Mekanisme kerja otot adalah proses penting yang membuat tubuh bisa bergerak, beraktivitas, hingga mempertahankan postur setiap harinya. Tanpa mekanisme ini, semua pergerakan tubuh akan sulit dilakukan, mulai dari berjalan hingga sekadar tersenyum. 

Otot merupakan jaringan khusus yang mampu berkontraksi atau memendek, sehingga dapat menghasilkan gerakan. Mekanisme kerja otot melibatkan serangkaian proses rumit di dalam sel otot yang terjadi sangat cepat, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sistem saraf, energi, serta zat kimia dalam tubuh.

Inilah Mekanisme Kerja Otot dalam Tubuh Manusia - Alodokter

Dalam memahami mekanisme kerja otot secara menyeluruh, penting mengetahui proses dasarnya, peran zat kimia tertentu, serta faktor yang memengaruhi kerja otot pada manusia.

Mekanisme Kerja Otot di Dalam Tubuh

Berikut tahapan utama yang terjadi dalam mekanisme kerja otot:

1. Rangsangan dari sistem saraf

Mekanisme kerja otot diawali ketika otot menerima sinyal listrik dari sistem saraf, khususnya oleh saraf motorik. Sinyal ini muncul karena keinginan Anda untuk melakukan gerakan, seperti berjalan, mengangkat barang, atau bahkan tersenyum. 

Dalam beberapa kasus, rangsangan ini juga bisa terjadi otomatis tanpa disadari, misalnya saat menarik tangan secara refleks ketika menyentuh sesuatu yang panas. Saraf motorik akan membawa sinyal ini hingga ke ujung-ujung serabut saraf yang menempel pada otot.

2. Pelepasan zat kimia neurotransmitter

Begitu sinyal listrik mencapai ujung saraf yang terhubung ke otot, tubuh akan melepaskan zat kimia khusus yang disebut neurotransmitter, yaitu asetilkolin. Asetilkolin berfungsi sebagai penerus pesan dari saraf ke sel otot. 

Zat ini dilepaskan di celah kecil antara saraf dan otot (sinaps), lalu menempel pada permukaan sel otot untuk memicu reaksi berikutnya. Tanpa asetilkolin, pesan dari otak tidak bisa sampai ke otot sehingga otot tidak akan bergerak.

3. Masuknya ion kalsium

Setelah asetilkolin menempel di permukaan sel otot, terjadi perubahan pada membran sel yang membuatnya menjadi lebih permeabel atau mudah dilewati oleh ion kalsium. Ion kalsium yang tersimpan di dalam sel otot kemudian dilepaskan ke dalam cairan di dalam sel

Kehadiran kalsium dalam mekanisme kerja otot ini sangat penting, karena menjadi pemicu utama agar otot dapat berkontraksi. Jika tubuh kekurangan kalsium, proses kontraksi otot jadi tidak lancar dan bisa menimbulkan gejala seperti mudah kram atau lemas.

4. Interaksi protein aktin dan miosin

Ion kalsium yang sudah masuk ke dalam sel otot bertugas menghubungkan dua jenis protein utama di otot, yaitu aktin dan miosin. Jika aktin diibaratkan sebagai rel, miosin adalah mesin yang berjalan di atasnya. 

Kalsium membantu miosin menempel pada aktin, lalu menariknya seperti menggeser, sehingga serat otot menjadi lebih pendek (berkontraksi). Dalam mekanisme kerja otot, proses ini terjadi sangat cepat sehingga Anda bisa melakukan berbagai gerakan tanpa terasa jeda.

5. Pemecahan energi dari ATP

Agar proses interaksi antara aktin dan miosin bisa terjadi, sel otot memerlukan energi. Energi ini diperoleh dari pemecahan molekul yang disebut ATP (adenosin trifosfat). ATP adalah sumber energi utama dalam sel. 

Ketika otot berkontraksi, ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat, dan hasil pemecahan ini menghasilkan tenaga yang langsung digunakan oleh otot. Jika tubuh kekurangan ATP, otot akan cepat lelah dan sulit melakukan gerakan.

