Gangguan respirasi bisa disebabkan oleh berbagai hal. Ada gangguan yang bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga yang memerlukan penanganan dokter.
Sistem respirasi meliputi saluran udara, pembuluh darah, paru-paru, dan otot-otot saluran pernapasan. Berbagai organ dan jaringan sistem respirasi tersebut bekerja sama dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.
Selain membantu pertukaran gas, sistem respirasi juga menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang Anda hirup. Jika Anda menghirup udara tidak sehat terus-menerus dan dalam jangka waktu lama, hal ini bisa menyebabkan gangguan respirasi.
Berbagai Gangguan Respirasi yang Sering Terjadi
Ada beberapa gangguan respirasi yang umum terjadi, di antaranya:
1. Flu
Flu disebabkan oleh virus influenza yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus penyebab gangguan respirasi ini dapat menyebar melalui udara, benda yang telah terkontaminasi, maupun kontak fisik dengan penderita flu.
Flu dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah pencegahan, seperti mencuci tangan secara rutin, tidak menyentuh wajah, dan menjauhi keramaian.
2. Faringitis
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Keluhan ini disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Faringitis dapat ditangani berdasarkan penyebabnya. Misalnya, faringitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati menggunakan antibiotik.
3. Laringitis
Gangguan respirasi lainnya adalah laringitis, yaitu peradangan yang terjadi pada laring atau pita suara. Keluhan ini umumnya disebabkan oleh penggunaan laring yang berlebihan, iritasi, atau infeksi.
Gejala yang ditunjukkan laringitis biasanya berupa sakit tenggorokan, batuk, demam, suara serak, hingga kehilangan suara.
4. Asma
Asma merupakan gangguan respirasi yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernapasan. Keluhan ini membuat saluran napas mengalami penyempitan. Penyebabnya bisa karena alergi, paparan asap, polusi, hingga udara dingin.
Gejala khas yang umumnya dialami penderita asma adalah mengi, sesak napas, dada terasa sesak, dan batuk.
5. Bronkitis
Bronkitis terjadi ketika saluran yang membawa udara ke paru-paru atau bronkus mengalami peradangan. Akibatnya, gangguan respirasi ini menyebabkan penderitanya batuk berdahak.
Selain batuk berdahak, gejala yang menyertai bronkitis adalah dada sesak, dahak berwarna kuning atau hijau, hingga demam.
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
PPOK adalah gangguan respirasi kronis akibat hambatan aliran udara di paru-paru. Kondisi ini umumnya terjadi karena kerusakan jangka panjang akibat merokok atau paparan polusi.
Gejala utamanya meliputi batuk kronis, produksi dahak berlebih, sesak napas, serta mudah lelah. PPOK bisa memburuk secara bertahap dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
7. Emfisema
Emfisema adalah penyakit kronis atau jangka panjang akibat kerusakan pada alveolus, yaitu kantong udara kecil pada paru-paru. Gangguan respirasi ini lebih sering dialami oleh perokok aktif.
Penderita emfisema dapat mengalami gejala batuk kronis dan sesak napas, bahkan saat berolahraga ringan atau menaiki tangga.
8. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Pneumonia juga bisa disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.
Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun, gangguan respirasi ini umumnya ditandai dengan gejala, seperti batuk, demam, sakit dada, dan sesak napas.
9. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan napas saat tidur yang ditandai dengan henti napas berulang kali selama tidur. Pengidap sleep apnea sering mendengkur keras, terbangun tiba-tiba dengan sesak napas, dan tetap merasa lelah di pagi hari.
Sleep apnea meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan serius lain jika tidak ditangani.
10. Edema Paru
Edema paru terjadi saat cairan menumpuk di jaringan paru-paru. Kondisi ini biasanya dipicu oleh masalah jantung, tetapi juga bisa karena infeksi berat atau kerusakan paru.
Gejalanya meliputi sesak napas berat, napas cepat, batuk berdahak berbusa, hingga kulit kebiruan. Edema paru merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan secepatnya.
11. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker paling berbahaya dengan angka kematian yang tinggi. Baik perokok aktif maupun perokok pasif rentan terkena kanker paru-paru.
Oleh karena itu, untuk mencegah kanker paru-paru, Anda disarankan agar berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
Cara Efektif Mencegah Gangguan Respirasi
Menjaga kesehatan sistem pernapasan sangat penting dilakukan sejak dini. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda terapkan untuk mencegah gangguan respirasi:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Berolahraga secara rutin.
- Tidur yang cukup setiap malam minimal 7 jam..
- Kelola stres dengan baik.
- Rutin mencuci tangan, terutama sebelum makan dan sesudah beraktivitas di luar rumah.
- Hindari kebiasaan merokok dan paparan asap rokok.
Segera konsultasikan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala gangguan respirasi, seperti batuk yang menetap, sesak napas, napas berbunyi, atau dada terasa berat. Untuk konsultasi awal, Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di ALODOKTER. Nantinya, dokter akan membantu Anda menentukan langkah pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat dapat mencegah kondisi bertambah parah dan meningkatkan peluang pemulihan.
