Jus untuk bayi sering menjadi pertanyaan orang tua terkait keamanan konsumsinya. Pemberiannya memang tidak boleh asal-asalan, sehingga penting untuk memahami keamanannya serta cara pemberian yang tepat.
Memasuki usia 6 bulan, bayi sudah boleh mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) berupa sayur, buah, daging, ikan, dan sumber gizi lainnya. Pemberian MPASI juga perlu disesuaikan teksturnya dengan usia bayi.

Namun, muncul pertanyaan apakah jus untuk bayi aman diberikan sebagai bagian dari MPASI, mengingat buah umumnya dianjurkan diberikan dalam bentuk utuh atau dihaluskan.
Fakta Keamanan Konsumsi Jus untuk Bayi
Pada 6 bulan pertama kehidupan, bayi hanya dianjurkan mendapatkan ASI atau susu formula. Di usia ini, sistem pencernaan bayi belum siap menerima minuman lain, termasuk jus buah, jus sayur, maupun air putih.
Meski bayi sudah mulai MPASI saat berusia 6 bulan, pemberian jus untuk bayi tetap tidak disarankan. Buah dan sayur sebaiknya diberikan dalam bentuk utuh atau dihaluskan agar kebutuhan gizi bayi tetap terpenuhi dengan baik.
Ini karena kandungan gizi jus didominasi oleh gula dan tidak seimbang seperti ASI yang kaya protein, lemak, dan prebiotik. Risiko ini bisa semakin besar jika jus yang diberikan adalah jus kemasan, karena umumnya mengandung tambahan gula, pengawet, atau perasa.
Jus untuk bayi boleh diberikan setelah usianya lebih dari 1 tahun dan itupun dalam jumlah terbatas. Jika dikonsumsi terlalu banyak, jus dapat membuat bayi cepat kenyang, sehingga mengurangi nafsu makan makanan lain. Padahal, jus saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.
Tips Memberikan Jus pada Bayi
Kalau Si Kecil sudah berusia 1 tahun, tentu tidak ada larangan lagi untuk memberinya segelas jus segar. Namun, untuk memberikan jus pada bayi, ada aturan yang perlu Bunda perhatikan nih, yaitu:
- Pastikan Si Kecil sudah mampu duduk secara tegak.
- Berikan jus buah atau sayur menggunakan gelas atau cangkir dalam porsi sekali minum saja, bukan dengan botol susu yang bisa untuk seharian.
- Batasi porsi jus tidak lebih dari 120 ml dalam sehari.
- Encerkan jus buah saat pertama kali Si Kecil mencobanya agar ia tidak kaget dengan rasanya.
- Berikan Si Kecil jus yang mengandung 100% sari buah.
- Pilih jus buah dengan rasa yang tidak mencolok terlebih dahulu, misalnya jus apel atau jus pir.
- Hindari menambahkan gula dalam jus.
- Pilih jus yang telah melalui proses pasteurisasi, bila Bunda membeli jus kemasan.
Nah, setelah membaca informasi di atas, kini Bunda jadi tahu kapan jus untuk bayi boleh diberikan dan seperti apa aturannya. Memberikan jus jika Si Kecil sudah berusia 1 tahun boleh-boleh saja. Namun, daripada dalam bentuk jus, alangkah baiknya bila Bunda memberi Si Kecil sayur dan buah dalam bentuk aslinya.
Agara Si Kecil tertarik makan sayur dan buah utuh, Bunda bisa mengolahnya sekreatif mungkin, misalnya menjadi salad, mencampurnya dalam adonan pancake, atau memotong buah dan sayur menjadi bentuk yang unik.
Untuk memastikan apakah Si Kecil sudah boleh mengonsumsi jus atau belum, konsultasikan dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter di ALODOKTER. Dokter balbalab jus untuk bayi.