Radang vagina atau vaginitis ditandai dengan rasa nyeri dan gatal di vagina serta keputihan yang berbau. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya infeksi bakteri atau jamur. Dengan mengetahui penyebab dan gejalanya, langkah penanganan dan pencegahan pun dapat Anda lakukan.

Radang vagina merupakan salah satu penyakit yang umum dialami wanita. Ada berbagai kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan di vagina, yaitu kehamilan, konsumsi pil KB atau obat antibiotik, menopause, serta penggunaan pakaian dalam yang lembap dan terlalu ketat.

Ketahui Penyebab Radang Vagina dan Gejalanya - Alodokter

Tak hanya itu, beberapa penyakit juga bisa membuat seorang wanita rentan mengalami radang vagina, seperti penyakit diabetes yang tidak terkontrol, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan gangguan tiroid.

Peradangan di vagina umumnya bisa sembuh bila diobati sesuai penyebabnya. Oleh karena itu, mengetahui penyebab radang vagina sangatlah penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Penyebabnya bisa dikenali dari gejala-gejala yang muncul.

Berbagai Penyebab Radang Vagina dan Gejalanya

Berikut ini adalah berbagai penyebab radang vagina beserta gejalanya yang perlu Anda ketahui:

1. Infeksi bakteri

Radang vagina umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di vagina, sehingga memicu infeksi. Kondisi ini dapat ditandai dengan keputihan berwarna putih kelabu dan berbau amis yang biasanya keluar setelah berhubungan seksual.

Infeksi bakteri ini paling sering dialami oleh wanita yang aktif secara seksual. Selain itu, cara membersihkan organ intim yang salah dengan membasuhnya dari bagian anus ke alat kelamin juga bisa membawa bakteri ke dalam vagina.

2. Infeksi jamur

Infeksi jamur juga menjadi penyebab umum radang vagina. Jamur sebenarnya secara alami ada di vagina. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkontrol, jamur bisa menyebabkan infeksi dan peradangan di vagina.

Pertumbuhan jamur yang berlebih di vagina ini biasanya terjadi karena konsumsi obat antibiotik, penyakit diabetes yang tidak terkontrol, dan perubahan hormonal seperti kehamilan. Beberapa gejala radang vagina akibat infeksi jamur meliputi:

  • Keputihan yang terlihat kental dan menggumpal
  • Rasa gatal di vagina
  • Vagina bengkak dan kemerahan

3. Infeksi virus

Infeksi virus juga bisa menyebabkan peradangan di vagina. Jenis virus yang paling umum menimbulkan peradangan adalah virus herpes simpleks atau virus HPV. Kedua virus ini bisa menyebar melalui kontak fisik saat berhubungan seksual.

Infeksi virus herpes sering kali menimbulkan lepuhan pada vagina yang terasa menyakitkan. Sementara itu, virus HPV biasanya ditandai dengan tumbuhnya kutil kelamin yang terasa sangat gatal.

4. Penyakit menular seksual

Infeksi menular seksual yang paling umum menyebabkan radang vagina adalah trikomoniasis dan klamidia. Keduanya ditularkan melalui hubungan intim. Penyakit menular seksual ini biasanya terjadi pada wanita yang bergonti-ganti pasangan seksual.

Radang vagina akibat infeksi menular seksual dapat ditandai dengan gejala berikut ini:

  • Keputihan berbusa dan berwarna kuning kehijauan yang berbau busuk
  • Gatal dan nyeri pada vagina
  • Sensasi panas saat buang air kecil
  • Sakit perut bagian bawah
  • Nyeri vagina saat berhubungan seksual

5. Penggunaan sabun pembersih vagina

Tak hanya karena infeksi, radang vagina juga bisa terjadi karena paparan bahan kimia, seperti cairan pembersih vagina, sabun yang mengandung parfum, maupun tisu khusus untuk area kewanitaan. Penggunaannya yang terlalu sering bisa meningkatkan risiko terjadinya radang vagina.

Selain itu, mencuci bagian dalam vagina (douching) dengan cairan iritan juga dapat menimbulkan peradangan di vagina. Gejalanya bisa berupa gatal dan nyeri di vagina, kulit di sekitar vagina tampak kering, serta keputihan yang banyak dan kental.

Selain berbagai penyebab di atas, radang vagina juga bisa terjadi akibat atrofi vulvovaginal, pascaoperasi pengangkatan rahim, perubahan hormonal yang sering dialami oleh wanita menopause, menyusui, dan pascamelahirkan. Kondisi ini juga biasanya menyebabkan vagina kering, gatal, nyeri, dan terasa panas.

Meski penyebab radang vagina bermacam-macam, pencegahan penyakit ini umumnya sama, yaitu tidak bergonti-ganti pasangan seksual serta merawat dan menjaga kesehatan vagina dengan benar, seperti membasuhnya dari arah depan ke belakang, menjaganya tetap kering, dan memakai celana dalam berbahan katun.

Jika Anda mengalami berbagai gejala radang vagina di atas atau berisiko tinggi terkena radang vagina, cobalah konsultasikan ke dokter untuk mengetahui langkah pencegahan serta penanganan yang tepat dan sesuai penyebabnya.