Locked-in syndrome adalah kondisi langka yang membuat penderitanya tidak bisa menggerakkan hampir seluruh tubuh, kecuali otot-otot mata. Penderita kelainan ini sadar dan dapat berpikir jernih, tetapi tidak mampu berbicara atau bergerak serta hanya dapat berkomunikasi melalui gerakan mata atau kedipan.

Locked-in syndrome bisa terjadi secara tiba-tiba dan sering kali menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi penderita maupun keluarganya. Kondisi ini umumnya terjadi akibat kerusakan pada batang otak, yaitu bagian otak yang mengatur pergerakan, napas, dan fungsi-fungsi vital lainnya. 

Locked-in Syndrome

Penderita locked-in syndrome tetap sadar dengan lingkungan sekitarnya, serta dapat mendengar dan memahami pembicaraan orang lain. Akan tetapi, mereka tidak mampu mengekspresikan diri secara fisik kecuali dengan gerakan mata. Maka dari itu, diagnosis dan terapi yang tepat penting untuk memperbaiki kualitas hidup penderitanya.

Penyebab Locked-in Syndrome

Locked-in syndrome biasanya disebabkan oleh gangguan atau cedera pada batang otak, terutama bagian yang disebut pons. Kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan locked-in syndrome, antara lain:

  • Stroke pada batang otak (pons), baik akibat penyumbatan atau pecah pembuluh darah
  • Cedera kepala berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas
  • Tumor otak yang menekan batang otak
  • Infeksi otak berat, seperti ensefalitis atau meningitis
  • Kelainan pembuluh darah di otak (malformasi vaskular)
  • Penyakit neurodegeneratif tertentu, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS)

Gejala Locked-in Syndrome

Gejala yang umum dialami penderita locked-in syndrome meliputi:

  • Kelumpuhan hampir seluruh tubuh (tetraplegia), kecuali otot-otot mata
  • Sadar penuh dan kemampuan berpikir tetap normal
  • Tidak bisa berbicara (anarthria) atau menggerakkan wajah, tangan, atau kaki
  • Bisa mengedipkan mata atau menggerakkan bola mata ke atas atau bawah 
  • Kesulitan bernapas

Pada beberapa kasus, penderita locked-in syndrome masih bisa menggerakkan jari kaki atau otot tertentu, tetapi sangat terbatas.

Kapan harus memeriksakan diri ke dokter

Locked-in syndrome adalah kondisi darurat medis. Segera ke IGD di rumah sakit terdekat jika orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Kelumpuhan mendadak hampir seluruh tubuh
  • Kesulitan berbicara atau tidak bisa bicara sama sekali
  • Gangguan pernapasan, tetapi tetap sadar

Diagnosis Locked-in Syndrome

Untuk mendiagnosis locked-in syndrome, dokter akan menanyakan kepada keluarga pasien terkait gejala, penyebab keluhan, serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan saraf untuk menilai kesadaran, respons mata, serta kemampuan gerak pasien.

Untuk memastikan kondisi dan penyebab keluhan, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • MRI kepala, untuk melihat kerusakan atau kelainan pada batang otak
  • CT scan kepala, untuk mendeteksi perdarahan, tumor, atau cedera lainnya
  • Tes darah dan cairan serebrospinal, untuk mencari tanda-tanda infeksi pada otak

Pengobatan Locked-in Syndrome

Pengobatan locked-in syndrome bertujuan untuk menangani penyebabnya, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Metode pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Perawatan intensif di rumah sakit, termasuk penggunaan alat bantu pernapasan, pemberian asupan nutrisi, dan pengawasan ketat
  • Rehabilitasi fisik, terapi okupasi, serta terapi wicara, untuk menjaga fungsi tubuh yang masih bisa digerakkan dan melatih komunikasi menggunakan bahasa isyarat
  • Penggunaan alat komunikasi berbasis gerakan mata atau teknologi khusus
  • Penanganan penyakit penyebab locked-in syndrome, seperti stroke, infeksi, atau tumor otak, sesuai rekomendasi dokter

Komplikasi Locked-in Syndrome

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi bila locked-in syndrome tidak ditangani dengan tepat adalah:

  • Infeksi paru-paru (pneumonia), akibat sulit menelan dan terbatasnya mobilitas
  • Malnutrisi dan dehidrasi
  • Luka tekan (ulkus dekubitus) karena lama berbaring
  • Trombosis vena dalam

Pencegahan Locked-in Syndrome

Tidak semua kasus locked-in syndrome dapat dicegah. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini, yaitu:

  • Menjalani pengobatan sesuai saran dokter jika memiliki kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi
  • Menggunakan alat keselamatan saat berkendara dan bekerja untuk mencegah cedera kepala
  • Menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit pembuluh darah dan infeksi berat