TBC usus adalah kondisi ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi organ perut, peritoneum (selaput dalam rongga perut), dan usus. Bakteri TB dapat menyebar ke organ perut melalui darah, getah bening, maupun dahak yang tertelan. Risiko untuk terkena penyakit ini meningkat pada orang yang daya tahan tubuhnya rendah, seperti penderita kekurangan gizi, diabetes, atau HIV.

TBC atau tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian di di Indonesia. Infeksi TBC umumnya terjadi di paru-paru. Namun, bakteri TB dapat menyebar ke organ lain, terutama pleura (selaput pembungkus paru), kelenjar getah bening, dan usus.

Gejala TBC Usus dan Pengobatannya - Alodokter

Gejala TBC Usus

Gejala TBC usus sering kali bersifat tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit usus lainnya, seperti kanker usus dan penyakit Crohn. Namun secara umum, gejala TBC usus dapat berupa:

  • Sakit perut
  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Konstipasi atau sembelit
  • Diare
  • Pembesaran hati dan limpa
  • Buang air besar berdarah

Pada beberapa kasus, infeksi TBC usus dapat menyebabkan penyumbatan usus yang merupakan kondisi darurat, dengan gejala berupa perut tegang, terasa ada benjolan di perut, dan muntah.

Cara Mengobati TBC Usus

Pengobatan TBC usus masih menimbulkan banyak perdebatan. Hal ini karena jumlah studi yang meneliti pengobatan kondisi ini masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan penelitian tentang pengobatan TBC paru. Namun secara garis besar, pengobatan TBC usus meliputi:

Penggunaan obat antituberkulosis (OAT)

Obat anti-TB yang digunakan untuk TBC usus sama dengan antibiotik untuk TBC paru. Contoh obatnya adalah rifampicin, isoniazid, pyrazinamid, dan ethambutol.

Durasi konsumsi OAT yang ideal untuk menangani TBC usus masih terus dipelajari lebih lanjut. Namun, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi OAT selama 6 bulan memberikan hasil yang memuaskan. Pengobatan lebih dari 6 bulan mungkin diperlukan untuk kasus TBC usus yang disertai komplikasi.

Operasi

Pembedahan diperlukan pada kasus TBC usus yang disertai komplikasi, seperti perforasi (lubang), adhesi (perlekatan), fistula, perdarahan, dan obstruksi (penyumbatan) usus.

Karena gejala TBC usus sering kali bersifat tidak spesifik, maka ada baiknya Anda segera menemui dokter untuk berkonsultasi dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna memastikannya. Apalagi jika Anda memiliki risiko terkena TBC.

Jika Anda telah mengonsumsi OAT dan dinyatakan sembuh dari TBC usus namun masih merasakan perut tegang, nyeri, mual, dan muntah, jangan ragu untuk memeriksakan diri kembali ke dokter. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyempitan atau perlekatan usus yang masih berlanjut setelah terapi.

Ditulis oleh:

dr. Irene Cindy Sunur