Ada beberapa jenis operasi jantung yang dapat dilakukan untuk memperbaiki berbagai masalah pada organ jantung. Dengan melakukan operasi jantung, fungsi jantung dapat bekerja lebih baik, sehingga dapat memperpanjang harapan hidup penderita gangguan jantung.

Penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Setidaknya, satu dari empat kematian orang di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Peningkatan jumlah orang yang terkena penyakit jantung juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

6 Jenis Operasi Jantung yang Perlu Diketahui - Alodokter

Guna mengurangi tingkat kematian akibat penyakit ini, operasi jantung biasanya akan dilakukan. Jenis operasi jantung yang direkomendasikan biasanya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan, sehingga kualitas hidup penderita penyakit jantung dapat menjadi lebih baik.

Kondisi yang Perlu Ditangani dengan Operasi Jantung

Operasi jantung dapat dilakukan untuk memperbaiki kerusakan dan kelainan pada jantung, mengganti katup jantung, memasang alat pacu jantung, hingga mengganti jantung yang rusak dengan jantung yang sehat.

Berikut ini adalah beberapa macam penyakit jantung yang perlu ditangani dengan operasi jantung:

Selain itu, prosedur operasi jantung juga dapat dilakukan pada anak-anak untuk mengatasi penyakit jantung bawaan yang merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung sejak lahir.

Berbagai Jenis Operasi Jantung

Jenis operasi jantung akan direkomendasikan dokter karena akan disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Berikut ini adalah beberapa jenis operasi jantung beserta penyakit jantung yang dapat diatasinya:

1. Operasi bypass jantung (CABG)

Operasi bypass jantung (CABG) merupakan tindakan bedah untuk mengatasi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung pada penderita penyakit jantung koroner.

Prosedur ini dilakukan dengan cara mencangkok pembuluh darah yang sehat dari bagian tubuh lain untuk menggantikan fungsi pembuluh darah jantung yang tersumbat. Dengan begitu, aliran darah dan oksigen ke area jantung bisa kembali normal.

Setelah proses operasi bypass jantung, diharapkan gejala penyakit jantung koroner, seperti angina akan mereda dan risiko serangan jantung pun akan berkurang.

2. Operasi katup jantung

Operasi katup jantung merupakan prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung yang mengalami kerusakan agar jantung dapat berfungsi normal kembali.

Jika katup jantung masih dapat dipertahankan, dokter akan melakukan perbaikan pada katup jantung dengan beberapa cara, seperti menutup lubang pada katup jantung, menghubungkan kembali katup jantung yang terpisah, dan memperkuat jaringan di sekitar katup jantung.

Namun, bila katup jantung tidak dapat diperbaiki, dokter akan melakukan penggantian katup jantung. Katup jantung yang rusak dapat diganti dengan katup jantung mekanis atau katup jantung dari pendonor.

3. Angioplasti koroner (PCI)

Angioplasti koroner adalah salah satu jenis operasi jantung yang dilakukan untuk membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan balon khusus di bagian pembuluh darah yang tersumbat, yang selanjutnya akan dikembungkan untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat.

Angioplasti kerap dikombinasikan dengan penempatan tabung kawat kecil (stent atau ring) yang bertujuan untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan mencegahnya kembali menyempit.

Meski memiliki tujuan yang serupa dengan operasi bypass, yaitu meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung, angioplasti tidak disarankan untuk pasien yang memiliki otot jantung lemah, menderita diabetes, atau memiliki banyak pembuluh darah jantung yang bermasalah.

4. Ablasi jantung

Ablasi jantung merupakan operasi jantung yang dilakukan untuk mengatasi aritmia atau gangguan irama jantung. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuat sayatan pada paha atau leher untuk memasang kateter di pembuluh darah yang menuju ke jantung.

Di bagian ujung kateter terdapat elektroda yang berfungsi untuk menghancurkan sebagian kecil jaringan jantung yang menyebabkan gangguan irama jantung. Jika dibiarkan tanpa penanganan, aritmia dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa penderitanya.

5. Implan alat pacu jantung atau ICD (implantable cardioverter defibrillator)

Alat pacu jantung (pacemaker) dan ICD merupakan alat yang digunakan untuk mengatasi aritmia dan mengatur irama jantung. Meski sama-sama digunakan untuk mengendalikan irama jantung, kedua alat ini memiliki perbedaan.

Alat pacu jantung dapat mengendalikan irama jantung yang tidak normal dengan cara mengirimkan dorongan listrik bertenaga rendah pada jantung. Dengan demikian, jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan optimal.

Sementara itu, ICD dapat mengalirkan aliran listrik yang lebih tinggi pada jantung saat gangguan pada irama jantung terdeteksi. Oleh karena itu, ICD digunakan pada penderita aritmia yang lebih berisiko mengalami henti jantung mendadak.

6. Transplantasi jantung

Transplantasi jantung merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk menggantikan jantung yang sudah rusak dengan jantung dari donor yang sehat. Prosedur ini umumnya dilakukan pada penderita gagal jantung stadium akhir.

Meski semakin canggih dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, operasi transplantasi jantung juga memiliki risiko, seperti reaksi penolakan tubuh terhadap jantung yang baru. Namun, kondisi ini bisa diminimalisir dengan mengonsumsi obat imunosupresan.

Jika dilakukan dengan tepat, operasi jantung dapat meningkatkan kualitas dan peluang hidup penderita penyakit jantung. Bahkan, operasi jantung dapat memperpanjang usia penderita hingga 10 tahun ke depan atau lebih.

Namun, peluang untuk memiliki umur yang panjang tentu akan terbuka lebar jika Anda juga menerapkan pola hidup sehat. Caranya yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara rutin, dan berhenti merokok.

Itulah informasi mengenai operasi jantung yang perlu untuk diketahui. Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter, jika Anda mengalami gejala dari penyakit jantung, seperti jantung berdebar, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, nyeri di leher atau punggung, hingga mudah lelah.

Ini dilakukan supaya penyakit jantung dapat terdeteksi dengan cepat, sehingga Anda mendapatkan penanganan yang sesuai.