6. Relaksasi otot

Setelah gerakan selesai atau sinyal dari saraf berhenti, ion kalsium akan kembali ke tempat penyimpanannya di dalam sel otot, dan asetilkolin dinonaktifkan. Akibatnya, interaksi antara aktin dan miosin terputus, sehingga serat otot kembali ke panjang semula, yakni mengendur atau relaksasi. 

Proses relaksasi ini membuat otot siap untuk bergerak lagi jika ada rangsangan berikutnya. Jika relaksasi tidak sempurna, otot bisa mengalami kram atau kejang.

Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Kerja Otot

Beberapa faktor di bawah ini sangat berperan dalam menentukan seberapa baik mekanisme kerja otot dalam tubuh:

1. Ketersediaan energi dan oksigen

Mekanisme kerja otot membutuhkan energi agar bisa berkontraksi. Sumber energi utama bagi otot adalah ATP (adenosin trifosfat) yang dihasilkan dari makanan, terutama karbohidrat, lemak, dan sedikit protein. Proses pembentukan ATP sangat bergantung pada ketersediaan oksigen, khususnya saat aktivitas fisik yang lama atau berat. 

Jika asupan oksigen kurang, misalnya saat olahraga terlalu berat atau berada di lingkungan dengan udara tipis, otot akan lebih cepat lelah. Kekurangan energi dan oksigen menyebabkan otot tidak mampu bekerja optimal, sehingga Anda bisa mengalami lemas, pegal, atau bahkan kram.

2. Kadar elektrolit tubuh

Elektrolit adalah mineral yang larut dalam cairan tubuh dan memiliki muatan listrik, seperti kalsium, natrium, dan kalium. Mineral-mineral ini sangat penting untuk menghantarkan sinyal listrik dari saraf ke otot dan mendukung proses kontraksi otot dalam mekanisme kerja otot. 

Jika kadar elektrolit tidak seimbang, misalnya karena tubuh kekurangan cairan (dehidrasi) atau terlalu banyak berkeringat, otot bisa menjadi lebih mudah mengalami kram, kejang, atau lemah. Keseimbangan elektrolit juga sangat penting untuk menjaga jantung dan saraf tetap berfungsi dengan baik.

3. Kondisi kesehatan otot

Kondisi otot sangat berpengaruh terhadap mekanisme kerja otot. Cedera otot, seperti terkilir atau robek, dapat mengganggu proses kontraksi dan menyebabkan nyeri atau pembengkakan. Kurang bergerak atau jarang berolahraga juga bisa membuat otot menjadi lemah dan mudah kelelahan karena massa otot berkurang. 

Selain itu, beberapa penyakit seperti infeksi, gangguan saraf, atau gangguan metabolisme bisa menyebabkan otot lebih cepat lelah, sering kram, atau sulit digerakkan. Menjaga kesehatan otot dengan olahraga rutin dan membatasi aktivitas berat secara tiba-tiba sangat penting agar otot tetap kuat dan lentur.

4. Asupan nutrisi

Nutrisi yang cukup dan seimbang sangat diperlukan untuk mendukung mekanisme kerja otot. Protein dibutuhkan agar otot bisa memperbaiki diri setelah berkontraksi atau mengalami cedera, sedangkan vitamin D berperan membantu penyerapan kalsium dalam tubuh untuk mendukung kontraksi otot. 

Sementara itu, mineral lain, seperti magnesium dan kalium, juga penting untuk mencegah kram dan kelemahan otot. Jika tubuh kekurangan nutrisi ini, otot menjadi lebih lemah, mudah lelah, atau rentan mengalami gangguan seperti kram dan nyeri.

Menjaga mekanisme kerja otot tetap optimal dapat dilakukan dengan menjaga asupan nutrisi yang cukup, memperbanyak minum air, dan rutin berolahraga sesuai kemampuan. 

Jika Anda mengalami kram, kelelahan berlebihan, atau kelemahan otot yang tak kunjung sembuh, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan ditangani dengan tepat. Anda juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.