Setiap orang tua memiliki kebiasaan atau caranya masing-masing dalam menunjukkan rasa sayang kepada anak. Namun, siapa sangka kebiasaan tersebut justru bisa berdampak buruk bagi anak hingga ia dewasa kelak.

Perilaku atau kebiasaan yang dilakukan orang tua tidak selalu membawa pengaruh baik pada anak. Meski awalnya dilakukan sebagai bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak, tanpa disadari hal tersebut bisa saja berdampak buruk pada anak.  Misalnya, membebaskan anak bermain gadget tanpa batasan waktu atau sering memberikannya makanan cepat saji.

Kenali 6 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Berdampak Buruk pada Anak - Alodokter

Kebiasaan Orang Tua yang Perlu Dihindari

Ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan orang tua dan bisa berdampak buruk pada anak, di antaranya:

1. Membebaskan anak bermain gadget

Saat ini, tidak sedikit orang tua yang membiarkan buah hatinya bermain gadget agar ia lebih tenang dan tidak rewel. Padahal, penggunaan gadget yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak, seperti obesitas dan susah tidur.

Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu membatasi penggunaan gadget oleh Si Kecil. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk memilih konten positif yang layak untuk ditonton Si Kecil. Jangan lupa untuk selalu mengawasi Si Kecil ketika ia bermain gadget, ya.

2. Memberikan makanan cepat saji berlebihan

Untuk sebagian orang tua, makanan cepat saji menjadi pilihan mudah untuk diberikan pada anak. Namun, perlu diingat bahwa jenis makanan ini umumnya tidak memiliki nilai nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil.

Selain itu, mengonsumsi makanan cepar saji secara berlebihan juga dapat menyebabkan anak mengalami kegemukan. Lama-kelamaan, hal ini bisa meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan gangguan jantung.

Sebagai gantinya, Anda bisa memberikan masakan yang dibuat sendiri atau mengombinasikan makanan cepat saji dengan makanan yang lebih sehat, misalnya salad. Namun, ingat untuk tetap membatasi jumlah konsumsinya, ya.

3. Mengerjakan semua tugas anak

Apabila Anda selalu mengerjakan semua tugas sekolah yang diberikan untuk Si Kecil, ia tidak akan bisa belajar untuk mandiri. Padahal, tidak selamanya Anda bisa selalu bersamanya.

Sesekali berikanlah kepercayaan pada anak untuk mengerjakan hal yang bisa ia lakukan. Misalnya, membersihkan tempat tidur sendiri atau meletakkan piring ke tempat cucian setelah selesai makan. Dengan begitu, Anda bisa punya waktu untuk mengerjakan hal lain dan Si Kecil akan terbiasa untuk mandiri.

4. Memuji anak terlalu berlebihan

Memberikan pujian pada anak memang penting untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya dirinya. Namun, hal ini tidak baik bila dilakukan secara berlebihan, terutama jika memang tidak sesuai prestasi atau kemampuannya.

Contohnya, ketika Anda memuji anak saat ia bermain sepak bola atau permainan tertentu, padahal ia tidak merasa pandai dalam hal tersebut. Solusinya, Anda bisa memberi pujian kepada anak dengan jujur, sesuai dengan kemampuannya, dan jangan dilebih-lebihkan.

5. Memberikan barang-barang mewah berlebihan

Sebagian orang tua memilih memanjakan anak dengan memberikan barang-barang mewah. Namun, hal ini bisa menyebabkan anak memiliki sifat yang materialistis. Padahal, hal yang sesungguhnya dibutuhkan anak bukanlah kemewahan semata, tetapi bukti kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Anda bisa memperbaiki kesalahan ini dengan membantu Si Kecil belajar mensyukuri apa yang ia miliki dan menggunakan hal di sekitarnya untuk bermain. Misalnya, Anda bisa membuat perlengkapan dapur dari kardus atau barang bekas lain untuk main masak-masakan dibandingkan membelikan mainan baru.

6. Terlalu memanjakan atau keras dalam mendisiplinkan anak

Cara orang tua menunjukkan kasih saya terhadap anak berbeda-beda, ada yang terlalu memanjakan dan ada pula yang terlalu protektif. Nah, memanjakan Si Kecil hanya akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang manja dan tidak mandiri.

Sebaliknya, bila Anda mendidik Si Kecil terlalu keras atau terlalu protektif, atau menerapkan pola asuh tiger parenting, ia bisa menjadi pribadi yang pendiam, bahkan tidak mampu bersosialisasi dan mengambil keputusan.

Solusinya, Anda bisa menerapkan pola asuh otoritatif, yaitu dengan memberikan anak kebebasan dalam bertindak, tetapi tetap ada batasan dan konsekuensi yang tegas.

Setelah memahami beberapa dampak kebiasaan buruk orang tua pada anak, Anda diharapkan mulai mengubah sikap untuk selalu memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak.

Jika Anda mengalami kesulitan menghadapi atau mendidik Si Kecil, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog yang khusus menangani masalah tumbuh kembang dan psikologi anak untuk mendapatkan rekomendasi pola asuh yang tepat.