Operasi rahang adalah tindakan untuk memperbaiki kelainan posisi rahang dan gigi. Operasi ini sering dilakukan sebagai bagian dari operasi plastik untuk menyempurnakan penampilan wajah.

Secara umum, operasi rahang atau bedah ortognatik dilakukan dengan cara memotong tulang rahang dan mengubahnya ke posisi yang benar. Selanjutnya, alat khusus akan dipasang untuk menjaga agar tulang rahang tetap di posisinya.

Ketahui Lebih Jauh Tentang Operasi Rahang - Alodokter

Operasi rahang baru dapat dilakukan setelah rahang tumbuh sempurna, yaitu setelah usia 14 tahun pada wanita dan setelah 17 tahun pada pria.

Tujuan dan Indikasi Operasi Rahang

Selain karena alasan penampilan atau estetika, operasi rahang juga dapat dilakukan oleh dokter bedah plastik atau dokter bedah mulut untuk mengatasi beberapa kondisi di bawah ini:

  • Gigi yang rusak
  • Masalah dalam menggigit, mengunyah, dan berbicara
  • Kesulitan bernapas dan mendengkur akibat sleep apnea
  • Nyeri akibat gangguan pada sendi rahang
  • Cedera atau kelainan lahir pada wajah
  • Mulut yang tidak dapat menutup dengan sempurna
  • Bentuk wajah tidak simetris, seperti dagu kecil, gigi atas tidak sejajar dengan gigi bawah atau sebaliknya, serta gigi yang menjorok ke dalam

Peringatan dan Kontraindikasi Operasi Rahang

Operasi rahang tidak dianjurkan pada pasien yang rahangnya masih dalam masa pertumbuhan, yaitu pria usia di bawah 17 tahun dan wanita usia di bawah 14 tahun.

Pasien perlu memberi tahu dokter jika menderita gangguan pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah. Hal ini karena operasi rahang dapat menyebabkan perdarahan. Pasien juga perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter bedah, terutama mengenai beberapa hal berikut:

  • Kondisi medis yang diderita, terutama bila terdapat gangguan pada mata
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk suplemen dan obat herbal
  • Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan menyalahgunakan NAPZA
  • Operasi yang pernah dilakukan sebelumnya

Sebelum melakukan operasi, dokter akan menjelaskan mengenai tingkat keberhasilan operasi rahang dan komplikasi yang mungkin terjadi, termasuk kemungkinan posisi rahang kembali seperti sebelum dioperasi.

Sebelum Operasi Rahang

Sebelum operasi rahang, dokter akan melakukan foto Rontgen pada area gigi dan rahang untuk melihat bentuk gigi dan rahang yang akan dioperasi. Selanjutnya, dokter gigi spesialis ortodontis dapat memasang kawat gigi pada pasien terlebih dahulu, yaitu sekitar 12–18 bulan sebelum operasi.

Perlu diketahui bahwa pemasangan kawat gigi ini tidak dapat memperbaiki bentuk rahang pasien, tetapi sebatas untuk meluruskan gigi sebelum operasi.

Prosedur Operasi Rahang

Prosedur operasi rahang dapat dilakukan di rahang bagian atas, bagian bawah, atau keduanya. Umumnya, operasi rahang berlangsung selama 2–5 jam, tergantung pada kondisi yang diperbaiki.

Selama tindakan di ruang operasi, pasien tidak akan merasakan apa pun karena akan diberikan bius total. Setelah bius bekerja dan pasien tertidur, dokter akan membuat sayatan di dalam mulut area rahang atas maupun rahang bawah.

Berikut ini adalah proses tindakan operasi rahang yang akan dilakukan oleh dokter:

  • Membuat sayatan di dalam mulut secara vertikal atau horizontal, tergantung pada rahang mana yang akan dioperasi
  • Memotong atau menggeser rahang untuk memperbaiki bentuk atau posisi rahang
  • Memasang alat khusus (pen) setelah rahang berada di dalam posisi yang benar, agar posisi rahang tidak berubah lagi.
  • Mengambil sedikit tulang dari panggul, kaki, atau rusuk, lalu mencangkoknya ke tulang rahang jika diperlukan.

Sayatan operasi tidak akan meninggalkan bekas luka di wajah, karena sayatan dibuat di bagian dalam mulut. Meski demikian, terkadang sayatan kecil perlu dibuat di bagian luar mulut.

Setelah Operasi Rahang

Lama pemulihan pasien setelah operasi berbeda-beda, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan pasien. Namun, masa pemulihan umumnya dapat memakan waktu hingga 2–3 bulan setelah operasi. Berikut ini adalah hal-hal yang terjadi selama masa pemulihan, serta tindakan yang perlu dan tidak boleh dilakukan:

Masa pemulihan operasi rahang di rumah sakit

Setelah operasi selesai dilakukan dan efek obat bius hilang, pasien akan kembali sadar. Pasien akan merasakan kantuk, nyeri, serta kesemutan di sekitar mulut dan wajah.

Sensasi kesemutan muncul akibat efek samping obat bius yang melindungi saraf di sekitar rahang selama operasi. Selain itu, rahang yang dioperasi juga akan mengalami pembengkakan.

Pasien yang menjalani operasi rahang perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama 1–4 hari setelah operasi. Selama rawat inap, dokter akan melakukan pemantauan rutin pada kondisi pasien.

Masa pemulihan operasi rahang setelah pulang ke rumah

Setelah pulang dari rumah sakit, pasien diminta untuk lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut. Pasien juga diminta untuk hanya mengonsumsi makanan yang lunak dan mudah ditelan.

Dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri, serta meminta pasien untuk tidak merokok dan melakukan aktivitas berat setidaknya sampai 3 bulan setelah operasi.

Masa pemulihan setelah operasi rahang tergantung pada kondisi pasien. Pasien yang menjalani operasi rahang umumnya dapat menjalani aktivitas secara normal sekitar 1 bulan setelah operasi. Namun, pasien perlu kontrol rutin ke dokter setidaknya hingga 6 bulan setelah operasi.

Setelah operasi, kawat gigi dan retainer gigi akan tetap digunakan hingga beberapa tahun untuk menyempurnakan bentuk rahang dan menjaga agar posisi rahang tidak berubah.

Komplikasi dan Efek Samping Operasi Rahang

Operasi rahang cenderung aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Namun, pada beberapa kasus, pasien perlu menjalani operasi lanjutan atau perawatan saluran akar gigi.

Pasien juga dapat mengalami sejumlah komplikasi berikut setelah menjalani operasi rahang:

  • Perdarahan
  • Infeksi luka operasi
  • Pembengkakan
  • Cedera saraf
  • Rahang retak
  • Rahang kembali ke posisi semula
  • Mati rasa permanen pada bibir
  • Nyeri pada sendi rahang

Pasien perlu segera ke dokter jika mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Sesak napas tiba-tiba
  • Demam lebih dari 38°C
  • Rasa sakit di area bekas operasi yang tidak membaik, bahkan memburuk
  • Kulit di area operasi kemerahan dan terasa hangat jika disentuh
  • Keluar cairan berbau di area operasi
  • Diare dan muntah secara terus-menerus
  • Jahitan terlepas
  • Perdarahan berat