Sesak napas adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Dalam istilah medis, kondisi ini juga dikenal sebagai dyspnea. Sesak napas merupakan gejala penyakit pada jantung atau paru-paru.

Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius.

Sesak Napas - Alodokter

Penyebab Sesak Napas

Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan fisik atau psikis (psikologis). Sesak napas karena gangguan fisik terjadi karena sistem pernapasan dan sirkulasi darah tidak mampu mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh.

Sedangkan sesak napas akibat gangguan psikis terjadi karena respon tubuh terhadap mekanisme hadapi-atau-lari (fight-or-flight) saat mengalami tekanan mental.

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang kondisi atau gangguan kesehatan yang menyebabkan sesak napas:

Gangguan pada paru-paru

Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru bisa terjadi karena adanya hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau paru-paru yang tidak elastis atau sakit paru. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang pendek (akut) atau panjang (kronis).

Gangguan pada paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas akut antara lain:

Sementara itu, sejumlah gangguan pada paru-paru yang dapat menimbulkan sesak napas kronis adalah:

Gangguan pada jantung

Sesak napas akibat gangguan pada jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah yang kaya oksigen dengan optimal. Sejumlah gangguan pada jantung yang dapat menimbulkan sesak napas adalah:

Gangguan psikis

Sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi jika otot pernapasan mengalami ketegangan sebagai respons dari stres atau serangan panik. Gangguan psikis yang dapat menimbulkan sesak napas, di antaranya:

Faktor risiko sesak napas

Sesak napas dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang sesak napas, yaitu:

Gejala Sesak Napas

Sesak napas ditandai dengan kesulitan dalam bernapas. Penderita sesak napas juga bisa mengalami beragam keluhan lain, seperti:

  • Sensasi dada seperti terikat atau tidak bisa bergerak bebas
  • Perasaan seperti perlu menarik napas lebih banyak atau lebih cepat
  • Tubuh merasa tidak cukup mendapatkan udara
  • Sulit menarik napas yang dalam

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala sesak napas, terutama yang disertai dengan berbagai keluhan, seperti:

  • Sesak napas selama lebih dari 30 menit
  • Nyeri dada seperti tertekan atau tertindih yang dapat menjalar ke leher, rahang, lengan, atau punggung
  • Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
  • Batuk dan demam
  • Suara mengi atau suara siulan pada saat menarik dan mengembuskan napas
  • Kebiruan pada bibir dan kuku
  • Sesak napas memburuk, terutama saat berbaring
  • Mual

Jika Anda menderita sesak napas akut yang sering kambuh, seperti asma, lakukan penanganan di rumah sesuai instruksi dokter. Namun, bila keluhan tidak membaik, segera cari pertolongan medis.

COVID-19 bisa menyebabkan gejala sesak napas, tetapi kondisi ini tidak selalu memerlukan penanganan darurat.Jika sesak napas disertai gejala lain, seperti demam, batuk, dan kelelahan, lakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi di fasilitas lain yang tersedia.

Selama isolasi, lakukan pengamatan pada gejala atau kadar oksigen darah Anda menggunakan oksimeter jika ada. Bila Anda mengalami kesulitan bernapas atau kadar oksigen darah Anda menurun, segera cari pertolongan medis ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

Diagnosis Sesak Napas

Untuk mendiagnosis sesak napas, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kapan gejala mulai muncul. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:

  • Oksimeter nadi, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan seberapa efisien oksigen mengalir dalam darah
  • Tes spirometri, untuk mengetahui seberapa banyak udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan serta kapasitas paru-paru
  • Tes darah, untuk mendeteksi infeksi dan mengukur kadar hemoglobin dalam darah
  • Foto Rontgen atau CT scan dada, untuk mendeteksi gangguan di paru-paru atau jantung
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung

Pengobatan Sesak Napas

Tujuan pengobatan sesak napas adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani sesak napas adalah:

  • Pemberian oksigen tambahan, untuk mempertahankan kadar oksigen dalam darah
  • Pemberian obat sesak berupa inhaler atau bronkodilator, seperti salbutamol, ipratoprium bromide, dan aminofilin, untuk sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas, seperti asma
  • Pemberian antibiotik, untuk sesak napas yang disebabkan oleh gangguan paru akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis kronis atau pneumonia
  • Pemberian suplemen zat besi, untuk sesak napas yang disebabkan oleh anemia
  • Pemberian obat, seperti diuretik, obat aritmia, atau obat hipertensi, untuk menangani gangguan jantung
  • Pemasangan chest tube, untuk sesak napas yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumothorax

Selain menjalani pengobatan dari dokter, pasien juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah kekambuhan gejala.

Komplikasi Sesak Napas

Kekurangan oksigen adalah salah satu efek dari terjadinya sesak napas. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa linglung hingga penurunan kesadaran.

Jika tidak segera ditangani, sesak napas dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti:

Pencegahan Sesak Napas

Sesak napas dan kekambuhannya bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:

  • Menghindari paparan asap rokok, polutan, dan alergen
  • Berhenti merokok
  • Berolahraga secara rutin
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian
  • Minum air putih yang cukup untuk menjaga keseimbangan lendir di saluran pernapasan
  • Menghindari aktivitas di tempat dengan cuaca sangat panas atau sangat dingin yang dapat memicu sesak napas akibat penyakit paru-paru kronis
  • Menjalani perawatan rutin untuk penyakit yang diderita, seperti asma atau bronkitis
  • Mencukupi waktu istirahat dan tidur malam
  • Mengelola stres dengan baik