Keracunan timbal adalah kondisi ketika seseorang mengalami pengendapan timbal di dalam tubuhnya. Timbal adalah unsur logam berat yang sangat beracun bagi tubuh. Paparan timbal dalam jangka panjang dapat merusak fungsi organ dan sistem tubuh manusia, terutama pada anak-anak. 

Timbal dapat masuk ke dalam tubuh jika terserap melalui kulit, tertelan, atau terhirup. Tidak ada batas aman untuk kadar timbal dalam tubuh, bahkan kadar timbal yang rendah tetap dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 

Keracunan Timbal

Ketika memasuki tubuh, timbal akan menyebar melalui darah ke berbagai organ tubuh, seperti otak, ginjal, dan hati. Setelah itu, timbal akan mengendap di gigi dan tulang dalam waktu yang lama. Proses akumulasi timbal dalam tubuh sampai menimbulkan gejala keracunan bisa berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun.

Penyebab Keracunan Timbal

Potensi utama keracunan timbal berasal dari konsumsi air keran yang tersambung dengan pipa atau tangki air logam. Kandungan timbal pada keran, pipa, atau tangki tersebut menyebabkan air terkontaminasi. Jika air ini diminum dalam jangka panjang, timbal akan mengendap di dalam tubuh dan menyebabkan keracunan.

Keracunan juga dapat disebabkan oleh paparan timbal dalam jangka panjang dari benda-benda di sekitar manusia, seperti: 

  • Cat rumah 
  • Cat air dan perlengkapan seni  
  • Baterai 
  • Bensin 
  • Kosmetik
  • Mainan anak-anak
  • Makanan kaleng
  • Tanah
  • Debu pada peralatan rumah tangga
  • Keramik 

Faktor risiko keracunan timbal

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keracunan timbal, yaitu:

  • Berusia di bawah usia 6 tahun, karena bayi dan anak pada usia tersebut sering memasukkan benda atau jari tangan ke dalam mulut 
  • Memiliki hobi atau pekerjaan membuat perhiasan atau kerajinan tangan dengan menggunakan solder timbal 
  • Tinggal di bangunan lama, karena paparan dari debu atau serpihan dari cat yang mengandung timbal 
  • Bekerja di lingkungan yang terpapar timbal, misalnya pabrik pembuatan baterai atau senjata api, pertambangan, atau tempat pengolahan minyak dan gas bumi 

Gejala Keracunan Timbal

Gejala keracunan timbal biasanya muncul saat kadar timbal di dalam tubuh sudah sangat tinggi. 

Pada anak-anak, keracunan timbal dapat memunculkan gejala di bawah ini:

  • Mudah lelah, pucat, dan lesu akibat anemia 
  • Keterlambatan dalam tumbuh kembang
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi dan belajar
  • Gelisah atau lebih agresif
  • Nafsu makan dan berat badan menurun
  • Mengalami gangguan makan pica
  • Nyeri perut dan kram
  • Lemah pada otot dan sendi 
  • Sakit kepala 
  • Muntah
  • Sembelit
  • Kejang
  • Kehilangan kemampuan mendengar
  • Sensasi logam di mulut

Pada orang dewasa, gejala yang dapat dialami akibat keracunan timbal meliputi:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Nyeri otot dan sendi
  • Sulit tidur
  • Sakit kepala
  • Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
  • Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu
  • Sakit kepala
  • Nyeri perut 
  • Suasana hati (mood) tidak terkendali 
  • Kehilangan gairah seksual, gangguan ereksi, mandul, atau sulit memiliki anak 

Kapan harus ke dokter 

Gejala keracunan timbal bisa menyerupai gejala pada penyakit lain. Oleh sebab itu, berkonsultasilah ke dokter melalui chat jika Anda atau anak Anda mengalami gejala keracunan timbal seperti yang telah disebutkan di atas. Dokter akan memastikan penyebabnya, kemudian memberikan penanganan awal dan arahan selanjutnya.

Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala keracunan akut, seperti nyeri otot dan perut yang berat, sakit kepala, dan muntah-muntah setelah menelan atau menghirup sesuatu yang mengandung timbal.

Diagnosis Keracunan Timbal

Untuk mendiagnosis keracunan timbal, dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan faktor risiko yang mungkin dimiliki. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut: 

  • Tes darah
    Pasien bisa diwaspadai mengalami keracunan timbal bila kadar timbal dalam darah melebihi 5–10 μg/dL, baik pada anak-anak maupun dewasa. 
  • Foto Rontgen perut
    Prosedur ini dilakukan bila pasien tidak sengaja menelan barang yang mengandung timbal
  • Foto Rontgen tulang panjang
    Tindakan ini dilakukan jika paparan timbal sudah terjadi dalam waktu yang lama 

Pengobatan Keracunan Timbal

Bagi pasien yang mengalami keracunan timbal dengan kadar rendah, penanganan dilakukan dengan menghindari paparan timbal tambahan, di antaranya: 

  • Menghindari lingkungan yang berisiko tinggi terkontaminasi timbal 
  • Membuang barang yang menjadi sumber kontaminasi

Bagi pasien yang menderita keracunan timbal dengan kadar tinggi, dokter akan memberikan terapi di bawah ini:

  • Terapi kelasi
    Terapi ini menggunakan bahan yang dapat mengikat timbal di dalam tubuh, kemudian dikeluarkan bersama dengan urine. 
  • Terapi kelasi dengan EDTA
    Pengobatan ini diberikan kepada pasien yang tidak bisa menggunakan obat terapi kelasi biasa. Obatnya adalah calcium disodium ethylenediaminetetraacetic acid (

EDTA), yang diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah.

Perlu diketahui bahwa tidak semua dampak keracunan timbal dapat diobati, khususnya jika sudah mengakibatkan efek kronis. 

Komplikasi Keracunan Timbal

Keracunan timbal yang tidak ditangani dapat mengalami komplikasi serius, seperti: 

  • Gangguan intelektual permanen dan gangguan perkembangan otak anak
  • Gangguan sistem saraf 
  • Penyakit jantung koroner, termasuk gangguan irama jantung (aritmia)
  • Stroke
  • Anemia hemolitik
  • Kerusakan fungsi ginjal hingga kanker ginjal 
  • Komplikasi kehamilan, seperti hipertensi kehamilan, bayi lahir mati atau prematur, keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta kerusakan pada otak, tulang belakang, dan sistem saraf janin
  • Kejang, koma, hingga kematian 

Pencegahan Keracunan Timbal

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan timbal, yaitu:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas di luar, sebelum makan, dan sebelum tidur
  • Melepaskan sepatu sebelum masuk rumah 
  • Membersihkan debu dan kotoran di dalam rumah secara rutin
  • Membersihkan mainan anak secara rutin 
  • Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya akan kalsium, vitamin C, dan zat besi, karena akan menekan penyerapan timbal di dalam tubuh
  • Memilih cat rumah yang tidak mengandung timbal 
  • Tidak menggunakan air panas dari keran yang berbahan logam timbal untuk membersihkan perlengkapan bayi atau memasak
  • Memakai penyaring air jika pipa air di rumah mengandung timbal
  • Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja atau berada di lingkungan yang berisiko tinggi memaparkan timbal