Salah satu efek samping kemoterapi dalam pengobatan kanker adalah rambut rontok. Diperkirakan, setidaknya 60–65% pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami kondisi ini. Mengapa kemoterapi bisa menyebabkan rambut rontok dan apakah efek samping ini bisa dicegah?

Rambut rontok adalah salah satu efek samping kemoterapi untuk pengobatan kanker yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh pasien pria maupun wanita, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kerontokan rambut akibat kemoterapi pun bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat dan bisa saja menimbulkan kebotakan.

Kenapa Kemoterapi Menyebabkan Rambut Rontok? - Alodokter

Penyebab Rambut Rontok ketika Kemoterapi

Pengobatan kanker dengan kemoterapi memanfaatkan obat-obatan keras untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh sel-sel kanker yang berkembang dengan cepat di dalam tubuh.

Sayangnya, obat-obatan tersebut juga dapat menyerang sel-sel dan jaringan tubuh yang normal, termasuk sel keratinosit yang berada di folikel atau akar rambut. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok.

Kerontokan atau kebotakan rambut akibat penggunaan kemoterapi tidak hanya dapat terjadi pada rambut di kepala, melainkan juga pada bulu mata, alis, bulu ketiak, rambut di kemaluan, dan rambut di sekujur tubuh lainnya.

Tingkat keparahan rambut rontok karena kemoterapi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Dosis obat kemoterapi
  • Frekuensi kemoterapi
  • Jenis obat dan cara pemberian obat kemoterapi (obat kemoterapi yang diberikan melalui suntikan lebih berisiko menyebabkan rambut rontok)
  • Kombinasi obat kemoterapi yang digunakan

Kapan Pasien Kemoterapi Mulai Mengalami Rambut Rontok?

Rambut rontok biasanya mulai terjadi sekitar 2–4 minggu atau bahkan dalam hitungan beberapa hari sejak kemoterapi pertama kali dilakukan. Pada kasus tertentu, efek samping kemoterapi juga mungkin baru muncul dalam waktu 1–2 bulan setelah pasien menjalani kemoterapi.

Rambut yang rontok terlebih dahulu biasanya adalah rambut yang berada di kepala, lalu diikuti oleh rambut di sekitar wajah, tubuh, dan kemaluan. Terkadang, kulit kepala akan terasa lunak dan sakit sebelum rambut mulai rontok.

Kerontokan rambut dapat terjadi secara bertahap dan perlahan. Awalnya, rambut yang rontok mungkin sedikit, namun lama-kelamaan akan bertambah banyak hingga akhirnya menimbulkan kebotakan. Untuk beberapa kasus, kerontokan rambut juga bisa belangsung sangat cepat.

Banyaknya rambut yang rontok dapat terlihat di bantal, sisir, dan wastafel atau saluran pembuangan kamar mandi. Kerontokan rambut akan terus berlanjut selama kemoterapi dilakukan hingga beberapa minggu setelah pengobatan tersebut dihentikan.

Bisakah Rambut Tumbuh Kembali?

Rambut rontok akibat efek samping kemoterapi dapat tumbuh kembali dalam 2–6 bulan setelah semua sesi kemoterapi berakhir. Rambut yang baru tumbuh akan terasa sangat halus dan tipis, serta dapat memiliki tekstur atau warna yang berbeda dari rambut sebelumnya.

Namun, perbedaan ini biasanya hanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, sel-sel rambut dan kulit yang mengandung pigmen (zat warna alami kulit dan rambut) akan berfungsi kembali, rambut baru akan tumbuh dan terlihat seperti rambut sebelumnya.

Bagi kebanyakan pasien kanker yang menjalani kemoterapi, rambut mereka akan pulih sepenuhnya dalam waktu 6­–12 bulan kemudian. Namun, ada juga yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Apakah Rambut Rontok karena Kemoterapi Bisa Dicegah?

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang secara efektif dapat mencegah kerontokan rambut akibat kemoterapi. Beberapa pasien ada yang memakai topi pendingin (cooling cap) selama menjalani kemoterapi untuk mengurangi kerusakan pada akar rambut.

Topi ini bekerja dengan cara mengurangi aliran darah ke kulit kepala, sehingga hanya sedikit obat kemoterapi yang mencapai folikel rambut di kepala. Namun, tidak semua pasien kanker yang menjalani kemoterapi berhasil merasakan efek dari topi pendingin ini.

Selain dengan penggunaan topi pendingin tersebut, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut untuk meringankan efek samping rambut rontok:

  • Menggunakan produk perawatan rambut yang berbahan kimia lembut, misalnya sampo dan kondisioner untuk bayi
  • Menggunakan sisir berbulu lebar dan lembut
  • Menghindari penggunaan hair dryer, alat catok, dan bahan pengeriting, pelurus, atau pewarna rambut
  • Mengoleskan minyak atau pelembap ke kulit kepala, jika kulit kepala terkelupas atau terasa gatal
  • Menutup kepala dengan topi ketika berada di bawah sinar matahari

Jika kemoterapi menyebabkan rambut rontok hingga botak, Anda bisa mengenakan topi, syal, atau pashmina untuk melindungi kepala dari sinar matahari langsung dan menjaga kepala agar tetap hangat. Selain itu, oleskan minyak atau pelembab jika kulit kepala terasa kering dan gatal.

Sebelum Anda menjalani kemoterapi untuk mengobati kanker, jangan ragu bertanya kepada dokter mengenai beragam efek sampingnya. Apabila Anda khawatir terhadap efek samping yang akan muncul, termasuk rambut rontok, cobalah konsultasikan dengan dokter untuk mengantisipasi hal tersebut.