Mammografi atau mammogram adalah tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya. Pemeriksaan mammografi menggunakan teknologi foto Rontgen.

Mammografi bertujuan untuk memeriksa dan mendeteksi berbagai bentuk kelainan pada payudara, seperti kanker payudara, tumor jinak payudara, kista payudara, atau penumpukan kalsium (kalsifikasi) di jaringan payudara.

Mammografi, Ini yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Jenis Mammografi

Berdasarkan tujuannya, mammografi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:

Mammografi skrining (screening mammography)

Mammografi skrining dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada payudara, walau tidak ada keluhan, tanda, atau kelainan yang dapat dilihat atau dirasakan. Tujuan mammografi skrining adalah untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, terutama pada golongan yang berisiko.

Mammografi diagnostik (diagnostic mammography)

Mammografi diagnostik dilakukan untuk mencari tahu penyebab munculnya keluhan atau perubahan pada payudara, seperti nyeri, benjolan, perubahan warna kulit di sekitar payudara, penebalan puting, atau keluarnya cairan dari puting.

Mammografi diagnostik juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil mammografi skrining yang tidak normal.

Indikasi Mammografi

Mammografi disarankan untuk dilakukan 1 atau 2 tahun sekali, dimulai sejak usia 40 tahun. Mammografi juga bisa dilakukan sebelum usia 40 tahun bagi wanita yang dinilai berisiko mengalami kanker payudara, misalnya memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.

Mammografi juga dilakukan pada wanita yang mengalami gangguan pada payudara, seperti:

  • Benjolan di payudara
  • Perubahan kulit payudara menjadi tebal dan berbintik-bintik seperti kulit jeruk
  • Nyeri payudara
  • Keluar cairan dari puting
  • Perubahan pada puting

Peringatan Mammografi

Jika Anda berencana menjalani mammografi, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sebelum pemeriksaan, yaitu:

  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui, karena pancaran radiasi pada mammografi dapat mengganggu pertumbuhan janin.
  • Beri tahu dokter jika memiliki implan payudara, karena bahan pada implan dapat mengaburkan gambar hasil mammografi.
  • Beri tahu dokter jika sebelumnya pernah menjalani biopsi payudara.
  • Hindari menjalani tes mammografi saat menstruasi, karena payudara akan terasa lebih kencang dan nyeri selama prosedur. Jadwalkan mammografi 1–2 minggu setelah menstruasi selesai.
  • Beri tahu dokter kondisi kesehatan terkini dan obat-obatan, suplemen, termasuk produk herbal yang sedang digunakan, karena kondisi kesehatan atau penggunaan obat tertentu dikhawatirkan dapat menghambat pemeriksaan.

Sebelum Mammografi

Pasien yang akan menjalani mammografi sebaiknya menghindari konsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, soda, dan coklat, setidaknya 5–7 hari sebelum pemeriksaan.

Jika sudah pernah melakukan pemeriksaan mammografi sebelumnya, pasien disarankan untuk membawa hasil tes tersebut agar dapat digunakan sebagai perbandingan.

Selain itu, ada beberapa hal yang juga harus diketahui pasien di hari saat pemeriksaan berlangsung, yaitu:

  • Jangan menggunakan deodoran, losion, krim, bedak, atau parfum di sekitar payudara dan ketiak, karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
  • Lepaskan perhiasan atau aksesoris logam, terutama yang dipakai di bagian leher dan dada.
  • Konsumsilah obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, 1 jam sebelum pemeriksaan, jika khawatir terhadap rasa sakit saat pemeriksaan.
  • Kenakan pakaian model dua potong (baju dan celana) untuk memudahkan pemeriksaan.

Prosedur Mammografi

Keseluruhan pemeriksaan mammografi umumnya memerlukan waktu sekitar 30 menit. Mammografi dapat dilakukan dalam posisi duduk atau berdiri, tergantung pada jenis peralatan yang digunakan di rumah sakit atau klinik tempat pasien menjalani pemeriksaan.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan pada prosedur mammografi:

  • Dokter akan terlebih dulu meminta pasien untuk melepas baju atasan dan bra. Pasien akan mengenakan baju yang disediakan dari rumah sakit.
  • Pasien akan berdiri atau duduk di depan mesin X-ray mammografi, kemudian dokter akan memosisikan payudara di antara dua pelat, yang akan menekan payudara dan meratakan jaringan di dalamnya.
  • Dokter akan mengambil gambar payudara dari beberapa sudut. Pada setiap pengambilan gambar, pasien akan diminta untuk menahan napas.
  • Proses pengambilan gambar akan berlangsung selama beberapa detik. Jika di tengah pemeriksaan pasien mengeluhkan nyeri atau sensasi tidak nyaman, tekanan pada payudara bisa disesuaikan.

Setelah mammografi selesai, dokter akan memeriksa kualitas gambar terlebih dulu. Jika hasil gambar kurang jelas, dokter mungkin akan mengulang mammografi atau menyarankan pasien melakukan USG payudara.

Setelah Mammografi

Pasien akan mendapatkan hasil mammografi dalam bentuk foto Rontgen. Hasil dari mammografi dapat menunjukkan jika terdapat kelainan pada jaringan payudara, seperti:

  • Penumpukan kalsium, yang bisa disebabkan oleh peradangan, bekas biopsi, atau tumor jinak
  • Benjolan yang bisa keras atau berisi cairan (kista)
  • Tumor jinak atau ganas (kanker)
  • Jaringan payudara yang lebih padat dari normalnya

Meski dinilai sangat efektif untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, pada beberapa kasus, mammografi tidak dapat langsung menentukan diagnosis kanker pada pemeriksaan pertama.

Tergantung pada hasil mammografi pertama, dokter bisa menyarankan pasien untuk menjalani prosedur lebih lanjut, antara lain mammografi ulang, pemindaian dengan USG atau MRI, dan pengambilan sampel jaringan (biopsi).

Risiko dan Komplikasi Mammografi

Paparan radiasi memang salah satu faktor risiko pertumbuhan sel kanker. Namun, radiasi yang dihasilkan pada mammografi sangat rendah. Dengan kata lain, manfaat yang diperoleh dari mammografi lebih besar daripada risiko radiasinya.

Kendati mammografi adalah prosedur yang aman, tetap ada beberapa risiko yang mungkin terjadi, yaitu:

Hasil positif palsu

Hasil positif palsu adalah hasil mammografi yang menunjukkan kelainan, padahal sebenarnya tidak terdapat sel kanker di payudara pasien. Oleh karena itu, pasien yang hasil pemeriksaannya tidak normal disarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis.

Hasil negatif palsu

Perlu diketahui, mammografi tidak dapat mendeteksi semua kanker payudara. Oleh karena itu, hal ini memungkinkan munculnya hasil negatif palsu, yaitu ketika hasil pemeriksaan tidak menunjukkan kelainan, padahal sebenarnya ada sel kanker di payudara pasien.

Hasil negatif palsu dapat terjadi jika sel kanker di payudara pasien sangat kecil atau terletak di area yang sulit dijangkau oleh mammografi, seperti di area ketiak. Kemungkinan mammografi memberikan hasil negatif palsu adalah 20%.

Implan pecah atau rusak

Plat yang digunakan untuk meratakan payudara dapat memecahkan atau merusak implan payudara. Pasien yang mengalami kondisi tersebut harus menjalani operasi untuk mengganti implan yang rusak.