Fomepizole adalah obat untuk mengatasi keracunan etilen glikol atau methanol. Namun, pada kondisi keracunan yang berat, penggunaan obat ini harus disertai hemodialisis (terapi cuci darah).

Fomepizole bekerja dengan menghambat enzim yang mengaktifkan senyawa beracun dari etilen glikol maupun methanol. Fase awal keracunan dapat ditandai dengan mual atau muntah. Orang yang keracunan senyawa kimia ini juga terlihat mabuk, seperti sempoyongan, mengantuk, gelisah, atau linglung.

Fomepizole - Alodokter

Bila tidak segera ditangani, keracunan etilen glikol dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Kondisi ini dapat ditandai dengan jarang berkemih, urine sedikit dan berwarna gelap, kejang, koma, hingga kematian. Sementara itu, keracunan methanol yang parah dapat menyebabkan kebutaan.

Merek dagang fomepizole: -

Apa Itu Fomepizole

Golongan Obat resep
Kategori Antidot (penangkal racun)
Manfaat Mengobati keracunan etilen glikol atau methanol
Digunakan oleh Dewasa
Fomepizole untuk ibu hamil dan menyusui  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Belum diketahui apakah fomepizole dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Beri tahu dokter jika Anda sedang menyusui.

Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Fomepizole

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan fomepizole, yaitu:

  • Beri tahu dokter bila Anda pernah mengalami gejala alergi ketika diberikan fomepizole.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit liver, atau kesulitan buang air kecil.
  • Beri tahu dokter jika baru-baru ini Anda mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan fomepizole.

Dosis dan Aturan Pakai Fomepizole

Fomepizole diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena/IV). Berikut ini adalah dosis umum penggunaan fomepizole pada orang dewasa untuk mengatasi keracunan etilen glikol atau methanol:

  • Dosis awal 15 mg/kgBB diberikan melalui infus lambat selama 30 menit, lalu diikuti 10 mg/kgBB setiap 12 jam untuk 4 dosis. Setelah itu, tingkatkan dosis menjadi 15 mg/kgBB setiap 12 jam sampai konsentrasi etilen glikol atau methanol <20 mg/100 ml.

Jika keracunan etilen glikol atau metanol sudah berat dan pasien memerlukan tindakan hemodialisis, dosis fomepizol akan ditingkatkan selama terapi cuci darah. Selain itu, untuk meningkatkan efektivitas terapi, fomepizole juga dapat diberikan bersama infus vitamin B1 dan vitamin B6.

Cara Menggunakan Fomepizole dengan Benar

Fomepizole suntik akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini digunakan dengan cara disuntikkan ke pembuluh darah. Agar pengobatan mendapatkan hasil yang maksimal, penggunaan fomepizole akan diawasi secara ketat oleh dokter.

Interaksi Fomepizole dengan Obat Lain

Fomepizole dapat menyebabkan interaksi dengan ethanol, yang dapat ditemukan di dalam minuman beralkohol. Jika fomepizole digunakan ketika masih ada ethanol di dalam darah, risiko terjadinya efek samping dari fomepizole dan keracunan ethanol akan meningkat.

Efek Samping dan Bahaya Fomepizole

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan fomepizole adalah:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kantuk
  • Mual
  • Muntah
  • Tidak nafsu makan
  • Telinga berdenging
  • Rasa logam di mulut
  • Sensasi seperti mabuk atau hangover, yaitu lelah, sakit kepala, pusing dan ruangan seperti berputar, detak jantung cepat, atau gangguan suasana hati

Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau justru makin memburuk. Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Demam
  • Detak jantung cepat atau lambat
  • Tekanan darah rendah
  • Kejang
  • Gerakan mata yang tidak terkendali (nistagmus)
  • Sulit buang air kecil
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa