Laringitis adalah peradangan pada laring, yaitu bagian saluran pernapasan tempat pita suara berada. Kondisi ini dapat disebabkan oleh iritasi, infeksi, atau penggunaan pita suara yang berlebihan. Laringitis bisa menyebabkan suara serak, sakit tenggorokan, bahkan kehilangan suara.
Laring terletak di antara tenggorokan (faring) dan batang tenggorokan (trakea). Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan melindungi saluran napas dari makanan atau cairan saat menelan.

Laringitis bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan umumnya berlangsung sementara (akut). Pada anak-anak, laringitis dapat menyebabkan kesulitan bernapas, karena struktur saluran pernapasan anak-anak lebih kecil. Namun, hal tersebut jarang terjadi.
Penyebab Laringitis
Laringitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronis, yang masing-masing disebabkan oleh kondisi berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
Laringitis akut
Laringitis akut adalah peradangan pada laring yang berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada banyak kasus, laringitis akut dapat membaik sendiri tanpa pengobatan khusus, terutama setelah penyebabnya ditangani.
Beberapa penyebab laringitis akut adalah:
-
Cedera pita suara
Cedera pada pita suara dapat disebabkan oleh penggunaan pita suara yang berlebihan, seperti terlalu banyak berbicara, bernyanyi, atau berteriak dalam waktu lama. Kondisi ini membuat pita suara iritasi dan akhirnya meradang. -
Infeksi virus
Infeksi virus merupakan penyebab paling umum dari laringitis akut. Jenis virusnya biasanya sama dengan virus yang infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek -
Infeksi bakteri
Meski jarang, laringitis akut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Salah satu bakteri yang dapat memicu kondisi ini adalah bakteri penyebab difteri.
Laringitis kronis
Laringitis disebut kronis apabila berlangsung lebih dari 3 minggu. Umumnya, laringitis jenis ini terjadi akibat adanya paparan dari penyebab secara terus-menerus dalam jangka panjang. Penyebab dari laringitis kronis antara lain:
- Perubahan bentuk pita suara karena penuaan
- Kebiasaan merokok
- Kecanduan alkohol
- Kebiasaan menggunakan suara secara berlebihan dan dalam jangka panjang, seperti yang biasa dilakukan oleh penyanyi atau pemandu sorak
- Sering terpapar bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi, seperti bahan kimia, debu, dan asap
- Infeksi jamur, yang biasanya terjadi pada penderita asma yang menggunakan obat kortikosteroid hirup jangka panjang
- Kelumpuhan pita suara akibat cedera atau penyakit tertentu, seperti stroke
- Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
Seseorang dengan daya tahan tubuh lemah juga lebih berisiko mengalami laringitis. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.
Gejala Laringitis
Gejala laringitis biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat bersifat ringan maupun berat, tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa tanda laringitis yang umum terjadi:
- Suara serak, atau bahkan hilang sama sekali
- Sakit tenggorokan
- Tenggorokan kering
- Batuk, bisa disertai demam
- Sulit menelan atau terasa ada yang mengganjal di tenggorokan
Pada beberapa orang, laringitis juga dapat disertai dengan gejala, seperti:
- Sakit kepala
- Pilek
- Tubuh lemah atau pegal-pegal
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
Pada anak-anak, laringitis terkadang menyebabkan napas berbunyi tinggi (stridor) dan kesulitan bernapas. Segera cari pertolongan dokter jika muncul gejala, seperti sulit bernapas, suara napas yang tinggi, demam tinggi, atau batuk berdarah.
Kapan harus ke dokter
Kebanyakan kasus laringitis akut dapat membaik dengan perawatan mandiri di rumah.. Namun, Anda dianjurkan berkonsultasi ke dokter bila gejala tidak kunjung membaik selama lebih dari 2 minggu atau justru bertambah parah.
Guna memudahkan, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu terlebih dahulu lewat Chat Bersama Dokter. Melalui konsultasi online, dokter bisa membantu menilai kemungkinan penyebab keluhan, memberikan saran penanganan, meresepkan obat, atau mengatur jadwal konsultasi langsung di rumah sakit.
