dan bangun. Akibatnya, banyak yang menganggap bahwa perubahan fase bulan, khususnya saat full moon, bisa mengganggu kesehatan fisik maupun mental.

Fakta Full Moon dalam Memengaruhi Fisik dan Mental

Full moon sebenarnya tidak berdampak langsung pada kesehatan fisik maupun mental. Namun, di masa lalu, saat listrik dan lampu belum umum digunakan, cahaya terang dari full moon bisa mengganggu tidur.

Gangguan tersebut lebih disebabkan oleh cahaya yang masuk ke ruang tidur, yang berpotensi mengacaukan ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur tidur dan bangun. Cahaya berlebih dapat menurunkan produksi hormon melatonin, sehingga membuat seseorang lebih sulit tidur.

Jika gangguan tidur terjadi terus-menerus, risikonya dapat meningkat terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau depresi. Pada penderita penyakit mental, perubahan pola tidur ini bahkan bisa memicu kekambuhan gejala.

Kini, penggunaan lampu dan tirai membuat cahaya full moon tidak selalu memengaruhi pola tidur. Kualitas tidur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain, seperti rutinitas harian, paparan cahaya gadget, dan tingkat stres.

Walaupun pengaruh full moon tidak terbukti, kepercayaan atau mitos yang sudah lama diyakini tetap bisa memengaruhi kondisi mental seseorang. Jika kamu percaya full moon membuat susah tidur atau suasana hati memburuk, pikiran tersebut bisa menimbulkan kecemasan hingga benar-benar sulit tidur.

Agar tidak terpengaruh mitos ini, jaga kualitas tidur dengan membuat kamar tetap gelap dan nyaman, menjaga jadwal tidur yang konsisten, serta membatasi tidur siang.

Jadi, tidak ada bukti bahwa full moon secara langsung memengaruhi kesehatan fisik atau mental. Kamu tetap bisa menikmati keindahannya tanpa khawatir. Mempercayai hal mistis boleh saja, asalkan tidak membuat kamu cemas berlebihan atau melakukan ritual yang berbahaya.

Jika fenomena full moon membuatmu cemas, sulit tidur, atau aktivitas terganggu, jangan ragu konsultasi ke dokter atau psikolog lewat Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dokter akan membantu mencari solusi dan memberikan penanganan yang sesuai.