Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan gatal di vagina dan keputihan. Berbeda dengan keputihan normal yang tidak berbau, keputihan yang dialami penderita vaginitis berbau tidak sedap.

Vagina secara alami terus memproduksi cairan, yang jumlah dan teksturnya bisa berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi. Pada kondisi tertentu, cairan vagina akan lebih kental dan banyak, lalu muncul sebagai keputihan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua keputihan merupakan gejala vaginitis.

alodokter-vaginitis

Vaginitis atau radang vagina dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual. Kondisi ini perlu segera ditangani, terutama pada ibu hamil, karena berisiko menyebabkan bayi terlahir prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.

Penyebab Vaginitis

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan vaginitis. Akan tetapi, sebagian besar kasus vaginitis disebabkan oleh infeksi bakteri.

Keberadaan bakteri di vagina sebenarnya merupakan hal yang normal selama jumlahnya seimbang. Vaginitis terjadi ketika jumlah bakteri ‘baik’ dan bakteri ‘jahat’ di vagina tidak seimbang.

Selain karena infeksi bakteri, penyebab lain vaginitis adalah:

  • Infeksi jamur, akibat perkembangan jamur yang berlebihan di vagina
  • Infeksi cacing kremi yang menjalar dari anus
  • Iritasi atau reaksi alergi pada vagina, misalnya akibat penggunaan pembersih kewanitaan
  • Penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, klamidia, dan herpes genital
  • Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen, misalnya setelah menopause atau setelah operasi pengangkatan rahim (histerektomi)

Faktor Risiko Vaginitis

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita menderita vaginitis, yaitu:

  • Bergonta-ganti pasangan seksual
  • Menderita diabetes yang tidak terkontrol
  • Melakukan vaginal douching atau membersihkan bagian dalam vagina
  • Sering mengenakan celana yang lembab atau ketat
  • Menggunakan KB spiral atau spermisida
  • Menggunakan produk pembersih kewanitaan
  • Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik atau kortikosteroid
  • Perubahan hormon akibat kehamilan atau konsumsi pil KB

Gejala Vaginitis

Gejala vaginitis sangat beragam, tetapi yang sering kali muncul adalah:

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter bila muncul gejala-gejala di atas, terutama bila:

  • Gejala yang dialami terasa mengganggu
  • Gejala disertai demam, menggigil, dan nyeri panggul
  • Ada riwayat bergonta-ganti pasangan seksual

Diagnosis Vaginitis

Guna memastikan vaginitis, dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan kadar asam dan basa vagina, atau disebut juga pH vagina
  • Pemeriksaan bagian dalam vagina, untuk melihat tanda peradangan
  • Pemeriksaan sampel cairan vagina di laboratorium, untuk mengetahui penyebab vaginitis

Pengobatan Vaginitis

Pengobatan vaginitis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara umum, pengobatan tersebut meliputi:

  • Pemberian obat antibiotik
    Metronidazole dan clindamycin adalah jenis antibiotik yang paling sering digunakan pada vaginitis yang disebabkan oleh bakteri.
  • Pemberian obat antijamur
    Vaginitis akibat infeksi jamur dapat diatasi dengan obat antijamur, seperti miconazole, clotrimazole, atau fluconazole.
  • Terapi pengganti hormon
    Terapi pengganti hormon digunakan untuk mengatasi vaginitis yang dipicu oleh penurunan hormon estrogen.

Sedangkan untuk mengatasi vaginitis yang disebabkan oleh iritasi atau alergi, dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari pemicunya, seperti sabun pembersih vagina atau kondom berbahan dasar lateks. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan peradangan dan gatal.

Komplikasi Vaginitis

Vaginitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri (vaginosis bakterialis) dan Trichomonas vaginalis (trikomoniasis) dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi menular seksual lain, seperti HIV. Selain itu, ibu hamil dengan vaginosis bakterialis atau trikomoniasis berisiko tinggi mengalami kelahiran prematur.

Pencegahan Vaginitis

Vaginitis dapat dicegah dengan melakukan sejumlah upaya sederhana di bawah ini:

  • Bersihkan vagina dengan air tanpa menggunakan sabun, dan hindari membasuh bagian dalam vagina.
  • Selalu bersihkan vagina dari arah depan ke belakang setiap kali selesai buang air, dan pastikan menyeka vagina hingga benar-benar kering
  • Seka area kemaluan hingga benar-benar kering sebelum mengenakan celana dalam agar celana tidak lembap.
  • Hindari penggunaan benda yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada vagina, seperti pembalut yang mengandung pewangi atau sabun pembersih vagina.
  • Lakukan hubungan seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom atau tidak bergonta-ganti pasangan.
  • Gunakan air hangat bila ingin berendam, jangan air yang terlalu
  • Pilih celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun.
  • Kontrol kadar gula darah bila menderita diabetes.