Laringitis bisa menimbulkan gejala yang lebih serius. Segera cari pertolongan medis ke rumah sakit terdekat jika muncul gejala berikut:
- Demam yang tidak kunjung reda
- Sakit tenggorokan yang lebih parah
- Sulit menelan
- Batuk berdarah
- Sulit bernapas
Penderita anak-anak juga dapat mengalami gejala serius yang memerlukan penanganan di IGD. Gejala tersebut meliputi:
- Suara napas bernada tinggi yang timbul ketika menarik napas (stridor)
- Ngiler atau ngeces berlebihan
- Demam di atas 39ºC
- Batuk berdarah
- Sulit menelan
- Sulit bernapas
Gejala tersebut dapat menandakan kondisi lain yang lebih berat, seperti croup dan epiglotitis.
Diagnosis Laringitis
Dalam mendiagnosis laringitis, dokter akan terlebih dahulu melihat gejala yang dialami pasien. Gejala laringitis yang paling mudah dideteksi adalah suara yang berubah menjadi serak atau bahkan hilang sama sekali.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa tenggorokan pasien dengan menggunakan kaca kecil. Dokter juga akan melakukan tes darah dan tes usap tenggorokan menggunakan cotton bud (kapas kecil), untuk kemudian diteliti di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mengetahui jika ada infeksi bakteri atau jamur.
Untuk melihat kondisi laring lebih detail, misalnya mendeteksi iritasi atau kerusakan pada pita suara, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini:
- Laringoskopi, untuk menilai kondisi peradangan dan mencari penyebab laringitis, dengan memasukkan selang lentur yang dilengkapi dengan lampu dan kamera (endoskop) ke dalam laring melalui mulut atau hidung
- Biopsi, untuk memastikan penyebab laringitis, dengan mengambil sampel jaringan di laring untuk diteliti di laboratorium
Jika laringitis sering kambuh atau berlangsung dalam jangka panjang, dokter akan merujuk pasien kepada dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan Laringitis
Sebagian besar laringitis bisa sembuh sendiri dalam waktu 1 minggu. Namun, pengobatan oleh dokter dapat meredakan gejala yang mengganggu dan mempercepat kesembuhan.
Untuk menangani laringitis secara mandiri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah, di antaranya:
- Minum banyak air putih dan tidak mengonsumsi minuman yang berkafein atau beralkohol
- Menghirup inhaler dengan kandungan mentol untuk melegakan saluran pernapasan yang terasa tidak nyaman
- Mengonsumsi permen mint dan berkumur dengan air garam hangat atau obat kumur khusus untuk melegakan tenggorokan
- Berbicara dengan suara perlahan untuk mengurangi ketegangan pada pita suara yang sedang meradang
- Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat tenggorokan kering, seperti dekongestan
- Berhenti merokok dan menghindari paparan penyebab iritasi dan alergi, seperti asap rokok dan debu
Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk menangani penyebab atau kondisi yang mendasari terjadinya laringitis. Obat-obatan tersebut meliputi:
- Ifen atau Pyrexin, untuk meredakan nyeri tenggorokan, sakit kepala, atau demam
- Obat antihistamin, misalnya Tuzalos, untuk mengatasi alergi yang muncul
- Obat penurun asam lambung, untuk menangani penyakit GERD
- Obat batuk, untuk meredakan batuk
- Kortikosteroid, untuk meredakan peradangan di pita suara
- Antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri
Komplikasi Laringitis
Jika tidak ditangani dengan baik, laringitis dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Infeksi menyebar ke bagian lain saluran pernapasan, misalnya paru-paru (pneumonia)
- Batuk kronis yang meningkatkan risiko tersedak dan infeksi paru
- Kesulitan bernapas, terutama pada anak-anak
- Kehilangan suara dalam waktu lama
Pencegahan Laringitis
Laringitis dapat dihindari dengan mencegah penyebab dan faktor risikonya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah laringitis:
- Mendapatkan vaksinasi flu sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter
- Tidak merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Memperbanyak minum air putih setiap hari
- Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau setelah dari toilet
- Menggunakan masker atau alat pelindung diri di tempat kerja yang berisiko
- Tidak memaksakan suara, terutama saat sakit tenggorokan