Hydrops fetalis adalah penumpukan cairan yang tidak normal di dalam tubuh janin. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami kematian saat lahir, atau terlahir dengan bengkak di seluruh tubuh.

Hydrops fetalis tergolong jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada dua atau lebih organ dalam, misalnya jantung dan paru-paru. Janin dengan hydrops fetalis atau bayi yang terlahir dengan kondisi ini memiliki peluang bertahan hidup yang rendah, yaitu hanya sekitar 20–30%.

Hydrops Fetalis - Alodokter

Penyebab Hydrops Fetalis

Penyebab hydrops fetalis bisa berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:

Hydrops fetalis yang berkaitan dengan sistem imun

Hydrops fetalis yang terkait dengan sistem imun atau immune hydrops fetalis (IHF) paling sering disebabkan oleh inkompabilitas rhesus. Kondisi ini dapat terjadi jika ibu bergolongan darah rhesus negatif mengandung janin yang bergolongan darah rhesus positif.

Inkompabilitas rhesus membuat antibodi yang sudah terbentuk dalam tubuh ibu menyerang darah janin. Hal ini menyebabkan sel-sel darah janin hancur. Akibatnya, bayi bisa terlahir dengan kondisi anemia hemolitik.

Hydrops fetalis jenis ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk pembengkakan di seluruh tubuh. Pada kondisi yang parah, pembengkakan dapat mengganggu kinerja organ, misalnya jantung atau paru-paru.

Hydrops fetalis yang tidak berkaitan dengan sistem imun

Nonimmune hydrops fetalis (NIHF) atau hydrops fetalis yang tidak terkait dengan sistem imun terjadi ketika penyakit tertentu mengganggu kinerja tubuh bayi dalam mengatur keseimbangan cairan.

Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan nonimmune hydrops fetalis pada bayi adalah:

  • Infeksi yang terjadi ketika bayi masih di dalam kandungan, seperti parvovirus, citomegalovirus, toksoplasmosis, sifilis, herpes simpleks, atau hepatitis B
  • Thalasemia alfa
  • Cacat pada organ jantung atau paru-paru
  • Kelainan kromosom, misalnya sindrom Turner
  • Penyakit liver

Gejala Hydrops Fetalis

Gejala hydrops fetalis dapat muncul pada masa kehamilan atau setelah bayi dilahirkan. Pada ibu hamil, gejala hydrops fetalis yang dapat terjadi adalah volume air ketuban yang terlalu banyak (polyhydramnios), atau penebalan abnormal pada plasenta.

Janin dengan hydrops fetalis dapat mengalami gejala berupa pembesaran organ, seperti limpa, hati, dan jantung, serta adanya cairan di jantung dan paru-paru. Gejala ini umumnya dapat terdeteksi pada saat USG kehamilan.

Sementara itu, gejala pada bayi yang terlahir dengan hydrops fetalis antara lain:

  • Kulit pucat
  • Memar di kulit
  • Pembengkakan parah, terutama di perut
  • Pembesaran liver dan limpa
  • Sesak napas
  • Kulit dan mata tampak kuning (penyakit kuning)

Kapan harus ke dokter

Pemeriksaan ke dokter diperlukan jika ibu hamil memiliki rhesus yang berbeda dengan janin. USG kehamilan juga harus dilakukan pada usia kehamilan 18–22 minggu. Hal ini untuk mendeteksi hydrops fetalis lebih awal dan mencegah terjadinya komplikasi pada janin maupun bayi yang baru lahir.

Diagnosis Hydrops Fetalis

Untuk mendiagnosis hydrops fetalis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami, sejak kapan gejala muncul, dan riwayat kehamilan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa:

  • USG kandungan, untuk mengetahui penyebab gerakan janin yang berkurang dari biasanya, yang bisa menjadi salah satu gejala hydrops fetalis
  • Amniocentesis, untuk mendeteksi kelainan kromosom atau ketidakcocokan rhesus antara ibu dengan janin
  • Ekokardiografi janin, untuk memeriksa kelainan pada struktur jantung janin

Pengobatan Hydrops Fetalis

Pengobatan hydrops fetalis dapat dilakukan setelah bayi dilahirkan. Apabila usia janin belum cukup untuk dilahirkan, dokter akan melakukan transfusi darah kepada janin (intraurine fetal blood transfusion) untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertahan hidup.

Jika memungkinkan, bayi dengan hydrops fetalis akan dilahirkan lebih cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merangsang persalinan menggunakan metode induksi. Dokter juga bisa menyarankan ibu hamil untuk menjalani operasi caesar.

Setelah bayi dilahirkan, dokter dapat melakukan sejumlah tindakan berikut:

  • Mengeluarkan cairan yang menumpuk di rongga dada dan perut dengan menggunakan jarum suntik
  • Memberikan oksigen melalui alat bantu napas
  • Memberikan obat untuk mencegah terjadinya gagal jantung
  • Memberikan obat diuretik untuk membantu tubuh mengeluarkan cairan yang berlebih melalui urine

Selain metode di atas, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis hydrops fetalis yang dialami bayi. Pada bayi dengan immune hydrops fetalis, dokter akan melakukan transfusi darah.

Sementara pada hydrops fetalis yang terjadi akibat penyakit tertentu, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. Sebagai contoh, bayi yang mengalami sifilis kongenital akan diobati dengan antibiotik.

Komplikasi Hydrops Fetalis

Sekitar 50% janin yang menderita hydrops fetalis dapat meninggal di dalam kandungan. Bahkan, bayi yang dilahirkan dengan hydrops fetalis juga berisiko mengalami kematian, terutama yang menderita kelainan kongenital, misalnya penyakit jantung bawaan.

Paru-paru bayi dengan hydrops fetalis mungkin juga tidak berkembang sempurna. Bayi yang menderita kondisi ini juga dapat mengalami komplikasi berupa:

Selain komplikasi yang terjadi pada janin dan bayi, ibu hamil juga dapat mengalami komplikasi berupa keguguran atau persalinan prematur.

Pencegahan Hydrops Fetalis

Hydrops fetalis tidak selalu dapat dicegah. Meski begitu, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara rutin agar hydrops fetalis dapat terdeteksi lebih awal. Dengan demikian, dokter dapat menentukan penyebabnya dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi ibu hamil maupun janin.