Gigi copot terjadi ketika gigi terlepas seluruhnya dari gusi, baik karena cedera maupun akibat masalah pada gigi dan jaringan penyangganya. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak saat gigi susunya tanggal secara alami, atau oleh orang dewasa akibat kecelakaan, penyakit gusi, dan gangguan kesehatan lainnya.

Pada masa kanak-kanak, gigi copot umumnya terjadi ketika gigi susu lepas untuk memberi ruang bagi gigi tetap tumbuh. Berbeda dengan orang dewasa, gigi copot bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti kesulitan makan, gangguan berbicara, hingga perubahan bentuk rahang.

Gigi Copot

Jika tidak segera ditangani, gigi copot juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi di rongga mulut.

Penyebab Gigi Copot

Gigi copot bisa terjadi karena berbagai penyebab, baik proses alami maupun akibat suatu kondisi tertentu. Berikut beberapa penyebab umum gigi copot:

Gigi susu tanggal 

Pada anak-anak, gigi susu secara alami akan tanggal untuk memberi ruang bagi gigi permanen. Hal ini terjadi karena akar gigi susu perlahan melemah dan menyusut akibat dorongan dari gigi permanen yang ada di bawahnya. Akar gigi pun secara perlahan akan menghilang, membuat gigi susu menjadi longgar dan akhirnya copot.

Penyakit gusi

Penyakit gusi dapat mengakibatkan gusi meradang, bengkak, dan mudah berdarah. Bila ini terjadi dan terus dibiarkan, jaringan dan tulang yang menopang gigi akan rusak secara perlahan. Akibatnya, gigi menjadi longgar karena tidak ada lagi penyangga yang kuat, dan akhirnya menjadi copot.

Cedera atau trauma 

Benturan keras pada wajah atau mulut, misalnya akibat jatuh, kecelakaan lalu lintas, pukulan, atau olahraga tanpa pelindung, dapat menyebabkan gigi copot.

Bruxism 

Kebiasaan menggertakan gigi atau bruxism dapat menyebabkan gigi menjadi goyang. Kondisi ini lambat laun bisa mengakibatkan gigi copot.

Gigi berlubang

Gigi berlubang yang dibiarkan tanpa perawatan akan terus membusuk dan menyebar hingga mengenai akar gigi. Jika kondisi ini terjadi, jaringan di sekitar akar gigi dapat terinfeksi, sehingga gigi kehilangan penyangga alaminya dan menjadi rentan untuk copot.

Penyakit kronis tertentu 

Beberapa penyakit kronis, khususnya diabetes yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan memperlambat penyembuhan jaringan gusi. Hal ini membuat gusi lebih mudah terkena infeksi, terutama jika kebersihan mulut kurang terjaga.

Ketika hal ini terjadi, jaringan penyangga gigi akan rusak secara bertahap, sehingga gigi lama-kelamaan bisa menjadi goyang dan lepas.

Gejala Gigi Copot

Selain gigi yang terlepas dari gusi, gigi copot juga dapat disertai beberapa gejala berikut:

  • Nyeri atau perdarahan di tempat gigi copot
  • Gusi bengkak atau kemerahan di sekitar area copot
  • Sulit mengunyah atau berbicara
  • Rasa tidak nyaman atau luka pada mulut, terutama bila ada sisa akar gigi

Kapan harus ke Dokter

Segera kunjungi dokter gigi jika mengalami gigi copot akibat benturan atau cedera, terutama bila disertai perdarahan yang sulit berhenti, ada sisa akar yang tertinggal, atau gigi permanen tercabut. Semakin cepat gigi permanen yang copot ditangani, semakin besar kemungkinan gigi tersebut bisa dipasang kembali ke tempatnya.

Jika Anda tidak yakin langkah apa yang perlu diambil, Anda bisa memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter di Alodokter untuk konsultasi awal. Jika dibutuhkan penanganan langsung, fitur Buat Janji Dokter memudahkan Anda memilih dokter gigi terdekat sesuai waktu yang Anda inginkan.

Diagnosis Gigi Copot

Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik pada mulut dan gigi, termasuk menilai kondisi gusi dan mencari sisa akar gigi. Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk memastikan kondisi tulang rahang serta jaringan di sekitar gigi yang copot.

Pengobatan Gigi Copot

Pengobatan gigi copot menyesuaikan dengan jenis gigi yang terlepas, penyebab, dan kondisi mulut secara keseluruhan. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

Replantasi gigi

Jika gigi permanen copot akibat trauma, dokter gigi dapat mencoba menanam kembali gigi ke soket aslinya (replantasi). Tindakan ini idealnya dilakukan dalam waktu 30 menit hingga maksimal 1 jam setelah gigi copot, dan hanya jika gigi dalam kondisi baik, tidak pecah, dan bersih.

Implan gigi

Jika gigi tidak bisa diselamatkan, dokter dapat merekomendasikan pemasangan implan gigi atau gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang dan menjaga fungsi mulut.

Perawatan luka

Jika terdapat luka pada gusi atau jaringan mulut, dokter akan melakukan penanganan untuk mencegah infeksi dan membantu pemulihan.

Komplikasi Gigi Copot

Gigi copot pada orang dewasa yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  • Pergeseran posisi gigi lain di sekitar ruang gigi yang hilang
  • Gangguan mengunyah dan berbicara
  • Risiko terjadinya infeksi pada area gigi yang copot
  • Penyusutan tulang rahang pada area gigi yang hilang
  • Risiko terjadinya TMJ disorder, yang ditandai dengan rahang sakit atau bunyi klik  ketika membuka atau menutup mulut
  • Perubahan bentuk rahang

Pencegahan Gigi Copot

Untuk mencegah gigi copot, terutama pada orang dewasa, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Menjaga kebersihan mulut dan gig  dengan menyikat gigi 2 kali sehari memakai pasta gigi berfluoride, serta membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi
  • Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala ke dokter gigi
  • Menghindari kebiasaan buruk, seperti menggigit benda keras atau membuka sesuatu dengan gigi
  • Menggunakan pelindung mulut saat berolahraga yang melibatkan kontak fisik untuk mencegah cedera pada gigi
  • Mengontrol penyakit kronis, seperti diabetes, agar tidak mempercepat kerusakan gigi dan jaringan penyangganya

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gigi copot, terutama pada gigi permanen, segera konsultasikan ke dokter gigi guna mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan dini sangat penting agar fungsi dan kesehatan mulut tetap terjaga.