Efek samping radioterapi sebagai pengobatan penyakit kanker bisa berbeda-beda pada setiap pasien kanker. Ada efek samping yang bersifat ringan dan ada pula efek samping yang memerlukan penanganan serius dari dokter.

Efek samping radioterapi yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis kanker, bagian tubuh yang terkena kanker, intensitas radioterapi, serta kondisi kesehatan pasien secara umum. Efek samping radioterapi yang muncul umumnya bersifat sementara karena biasanya akan segera hilang setelah radioterapi selesai.

7 Efek Samping Radioterapi yang Perlu Diketahui - Alodokter

Ragam Efek Samping Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi merupakan tindakan pengobatan kanker yang memanfaatkan sinar-X untuk membunuh sel kanker yang bersarang di tubuh. Meski bisa menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker, pengobatan ini bisa memicu efek samping.

Efek samping radioterapi muncul karena tindakan ini juga bisa merusak sel sehat yang berada di sekitar sel kanker. Beberapa efek samping tersebut adalah:

1. Kelelahan

Efek samping radioterapi yang kerap kali muncul adalah kelelahan yang umumnya muncul setelah beberapa minggu radioterapi dilakukan. Rasa lelah muncul karena dipicu oleh rusaknya sel sehat yang berada di sekitar sel kanker akibat paparan radioterapi.

Kelelahan yang muncul akibat perawatan ini berbeda dengan kelelahan akibat aktivitas sehari-hari, karena rasa lelah yang muncul bisa bertahan lama hingga pengobatan selesai.

Tingkat kelelahan yang muncul bisa bersifat ringan, sedang, atau berat tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Bicarakan dengan dokter jika Anda mengalami rasa lelah yang disertai dengan kesulitan fokus, kebingungan, bahkan sampai mengganggu aktivitas.

2. Kelainan kulit

Kulit yang terpapar radiasi bisa mengalami efek samping radioterapi, seperti kemerahan, iritasi, bengkak, melepuh, terbakar, atau kecokelatan. Setelah beberapa minggu, area kulit ini juga bisa menjadi kering, bersisik, gatal, dan mengelupas.

Efek samping radioterapi tersebut umumnya akan hilang secara bertahap setelah pengobatan berakhir.

3. Kerontokan rambut

Radioterapi bisa menimbulkan efek samping berupa kerontokan rambut, bahkan pada bulu mata dan alis. Keluhan ini biasanya terjadi pada radioterapi yang dilakukan di area kepala dan sekitarnya.

Kerontokan rambut biasanya akan mereda setelah radioterapi selesai. Rambut-rambut pasien akan tubuh kembali, tetapi helaian rambut akan lebih tipis atau tekstur rambut akan berbeda dibandingkan sebelumnya.

4. Kehilangan nafsu makan

Efek samping radioterapi juga bisa memengaruhi nafsu makan. Beberapa orang mungkin mengalami kehilangan nafsu makan karena menjalani radioterapi di area kepala, leher, dan bagian sistem pencernaan, seperti perut.

Jika Anda mengalami keluhan ini, Anda perlu menerapkan pola makan sehat agar tidak mengalami kelelahan dan kekurangan gizi. Caranya adalah dengan tetap mengonsumsi makanan sehat dan membaginya dalam porsi kecil, yaitu 5−6 kali makan dalam sehari.

Lalu, cobalah resep makanan baru yang menggugah selera. Bila perlu, sediakan camilan sehat agar Anda bisa segera memakannya ketika merasa lapar.

5. Masalah pada mulut

Radioterapi juga memicu masalah pada mulut, seperti sariawan, air liur sedikit atau kental, sulit menelan, dan rahang kaku. Efek samping radioterapi ini biasanya muncul pada pengobatan yang dilakukan pada area kepala dan leher.

Jika Anda mengalami keluhan ini setelah radioterapi, Anda disarankan untuk menghindari konsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, dan menyikat gigi dengan sikat gigi yang lembut serta pasta gigi yang mengandung fluoride.

Selain memicu masalah pada mulut, radioterapi juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien yang menjalani radioterapi pada area kepala, leher, dan perut.

6. Gangguan pendengaran

Efek samping radioterapi yang mungkin muncul berikutnya adalah gangguan pendengaran. Salah satu alasannya adalah karena radioterapi bisa mengeraskan kotoran di telinga sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

7. Diare

Terapi radiasi, khususnya pada area perut, bisa memicu diare. Keluhan ini muncul setelah beberapa minggu radioterapi dilakukan. Dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk makan dalam porsi yang kecil tetapi lebih sering, menghindari makanan berserat tinggi, dan meresepkan obat tertentu untuk membantu mengatasi diare.

Selain efek samping sementara, ada juga efek samping radioterapi yang menetap dan muncul dalam beberapa bulan bahkan bertahun-tahun setelah radioterapi dilakukan, misalnya radioterapi pada area leher, kepala, dan dada yang dapat merusak kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan hipotiroidisme

Efek samping radioterapi lain yang mungkin muncul terjadinya kanker yang berbeda di kemudian hari. Risiko ini memang ada, tetapi Anda tak perlu khawatir karena risikonya terbilang kecil dibandingkan dengan manfaat dari radioterapi itu sendiri.

Efek samping radioterapi beragam dan bisa berbeda-beda pada setiap pasien. Oleh karena itu, jika Anda sedang menjalani radioterapi, bicarakan dengan dokter mengenai keluhan yang menyerupai efek samping radioterapi. Ikuti saran dari dokter agar pengobatan radioterapi yang dilakukan membuahkan hasil yang maksimal.